Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah tukang sapu berkaki satu tak pernah libur kerja bikin haru

Kisah tukang sapu berkaki satu tak pernah libur kerja bikin haru tukang sapu jalanan berkaki satu. ©2018 asiaone.com

Merdeka.com - Banyak orang mengeluh akan pekerjaan dan tuntutan hidup setiap harinya. Padahal sudah ditunjang dengan berbagai fasilitas yang ada. Seorang pria asal China bernama Shang Wuyi (46) justru merasakan hal sebaliknya.

Meski terlahir tuli dan bisu dengan satu kaki yang diamputasi, Shang tidak pernah kehilangan semangatnya untuk bekerja. Selama 12 tahun, Shang dengan tekun menjalani profesinya sebagai penyapu jalan. Bahkan dalam kurun waktu tersebut, Shang tidak pernah mengambil libur satu hari pun.

Shang mulai bekerja dari pukul 4 pagi setiap harinya. Tugasnya adalah menyapu empat jalan di Xi'an, sebuah ibu kota provinsi China. Hujan deras, panas terik, hingga salju lebat tidak pernah membuat dirinya berleha-leha. Shang tidak menjadikan kekurangannya sebagai alasan untuk tidak berkomitmen dengan pekerjaannya.

Dilansir dari laman Asia One, Jumat (26/1), Shang mengungkapkan bahwa dirinya suka bekerja karena dia lahir pada 1 Mei bertepatan dengan Hari Buruh Internasional.

Istri Shang, Wang Yaqin, mengatakan bahwa sang suami dan saudara perempuannya terlahir tuli. Kondisi tersebut merupakan warisan dari ibu mereka. Sementara itu, Shang kehilangan salah satu kakinya karena disambar kereta saat berusia tujuh tahun.

Keduanya telah menikah selama 21 tahun. Selama itu, keduanya menjadikan profesi penyapu jalan sebagai sumber kehidupan mereka. Jadi, betapapun sulitnya pekerjaan itu, mereka sangat bergantung pada pekerjaan itu.

Terkadang, saat Wang sakit dan terpaksa harus cuti, Shang pun menggantikan pekerjaan istrinya. Shang akan berangkat pukul 3 pagi untuk menyelesaikan pekerjaan dia dan istrinya sampai tuntas.

"Meskipun dia tidak bisa berbicara, saya tahu dia sangat menghargai pekerjaan itu. Dia tahu tubuhnya cacat, jadi dia harus bekerja lebih keras daripada yang lain untuk mempertahankan pekerjaannya," ungkap Wang.

Kisah Shang ini menarik perhatian dan menginspirasi orang-orang. Shang menunjukkan kepada dunia bahwa kecacatan bukanlah halangan bagi seseorang yang memiliki tekad dan cita-cita.

Cerita Shang ini sekaligus juga menepis stigma di masyarakat bahwa para penyandang cacat tidak bisa bekerja sebagaimana orang pada umumnya. Shang bisa membuktikan bahwa para penyandang cacat bisa diandalkan dan keberadaannya sama sekali tidak menganggu kehidupan orang lain.

Kegigihan Shang juga membuat para perekrut tak perlu berpikir ulang untuk memperkerjakan para penyandang cacat. Sebab, kondisi mereka tidak menghentikan mereka untuk berprestasi di tempat kerja.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pria Purbalingga Ini Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot Tengah Hutan, Kondisinya Memprihatinkan
Pria Purbalingga Ini Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot Tengah Hutan, Kondisinya Memprihatinkan

Pada tahun 2021, rumahnya terbakar. Sehingga dibangunlah gubuk reyot yang kundisinya sangat tidak layak itu.

Baca Selengkapnya
Gaji Dua Digit di Jepang, Pria Ini Rela Jadi Tukang Bangunan di Kampung Halamannya 'Susah Untuk Berkembang'
Gaji Dua Digit di Jepang, Pria Ini Rela Jadi Tukang Bangunan di Kampung Halamannya 'Susah Untuk Berkembang'

Keluh kesah pria eks TKI Jepang yang kini rela bekerja di kampung halaman sebagai tukang bangunan.

