Klaim Vaksinasi Covid-19 Mempengaruhi Kesuburan Tidak Terbukti
Merdeka.com - Klaim di media sosial yang mengatakan vaksin Covid bisa mempengaruhi kesuburan perempuan tidak terbukti. Demikian menurut para ahli.
Sejumlah unggahan di media sosial menyebut vaksin Pfizer bisa menyebabkan ketidaksuburan pada kaum hawa.
Namun Prof Lucy Chappel di King College London dan juru bicara Ginekolog dan Kandungan Royal College mengatakan "tidak ada alasan vaksin itu mempengaruhi mekanisme biologi."
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kenapa laki-laki yang berhubungan seks berisiko menerima vaksin? 'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Siapa yang membutuhkan vaksin HPV? Vaksin HPV idealnya diberikan kepada anak usia 9–14 tahun yang belum aktif secara seksual. Vaksin ini juga dapat diberikan kepada remaja dan orang dewasa usia 15–26 tahun yang belum pernah atau belum mendapatkan vaksin HPV secara lengkap.
-
Apa yang HPV bisa menyebabkan? HPV sering dikaitkan dengan kanker serviks, tetapi juga dapat menyebabkan kanker anal, orofaring (bagian belakang tenggorokan), penis, vagina, dan vulva.
-
Siapa yang disarankan untuk mendapatkan vaksin HPV? Vaksinasi dengan HPV disarankan terutama untuk perempuan. Selain itu, vaksin ini juga direkomendasikan untuk wanita hingga usia 26 tahun. Kemudian pria hingga usia 21 tahun yang belum mendapat vaksinasi sebelumnya.
Bagaimana vaksin bekerja?
Dikutip dari BBC, Sabtu (14/2), vaksin bekerja dengan mengirimkan pesan ke tubuh beserta cetak biru, sehingga tubuh bisa membentuk fragmen kecil mahkota virus corona yang tidak mematikan.
Kejadian ini memicu sistem kekebalan tubuh untuk bertindak memproduksi antribodi dan sel darah putih untuk melawan virus corona.
Proses ini tidak akan mempengaruhi informasi genetik kita. "Partikel penyampai pesan" ini sangat rentan mati: mereka mengirimkan pesan lalu hancur. Itulah sebabnya vaksin Pfizer harus disimpan dengan sangat hati-hati karena materi genetiknya mudah hancur dan jadi tidak bisa digunakan.
Prof Nicola Stonehouse, virolog di Universitas Leeds mengatakan tidak mungkin semua proses itu bisa berdampak pada kesehatan reproduksi.
Sejumlah kalangan sebelumnya mengutip soal panduan yang dipublikasikan oleh pemerintah Inggris dengan mengatakan "belum diketahui" apakah vaksin Pfizer bisa berdampak pada kesuburan. Informasi ini kemudian diperbarui dengan menegaskan penelitian pada hewan tidak memperlihatkan vaksin itu mempengaruhi sistem reproduksi.
Ketika ilmuwan mengatakan tidak ada bukti maksud mereka adalah belum ada studi dalam jangka waktu panjang terhadap vaksin tertentu tapi tidak berarti tidak ada fakta sama sekali.
Bahkan Prof Chappel menyebut, ada banyak bukti dari vaksin yang terbuat dari virus mati, termasuk vaksin flu, yang tidak berdampak pada kesuburan dan benar-benar aman dan disarankan untuk digunakan pada saat kehamilan.
Prof Chappell yang merupakan spesialis kandungan mengatakan dia tidak khawatir sama sekali soal kesuburan dan vaksin Covid-19.
Bagaimana dengan ibu yang sedang hamil?
Saran bagi ibu hamil memang harus sangat hati-hati. Dan ibu hamil tidak termasuk dalam uji klinis vaksin--termasuk untuk vaksin Covid-19.
Meski vaksin berbeda dengan obat keras seperti thalidomide, sebagian besar tenaga kesehatan cukup berhati-hati. Mereka secara umum tidak menyarankan ibu hamil menerima vaksin kecuali dalam kondisi sangat berisiko karena Covid-19.
Pemerintah Inggris mengatakan, "Vaksin belum diuji kepada ibu hamil, sampai ada informasi yang lebih lengkap, mereka yang hamil tidak seharusnya rutin menerima vaksin."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaBerbagai mitos tentang kontrasepsi yang perlu diluruskan.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaSebagai pengganti rokok, bukan berarti vaping bebas dari bahaya. Justru zat kimia yang ada pada vape bisa sebabkan gangguan reproduksi dan kesuburan seseorang.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca Selengkapnya