Kisah tukang sapu berkaki satu tak pernah libur kerja bikin haru
Merdeka.com - Banyak orang mengeluh akan pekerjaan dan tuntutan hidup setiap harinya. Padahal sudah ditunjang dengan berbagai fasilitas yang ada. Seorang pria asal China bernama Shang Wuyi (46) justru merasakan hal sebaliknya.
Meski terlahir tuli dan bisu dengan satu kaki yang diamputasi, Shang tidak pernah kehilangan semangatnya untuk bekerja. Selama 12 tahun, Shang dengan tekun menjalani profesinya sebagai penyapu jalan. Bahkan dalam kurun waktu tersebut, Shang tidak pernah mengambil libur satu hari pun.
Shang mulai bekerja dari pukul 4 pagi setiap harinya. Tugasnya adalah menyapu empat jalan di Xi'an, sebuah ibu kota provinsi China. Hujan deras, panas terik, hingga salju lebat tidak pernah membuat dirinya berleha-leha. Shang tidak menjadikan kekurangannya sebagai alasan untuk tidak berkomitmen dengan pekerjaannya.
-
Apa yang membuat hidup itu sulit? 'Hidup itu keras, jadi jangan terlalu keras kepala. Lebih baik lunakkan hati dan plastikkan leher!'
-
Siapa yang pernah mengalami masa sulit? Momen 8 Artis Mengenang Masa Sulit, Ada yang Mau Makan 3.000 Mikir Panjang dan Bahkan Rela Menjadi Supir Artis.
-
Siapa yang menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi? Milenial sering dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang tinggi, namun penting bagi mereka untuk mengatur waktu dengan bijaksana antara pekerjaan dan keluarga.
-
Siapa yang cenderung sulit bahagia? Ada individu yang memiliki sifat-sifat tertentu yang membuat mereka kesulitan untuk meraih kebahagiaan.
-
Apa yang membuat kehidupan Pak Suji memprihatinkan? Pria Purbalingga Ini Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot Tengah Hutan, Kondisinya Memprihatinkan Pak Suji (75 tahun), hidup sebatang kara di sebuah gubuk reyot yang sangat memprihatinkan.
-
Kenapa hidup ini penuh tantangan? Life is 10% what happens to us and 90% how we react to it. - Charles R. Swindoll (Hidup ini adalah 10% apa yang terjadi pada kita dan 90% bagaimana kita bereaksi terhadapnya)
Dilansir dari laman Asia One, Jumat (26/1), Shang mengungkapkan bahwa dirinya suka bekerja karena dia lahir pada 1 Mei bertepatan dengan Hari Buruh Internasional.
Istri Shang, Wang Yaqin, mengatakan bahwa sang suami dan saudara perempuannya terlahir tuli. Kondisi tersebut merupakan warisan dari ibu mereka. Sementara itu, Shang kehilangan salah satu kakinya karena disambar kereta saat berusia tujuh tahun.
Keduanya telah menikah selama 21 tahun. Selama itu, keduanya menjadikan profesi penyapu jalan sebagai sumber kehidupan mereka. Jadi, betapapun sulitnya pekerjaan itu, mereka sangat bergantung pada pekerjaan itu.
Terkadang, saat Wang sakit dan terpaksa harus cuti, Shang pun menggantikan pekerjaan istrinya. Shang akan berangkat pukul 3 pagi untuk menyelesaikan pekerjaan dia dan istrinya sampai tuntas.
"Meskipun dia tidak bisa berbicara, saya tahu dia sangat menghargai pekerjaan itu. Dia tahu tubuhnya cacat, jadi dia harus bekerja lebih keras daripada yang lain untuk mempertahankan pekerjaannya," ungkap Wang.
Kisah Shang ini menarik perhatian dan menginspirasi orang-orang. Shang menunjukkan kepada dunia bahwa kecacatan bukanlah halangan bagi seseorang yang memiliki tekad dan cita-cita.
Cerita Shang ini sekaligus juga menepis stigma di masyarakat bahwa para penyandang cacat tidak bisa bekerja sebagaimana orang pada umumnya. Shang bisa membuktikan bahwa para penyandang cacat bisa diandalkan dan keberadaannya sama sekali tidak menganggu kehidupan orang lain.
Kegigihan Shang juga membuat para perekrut tak perlu berpikir ulang untuk memperkerjakan para penyandang cacat. Sebab, kondisi mereka tidak menghentikan mereka untuk berprestasi di tempat kerja.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tahun 2021, rumahnya terbakar. Sehingga dibangunlah gubuk reyot yang kundisinya sangat tidak layak itu.
Baca SelengkapnyaKeluh kesah pria eks TKI Jepang yang kini rela bekerja di kampung halaman sebagai tukang bangunan.
Baca SelengkapnyaDi tengah kelumpuhan yang dialami, pria malang itu rela berjuang demi bertahan hidup dan mencari rezeki.
Baca SelengkapnyaDua pria yang sudah tak muda ini harus mengangkat kayu puluhan kilo setiap hari hanya untuk mendapatkan bayaran Rp50 ribu.
Baca SelengkapnyaPria berusia 30 tahun meninggal karena gagal organ setelah 104 hari kerja berturut-turut dengan hanya satu hari istirahat.
Baca SelengkapnyaHanya dapat 15 ribu rupiah sehari dan harus nafkahi lima orang anak, perjuangan pria ini bikin haru.
Baca SelengkapnyaSeorang pekerja di China meninggal setelah 104 hari bekerja tanpa henti hanya libur satu hari.
Baca SelengkapnyaSetiap orang tentu ingin hari tuanya berjalan damai dan menyenangkan.
Baca SelengkapnyaSetiap orang punya cara tersendiri untuk berjuang melanjutkan hidup.
Baca SelengkapnyaKisah haru Pak Aris, pak ogah di Yogyakarta yang hidup sebatang kara dengan keterbatasan tubuh atau disabilitas.
Baca Selengkapnya