Baca Selengkapnya
Ini di Indonesia, Demi Rp1.000 Pria Lumpuh ini Rela Merangkak di Panasnya Bebatuan Mencari Daun Kelapa buat Dijadikan Sapu Lidi
Ini di Indonesia, Demi Rp1.000 Pria Lumpuh ini Rela Merangkak di Panasnya Bebatuan Mencari Daun Kelapa buat Dijadikan Sapu Lidi

Di tengah kelumpuhan yang dialami, pria malang itu rela berjuang demi bertahan hidup dan mencari rezeki.

Baca Selengkapnya
Pahit Getir Kehidupan Masyarakat di Kampung, Cari Uang Rp50 Ribu Jadi Kuli Panggul Kayu
Pahit Getir Kehidupan Masyarakat di Kampung, Cari Uang Rp50 Ribu Jadi Kuli Panggul Kayu

Dua pria yang sudah tak muda ini harus mengangkat kayu puluhan kilo setiap hari hanya untuk mendapatkan bayaran Rp50 ribu.

Baca Selengkapnya
Bekerja 104 Hari Berturut-turut dan Hanya Satu Kali Libur, Pria ini Meninggal Akibat Gagal Organ
Bekerja 104 Hari Berturut-turut dan Hanya Satu Kali Libur, Pria ini Meninggal Akibat Gagal Organ

Pria berusia 30 tahun meninggal karena gagal organ setelah 104 hari kerja berturut-turut dengan hanya satu hari istirahat.

Baca Selengkapnya
Rumah Kontrak dan Harus Nafkahi Lima Anak, Sosok Ayah Ini Kerja Sehari Penuh Hanya Dapat Rp 15 Ribu
Rumah Kontrak dan Harus Nafkahi Lima Anak, Sosok Ayah Ini Kerja Sehari Penuh Hanya Dapat Rp 15 Ribu

Hanya dapat 15 ribu rupiah sehari dan harus nafkahi lima orang anak, perjuangan pria ini bikin haru.

Baca Selengkapnya
Banting Tulang Kerja 104 Hari Cuma Libur Sehari, Pria Ini Meninggal karena Rusak Organ Tubuh Akibat Sering Lembur
Banting Tulang Kerja 104 Hari Cuma Libur Sehari, Pria Ini Meninggal karena Rusak Organ Tubuh Akibat Sering Lembur

Seorang pekerja di China meninggal setelah 104 hari bekerja tanpa henti hanya libur satu hari.

Baca Selengkapnya
Viral Kakek Tukang Sol Tahan Lapar karena Tak Ada Pelanggan, Kisahnya Bikin Sedih
Viral Kakek Tukang Sol Tahan Lapar karena Tak Ada Pelanggan, Kisahnya Bikin Sedih

Setiap orang tentu ingin hari tuanya berjalan damai dan menyenangkan.

Baca Selengkapnya
Siang Sopir Malam Jadi Penjual Roti Bakar, Pria Ini Banjir Simpati Setelah Gerobak Dagangannya Pecah
Siang Sopir Malam Jadi Penjual Roti Bakar, Pria Ini Banjir Simpati Setelah Gerobak Dagangannya Pecah

Setiap orang punya cara tersendiri untuk berjuang melanjutkan hidup.

Baca Selengkapnya
Kisah Haru Pak Aris, Pak Ogah di Yogyakarta yang Hidup Sebatang Kara dengan Keterbatasan Tubuh
Kisah Haru Pak Aris, Pak Ogah di Yogyakarta yang Hidup Sebatang Kara dengan Keterbatasan Tubuh

Kisah haru Pak Aris, pak ogah di Yogyakarta yang hidup sebatang kara dengan keterbatasan tubuh atau disabilitas.

Baca Selengkapnya