Klinik di Hong Kong Dihukum Karena Rekomendasikan Vaksin Pfizer Daripada Sinovac
Merdeka.com - Otoritas kesehatan Hong Kong mengeluarkan sebuah klinik swasta dari program vaksinasi Covid-19 setelah klinik tersebut dilaporkan merekomendasikan vaksin buatan Jerman, Pfizer/BioNTech kepada pasiennya daripada pasien buatan China, Sinovac.
Langkah ini menggambarkan sensitivitas pemerintah Hong Kong terhadap kritik terkait vaksin Sinovac, yang memiliki angka kemanjuran lebih rendah.
Departemen Kesehatan Hong Kong menyampaikan pada Selasa, klinik tersebut tidak akan lagi memberikan suntikan vaksin Covid-19 karena dokternya melanggar persetujuan dengan program imunisasi.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Siapa yang mengumumkan penemuan vaksin kanker? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
Pemerintah mengatakan mereka juga telah meminta kembali dosis vaksin Sinovac yang belum digunakan dari klinik tersebut.
Pengumuman tersebut disampaikan setelah sebuah foto pemberitahuan di klinik tersebut yang membedakan angka kemanjuran dua vaksin itu viral di dunia maya pada akhir pekan kemarin.
“Saran: Jangan ambil Sinovac, ambil BioNTech,” kata pemberitahuan tersebut, menambahkan dokter klinik tersebut memilih BioNTech, seperti dilansir Channel News Asia, Kamis (25/3).
Koran Ta Kung Pao kemudian menerbitkan laporan yang menuduh dokter "menjelekkan" vaksin Sinovac.
Sejauh ini sekitar 403.000 warga Hong Kong - sekitar 5 persen dari populasi - telah menerima dosis pertama. Lebih dari 250.000 di antaranya mendapat suntikan Sinovac, sedangkan sisanya mendapat suntikan Pfizer-BioNTech.
Secara terpisah pada Rabu, pemerintah menangguhkan penggunaan vaksin Pfizer karena masalah pengemasan, tetapi menekankan pihaknya tidak yakin ada risiko keamanan.
Data terbatas
Produsen vaksin Covid-19 China kurang terbuka dibandingkan pesaing mereka dalam menerbitkan data uji klinis. Vaksin Sinovac disetujui pengunaannya oleh otoritas Hong Kong setelah perusahaan mengirimkan data langsung ke regulator, bukan ke jurnal medis peer-review (kajian sejawat).
Data uji coba di negara lain menunjukkan kemanjuran Sinovac antara 50 persen hingga 80 persen, sementara data kemanjuran vaksin Pfizer/BioNTech 94 persen hingga 95 persen.
Hong Kong mulai program vaksinasi bulan lalu tetapi publik tidak terlalu antusias didorong ketidakpercayaan mereka terhadap China, yang dipicu tindakan keras Beijing terhadap gerakan demokrasi di wilayah itu. Sebuah survei baru-baru ini mengatakan hanya 37 persen orang dewasa yang berencana untuk divaksinasi.
Sebelumnya, pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengeluhkan rendahnya antusiasme warga untuk vaksinasi dan menuduh kritikus "menjelekkan" vaksin China. Namun, beberapa ahli epidemiologi terkemuka di kota itu telah secara terbuka menyatakan vaksin Pfizer / BioNtech jauh lebih efektif.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui BUMN bersama MSD sepakat tingkatkan edukasi tentang HPV.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaPenerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya