Komentar Hawking soal Trump hingga politik dunia yang paling diingat
Merdeka.com - Fisikiawan terkemuka Inggris, Stephen Hawking, meninggal dunia di usia 76 tahun hari ini. Pria yang lahir pada 8 Januari 1942 itu menghembuskan napas terakhir dengan tenang di kediamannya, di Cambridge, Inggris.
Meski memiliki keterbatasan fisik, mendiang Stephen Hawking merupakan pria berotak encer alias jenius. Telah banyak teori-teori rumit mengenai kosmologi, gravitasi kuantum, dan lubang hitam yang telah ia cetuskan.
Selain mencetuskan teori-teori ilmiah, Hawking juga kerap dimintai pendapat soal hal-hal lain, termasuk urusan politik. Beberapa urusan politik yang kerap ia komentari salah satunya adalah Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
-
Kapan ilmuwan ini meninggal? Kematian Tycho Brahe pada tanggal 24 Oktober 1601, hanya 11 hari setelah insiden pesta yang tragis, meninggalkan kekosongan besar dalam dunia ilmu pengetahuan.
-
Apa yang Stephen Hawking yakini? Hawking menyatakan bahwa dirinya merupakan seorang ateis, yaitu seseorang yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan. 'Sebelum kita memahami ilmu pengetahuan/sains, wajar untuk percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta. Akan tetapi, sekarang ilmu pengetahuan menawarkan penjelasan yang lebih menyakinkan,'
-
Bagaimana ilmuwan ini meninggal? Meskipun penyebab pastinya tidak dapat dipastikan, dugaan kuat adalah bahwa kandung kemihnya pecah. Pengabaian untuk buang air kecil selama waktu yang lama diyakini telah menyebabkan tekanan tidak biasa pada kandung kemihnya yang kemudian mengakibatkan pecahnya organ tersebut.
-
Siapa yang menemukan radiasi Hawking? Fisikawan Stephen Hawking menyadari bahwa sifat-sifat lubang hitam hanya bergantung pada beberapa parameter global, yaitu massa, muatan listrik, dan momentum sudutnya. Ketika lubang hitam tidak benar-benar menyedot benda lain, maka ia akan kehilangan energi dalam bentuk yang dinamakan 'radiasi Hawking'.
-
Kapan pria itu meninggal dunia? Sejak kejadian tersebut, ia terus positif mengidap virus corona selama 613 hari hingga kematiannya pada Oktober tahun lalu.
-
Mengapa Stephen Hawking menjadi ateis? 'Sebelum kita memahami ilmu pengetahuan/sains, wajar untuk percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta. Akan tetapi, sekarang ilmu pengetahuan menawarkan penjelasan yang lebih menyakinkan,'
Berikut, 3 komentar mendiang Stephen Hawking seputar Donald Trump dan dinamika politik dunia, yang dikutip dari berbagai sumber.
1. Donald Trump dan Pilpres AS 2016
Ketika dimintai pendapat tentang dinamika politik seputar Donald Trump dan kepopulerannya dalam Pilpres AS 2016 lalu, Stephen Hawking mengaku kesulitan mencerna hal itu.
"Saya tak bisa," kata Hawking dalam program Good Morning Britain di ITV pada 31 Mei 2016 lalu.
"Dia adalah demagogue," lanjutnya.
Demagogue merujuk pada istilah politikus yang menarik dukungan dengan memanfaatkan hal populer yang menarik juga prasangka dari banyak orang.
Kala itu, Hawking pun masih hidup untuk menjadi saksi bawah komentarnya berujung pada kenyataan. Kepopuleran Donald Trump pada Pilpres AS 2016 berujung pada kemenangannya sebagai Presiden Amerika Serikat.
2. Hawking Bicara Soal Brexit
Hawking, yang sebelumnya mengaku cemas dengan perkembangan Pemilu AS, angkat bicara soal isu lepasnya Inggris dan Uni Eropa atau yang dikenal sebagai Brexit. Dia berharap warga Inggris memilih tetap bersama dengan Uni Eropa.
"Sudah berakhir hari-hari ketika kita bisa berdiri di atas kaki sendiri menghadapi dunia. Kita butuh untuk menjadi bagian dari kelompok negara yang lebih besar, dalam hal keamanan maupun perdagangan," kata ilmuwan berusia 74 tahun itu.
"Ada dua alasan jelas mengapa kita harus tetap bergabung. Pertama, hal itu mendukung mobilitas manusia. Para siswa bisa datang ke sini dari negara-negara Eropa, anak-anak kita juga bisa belajar di negara Eropa lain," kata dia.
"Lebih penting lagi di bidang riset, pertukaran kemampuan memungkinkan proses transfer yang lebih cepat, dan membawa orang-orang baru dengan ide-ide yang berbeda. Tanpa pertukaran tersebut, kita akan terisolasi secara kultural dan picik, lebih jauh dari mana kemajuan dibuat."
3. Presiden Donald Trump dan Kesepakatan Iklim Paris
Stephen Hawking pernah mengatakan bahwa keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk hengkang dari kesepakatan iklim Paris dapat menyebabkan situasi yang tak dapat diperbaiki.
Hawking mengatakan, tindakan tersebut dapat mengubah Bumi menjadi planet panas raksasa seperti Venus.
Profesor asal Inggris itu juga mengkhawatirkan adanya agresi antarmanusia, sebagai dampak perubahan iklim. Menurutnya, harapan terbaik untuk bertahan hidup adalah tinggal di planet lain.
Hawking kerap mengutarakan kekhawatirannya akan masa depan spesies manusia. Kekhawatiran itu khususnya diutarakan atas keputusan Presiden Trump untuk menarik diri dari kesepakatan Paris yang bertujuan untuk mengurangi tingkat CO2 dalam atmosfer.
"Kita mendekati krisis di mana pemanasan global menjadi satu hal yang tidak bisa dihindari lagi. Segala tindakan Trump bisa membuat Bumi ini berubah jadi planet Venus yang bersuhu 250 derajat dan kerap dihujani asam sulfat," katanya pada 3 Juli tahun lalu.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hawking banyak ditanyai mengenai pandangannya mengenai keberadaan Tuhan dan kepercayaan yang ia anut.
Baca SelengkapnyaPenasaran apa saja hal-hal kontroversial dari Stephen Hawking?
Baca SelengkapnyaIsaac Newton tumbuh dengan rasa sunyi kasih sayang orang tuanya. Namun ia justru menjadi seorang ilmuwan besar dan dianggap pahlawan bagi Inggris.
Baca SelengkapnyaEinstein pernah tinggal di gubuk ini karena banyak orang dari Nazi mencari-carinya.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah semasa hidup Newton hingga akhirnya dimakamkan bak seorang raja.
Baca SelengkapnyaAlmarhum akan dimakamkan di Kawasan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaApa yang dikatakannya ternyata benar-benar terjadi saat ini.
Baca SelengkapnyaNASA menamai teleskop ini dengan nama James Webb, sebagai penghormatan kepada sosok yang berperan penting dalam program pendaratan manusia di bulan, Apollo.
Baca SelengkapnyaHamzah Haz wafat pukul 09.30 wib, di Klinik Tegalan, Matraman, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaPersemayaman jenazah Wapres ke-9 RI Hamzah Haz dilakukan secara militer di rumah duka.
Baca SelengkapnyaMasing-masing ilmuwan punya pandangan sendiri soal ini. Berikut ungkapannya.
Baca SelengkapnyaAlbert Einstein enggan menyebut gamblang harta yang dimilikinya. Tetapi diperkirakan angkanya segini.
Baca Selengkapnya