Kisah sipir penjara Guantanamo masuk Islam
Merdeka.com - Terry Holdbrooks Jr, 29, kini memelihara janggut lebat. Jika pergi ke restoran dia akan memilih duduk di meja yang menghadap tembok. Dia juga kerap memalingkan wajah dari hadapan kamera.
Holdbrooks mengatakan dia mempelajari Islam sejak menjadi sipir di penjara Amerika Serikat di Teluk Guantanamo pada 2003-2004. Dia mengaku sering berdiskusi hingga larut malam dengan tahanan muslim selama bertugas di sana. Dari banyak diskusi itulah dia semakin mengenal Islam dan akhirnya memutuskan memeluk Islam, seperti dilansir Al.com, Ahad (26/5).
Dia menuturkan kisah hidupnya itu di Pusat Islam Huntsville, Amerika Serikat, Sabtu lalu, di hadapan sekitar 80 orang.
-
Siapa yang sering menghadiri majelis pengajian? Kerap Hadiri Majelis Febry ternyata sering menghadiri majelis pengajian, menunjukkan tekadnya untuk terus meningkatkan diri meskipun sudah memiliki jabatan tinggi.
-
Bagaimana Abul belajar bahasa Inggris? Di usianya yang masih muda, ternyata dia sudah banyak belajar, salah satunya pake bahasa Inggris.
-
Siapa yang pernah belajar di pondok pesantren? Anak sulungnya, Laura Meizani Nasseru Asry, memilih untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren setelah menyelesaikan Sekolah Dasar.
-
Apa yang dilakukan Issa dalam acara pengajian? Baru-baru ini, dalam acara pengajian untuk kehamilan kedua Nikita, Issa terlihat tersenyum manis sambil memegang perut hamil ibunya.
-
Dimana Bilal belajar ilmu agama? Ketika berada di Tarim, Bilal akan menggali ilmu di bawah bimbingan Habib Salim, anak dari Habibi Umar bin Hafidz.
-
Bagaimana Ibnu Abbas belajar ilmu? Ia berkata, 'Ayo kita temui sahabat-sahabat Rasulullah. Mumpung mereka masih banyak yang hidup.'
Terkait berita baru-baru ini tentang aksi mogok makan 102 tahanan dari total 166 orang tahanan Guantanamo, dia mengatakan para tahanan itu seharusnya sudah dibebaskan lima atau enam tahun lalu.
"Mereka sudah putus asa. Mereka memutuskan lebih baik mati. Salah satu dari mereka bahkan berat badannya hanya 31 kilogram," kata Holdbrooks.
Dia saat ini tengah berkeliling dengan Khalil Meek, wakil pendiri sekaligus direktur eksekutif komunitas muslim Texas. Mereka sedang menggalang dana untuk organisasi nir-laba membela hak asasi kaum muslim yang perlu bantuan hukum.
"Saya juga menulis kisah saya ini dalam buku yang mudah dicerna orang awam. Mereka akan paham bahwa penjara Guantanamo adalah sesuatu yang memalukan. Saya memang sudah menjadi muslim tapi saya bukan pengkhianat," kata Holdbrooks.
Salah satu tugas dia ketika jadi sipir di Guantanamo adalah mengawal tahanan untuk proses interogasi dan membawa mereka kembali ke dalam selnya. Holdbrooks tahu betul bagaimana tingkat stres para tahanan ketika menghadapi pertanyaan yang diulang-ulang dan selama penyiksaan.
"Bagaimana mungkin Anda masih bisa tersenyum di Guantanamo? Bagaimana Anda bisa percaya ada Tuhan yang melindungi Anda?" tanya dia suatu kali kepada seorang tahanan.
"Saya senang menghabiskan waktu di Guantanamo. Allah sedang menguji keimanan saya. Kapan lagi saya punya waktu mempelajari Alquran dan bisa membacanya dalam bahasa Arab dan melatih mental?" jawab sang tahanan.
Seiring perjalanan waktu Holdbrooks semakin mengenal pribadi para tahanan. Dia juga kian sering berdiskusi hingga larut malam membahas berbagai hal dari mulai etika, filsafat, sejarah, dan agama. Holdbrooks menjadi paham bahwa serangan 9 September itu sesungguhnya bukan ajaran Islam.
Ketika dia sudah tidak lagi bertugas di Guantanamo, Holdbrooks mempelajari Islam lewat INternet. Tahanan yang sering menjadi temannya berdiskusi, seorang mantan koki dari Inggris, menghadiahinya sebuah kitab suci Alquran.
Holdbrooks mengaku telah mempelajari agama Kristen, Buddha, dan Yahudi semasa mudanya dan tak pernah menemukan kedamaian seperti dalam Alquran. Untuk pertama kali dia mengaku menemukan ajaran paling masuk akal.
"Dari awal hingga akhir ayat Alquran masuk akal. Tidak ada pertentangan dalam ayat-ayatnya. Ini bukan sulap. Ini hanya ajaran sederhana untuk menjalani kehidupan."
Setelah mempelajari Alquran dan banyak berdiskusi selama tiga bulan akhirnya Holdbrooks menyatakan ingin masuk Islam.
"Jangan," kata teman tahanan Holdbrooks itu.
Temannya itu mengatakan masuk Islam berarti Holdbrooks harus meninggalkan gaya hidupnya selama ini dan mau berubah. Dia harus berhenti mabuk, mengkonsumsi narkotika, bertato, dan hal lain yang dilarang Islam.
Sedikit demi sedikit Holdbrooks mau berubah. Dia pun bisa merasakan jasmani dan rohaninya semakin sehat. Akhirnya Holdbrooks pun menikah. Pada Desember 2003 Holdbrooks akhirnya mantap mengucapkan syahadat.
"Ketika saya berjalan mendekati Islam, Islam berlari mendekati saya," kata dia. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah akun Tik Tok bernama Riny Garner membagikan kisah mualaf suaminya yang kini jadi muslim.
Baca SelengkapnyaCerita eks wartawan surat kabar di London pernah ditangkap di Afghanistan.
Baca SelengkapnyaBegini jadinya bila siswa Seba Polri izin masuk masjid pakai Bahasa Arab ke komandan.
Baca SelengkapnyaPegi Setiawan menceritakan pengalamannya saat berada di dalam sel tahanan.
Baca SelengkapnyaDalam kegiatan yang dilaksanakan selama Ramadan, para santri difabel tunarungu itu belajar mengaji dengan menggunakan bahasa isyarat.
Baca SelengkapnyaPolisi Amerika ini nekat datangi masjid yang sedang gelar pengajian. Tak diduga ia minta dibantu agar bisa memeluk agama Islam menjadi seorang mualaf.
Baca SelengkapnyaPegi mengaku sempat berpindah blok saat berada di dalam penjara
Baca SelengkapnyaAwalnya ia sempat dirundung rasa keraguan karena telah dua kali datang ke masjid namun tak bertemu siapapun.
Baca SelengkapnyaCara masuk Islam ini menarik untuk disimak. Ketahui syarat dan kedudukan mualaf dalam Islam.
Baca Selengkapnya