Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Klinik di Hong Kong Dihukum Karena Rekomendasikan Vaksin Pfizer Daripada Sinovac

Klinik di Hong Kong Dihukum Karena Rekomendasikan Vaksin Pfizer Daripada Sinovac Vaksin Covid-19 buatan Pfizer. ©REUTERS/Dado Ruvic

Merdeka.com - Otoritas kesehatan Hong Kong mengeluarkan sebuah klinik swasta dari program vaksinasi Covid-19 setelah klinik tersebut dilaporkan merekomendasikan vaksin buatan Jerman, Pfizer/BioNTech kepada pasiennya daripada pasien buatan China, Sinovac.

Langkah ini menggambarkan sensitivitas pemerintah Hong Kong terhadap kritik terkait vaksin Sinovac, yang memiliki angka kemanjuran lebih rendah.

Departemen Kesehatan Hong Kong menyampaikan pada Selasa, klinik tersebut tidak akan lagi memberikan suntikan vaksin Covid-19 karena dokternya melanggar persetujuan dengan program imunisasi.

Pemerintah mengatakan mereka juga telah meminta kembali dosis vaksin Sinovac yang belum digunakan dari klinik tersebut.

Pengumuman tersebut disampaikan setelah sebuah foto pemberitahuan di klinik tersebut yang membedakan angka kemanjuran dua vaksin itu viral di dunia maya pada akhir pekan kemarin.

“Saran: Jangan ambil Sinovac, ambil BioNTech,” kata pemberitahuan tersebut, menambahkan dokter klinik tersebut memilih BioNTech, seperti dilansir Channel News Asia, Kamis (25/3).

Koran Ta Kung Pao kemudian menerbitkan laporan yang menuduh dokter "menjelekkan" vaksin Sinovac.

Sejauh ini sekitar 403.000 warga Hong Kong - sekitar 5 persen dari populasi - telah menerima dosis pertama. Lebih dari 250.000 di antaranya mendapat suntikan Sinovac, sedangkan sisanya mendapat suntikan Pfizer-BioNTech.

Secara terpisah pada Rabu, pemerintah menangguhkan penggunaan vaksin Pfizer karena masalah pengemasan, tetapi menekankan pihaknya tidak yakin ada risiko keamanan.

Data terbatas

Produsen vaksin Covid-19 China kurang terbuka dibandingkan pesaing mereka dalam menerbitkan data uji klinis. Vaksin Sinovac disetujui pengunaannya oleh otoritas Hong Kong setelah perusahaan mengirimkan data langsung ke regulator, bukan ke jurnal medis peer-review (kajian sejawat).

Data uji coba di negara lain menunjukkan kemanjuran Sinovac antara 50 persen hingga 80 persen, sementara data kemanjuran vaksin Pfizer/BioNTech 94 persen hingga 95 persen.

Hong Kong mulai program vaksinasi bulan lalu tetapi publik tidak terlalu antusias didorong ketidakpercayaan mereka terhadap China, yang dipicu tindakan keras Beijing terhadap gerakan demokrasi di wilayah itu. Sebuah survei baru-baru ini mengatakan hanya 37 persen orang dewasa yang berencana untuk divaksinasi.

Sebelumnya, pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengeluhkan rendahnya antusiasme warga untuk vaksinasi dan menuduh kritikus "menjelekkan" vaksin China. Namun, beberapa ahli epidemiologi terkemuka di kota itu telah secara terbuka menyatakan vaksin Pfizer / BioNtech jauh lebih efektif.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Punya Efek Samping Berbahaya, AstraZeneca Tarik Peredaran Vaksin Covid-19 di Seluruh Dunia
Punya Efek Samping Berbahaya, AstraZeneca Tarik Peredaran Vaksin Covid-19 di Seluruh Dunia

Badan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.

Baca Selengkapnya
Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Kasus TTS, Begini Hasil Kajian BPOM
Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Kasus TTS, Begini Hasil Kajian BPOM

Belakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM

Pemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta

Beberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis

Maxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.

Baca Selengkapnya
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia

Jamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p

Baca Selengkapnya
Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Picu Kasus TTS, Begini Penjelasan Ilmiahnya
Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Picu Kasus TTS, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya
Produksi Vaksin HPV, Biofarma Bakal Kolab Bareng Farmasi Internasional
Produksi Vaksin HPV, Biofarma Bakal Kolab Bareng Farmasi Internasional

Pemerintah melalui BUMN bersama MSD sepakat tingkatkan edukasi tentang HPV.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran

Komnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Mulai Vaksinasi Cacar Monyet pada Laki-Laki Pelaku Seks Berisiko
Kemenkes Mulai Vaksinasi Cacar Monyet pada Laki-Laki Pelaku Seks Berisiko

Penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya