Klaim Yoga Bisa Cegah Covid, Ribuan Dokter di India Minta Baba Ramdev Ditangkap
Merdeka.com - Ribuan dokter di seluruh India menyerukan penangkapan guru yoga ternama, Baba Ramdev yang mengklaim yoga bisa mencegah Covid-19 dan menyatakan pengobatan konvensional atau medis telah membunuh ribuan pasien virus corona.
Ramdev, yang berhasil membangun kerajaan bisnis pengobatan tradisional atau alternatifnya, mengatakan bulan lalu bahwa pandemi menunjukkan obat medis atau farmasi sebagai “ilmu pengetahuan bodoh dan gagal” dan mengklaim ratusan ribu orang telah meninggal karena mereka mendapatkan pengobatan medis atau konvensional.
Dalam aksi unjuk rasa “Black Day”, foto-foto di media sosial menunjukkan para dokter membawa plakat menuntut penangakapan Ramdev, sementara dokter yang lain memakai APD bertuliskan #TangkapRamdev di belakang.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
Asosiasi dokter di All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), salah satu rumah sakit pemerintah terbesar di Delhi, menyebut pernyataan Ramdev “memalukan”.
Para dokter juga mengubah foto profil media sosial mereka gambar hitam, seperti dilaporkan wartawan Al Jazeera, Elizabeth Puranam dari New Delhi.
“Di negara seperti India di mana orang-orang cenderung mengikuti guru spiritual, guru yoga, dan terlalu membabi buta, ketika orang seperti itu, menyebarkan kesalahpahaman, misinformasi, menjadi sangat sulit bagi kami sebagai orang berbasis ilmu pengerahuan, sebagai dokter untuk membersihkan misinformasi,” jelas Dr Mehak Bhushan dari Federasi Asosiasi Dokter Residen kepada Al Jazeera.
Ramdev, pendukung setiap Perdana Menteri Narendra Modi, menarik pernyataannya setelah diminta Menteri Kesehatan India Harsh Vardhan dan Ramdev berdalih dia hanya membaca pesan WhatsApps orang lain. Namun dia kemudian memicu kemarahan yang meluas karena mengatakan dia tidak perlu vaksin virus corona karena dia dilindungi yoga dan pengobatan tradisional atau Ayurveda.
Perusahaan Ramdev, Patanjali Ayurved memiliki pendapatan ratusan juta dolar, menjual berbagai macam produk mulai dari odol sampai jeans di berbagai cabangnya.
Awal tahun ini, perusahaan Ramdev meluncurkan obat herbal Coronil yang diklaim bisa mengobati virus corona. Peluncuran obat ini bahkan dihadiri Menteri Kesehatan India dan kepala badan eksekutif WHO.
Dokter mengatakan Ramdev memanfaatkan pandemi untuk menarik pembeli terhadap produk obatnya yang belum mendapatkan persetujuan. Ramdev mengklaim Coronil disetujui WHO, tapi badan PBB itu membantah klaim tersebut.
Seorang jurnalis senior yang ban mobilnya dipecahkan saat menyelidiki kepentingan bisnis Ramdev mengatakan guru yoga itu dilindungi pemerintah sayap kanan Modi.
Patanjali juga pernah diklaim bisa mengobati kanker dan Ramdev juga pernah mengatakan bisa mengobati homo seksual dan AIDS.
Juru bicara Ramdev tidak menanggapi permintaan wawancara Al Jazeera.
Banyak orang di India sangat mempercayai guru atau tokoh spiritual dan pengobatan alternatif. Tapi para dokter mengatakan klaim Ramdev tidak bisa dibuktikan, dan dia harus mempertanggungjawabkan pernyataan-pernyataannya, khususnya selama pandemi.
Menurut Asosiasi Kedokteran India, virus corona telah membunuh 330.000 orang di India dan termasuk lebih dari 1.200 dokter.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka menuntut DPR untuk menunda pembahasan RUU Kesehatan dalam Omnibus Law.
Baca SelengkapnyaAksi protes kasus pemerkosaan dan pembunuhan sadis seorang dokter di rumah sakit milik pemerintah India mengalami peningkatan di seluruh negeri.
Baca SelengkapnyaAksi mogok besar-besar ini mengakibatkan rumah sakit dan klinik-klinik di seluruh India mengalami kesulitan melayani pasien.
Baca SelengkapnyaReaksi polisi kabur diskak advokat karena debat keras soal halangi bantuan hukum untuk para demonstran yang ditangkap.
Baca SelengkapnyaMantan aktivis 98 itu mengaku akan mengadvokasi para demonstran yang ditangkap polisi.
Baca SelengkapnyaDemo ini menuntut DPR agar tidak mengesahkan RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaDi lokasi, dia ditodong tanda tangan. Seperti apa momennya?
Baca SelengkapnyaAksi unjuk rasa ini digelar dengan orasi-orasi politik dari sejumlah dosen, budayawan, seniman dan mahasiswa.
Baca SelengkapnyaPolitisi PDIP, Adian Napitupulu menemui 26 demonstran yang diamankan kepolisian saat demo di depan Gedung DPR
Baca SelengkapnyaMereka meminta kepolisian mengusut tuntas kasus penusukan dan penganiayaan santri di Prawirotaman.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka menuntut untuk menyikapi konflik lahan di Rempang.
Baca Selengkapnya