Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Komisioner Tinggi HAM PBB akui genosida terjadi di Rakhine

Komisioner Tinggi HAM PBB akui genosida terjadi di Rakhine Komisioner Tinggi HAM PBB Zeid Raad Al Hussein. ©2018 Merdeka.com/Ira Astiana

Merdeka.com - Pelanggaran Hak Asasi Manusia hingga saat ini masih menjadi isu penting yang harus dihadapi oleh negara di kawasan Asia Pasifik. Meski dunia telah mengenal sebuah komitmen yang dibuat untuk mempertahankan HAM bagi penduduk di setiap negara, seperti Deklarasi Universal tentang HAM dan Deklarasi Wina. Namun pada kenyataannya pelanggaran HAM masih terus terjadi.

Berdasarkan pengamatan sejumlah aktivis HAM dunia, salah satu pelanggaran HAM paling parah saat ini terjadi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Dalam beberapa bulan terakhir, etnis minoritas Rohingya mengalami pengusiran besar-besaran disertai kekerasan yang membuat mereka harus mengungsi ke negara lain untuk mendapatkan keamanan.

"Aliran besar pengungsi dari penduduk Rohingya dan penyebabnya telah memberi guncangan kepada dunia," kata Komisioner Tinggi HAM PBB (KTHAM), Zeid Ra’ad Al Hussein, dalam forum diskusi Hari Peringatan Deklarasi HAM, di Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Senin (5/2).

Orang lain juga bertanya?

"Kekejaman yang diceritakan oleh para pengungsi mulai dari pembunuhan brutal, pengusiran, penahanan sewenang-wenang, kekerasan seksual, hingga penghancuran rumah tinggal membuat kami beranggapan bahwa genosida dan pembersihan etnis mungkin telah terjadi di Myanmar," ujarnya.

Kampanye kekerasan yang terjadi di Myanmar, kata Al Hussein, merupakan puncak dari lima dekade aksi diskriminasi yang terus dikerahkan oleh pemerintah. Selain harus menerima tindakan sewenang-wenang, mereka yang menjadi sasaran juga tidak diberi hak apapun sebagai warga negara.

"Pemerintah menolak memberi kewarganegaraan, status hukum, akte kelahiran hingga akses terhadap pendidikan, kesehatan, pasar, lahan pertanian, area untuk memancing atau pekerjaan dari jenis apapun kepada kelompok etnis Rohingya," ujar Al Hussein.

Namun, terlepas dari semua ketidakadilan dan dampak regional yang dialami, kondisi perekonomian Myanmar mulai tumbuh. Berdasarkan data taraf terendah, ekonomi Myanmar mengalami kenaikan menjadi 7,3 persen pada 2015 dan 6,5 persen pada 2016. Ini merupakan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia Tenggara.

Al Hussein menuturkan bahwa solusi pemerintah Myanmar untuk menyelesaikan krisis kali ini seharusnya berfokus kepada pembangunan sosio-ekonomi di Rakhine.

"Dari pada memusatkan narasi pada isu diskriminasi terhadap etnis minoritas, seharusnya pemerintah bisa memusatkan isu utama yakni keterbelakangan dan persaingan untuk mendapatkan sumber daya," katanya.

(mdk/frh)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Sebut Mulai Muncul Trust Antara Stakeholders di Myanmar, Kecuali Junta Militer
Jokowi Sebut Mulai Muncul Trust Antara Stakeholders di Myanmar, Kecuali Junta Militer

Jokowi mengatakan, saatnya ASEAN terus mendorong dilakukannya dialog inklusif nasional.

Baca Selengkapnya
Polemik Etnis Rohingya di Aceh, JK: Tanggung Jawab UNHCR
Polemik Etnis Rohingya di Aceh, JK: Tanggung Jawab UNHCR

JK mencontohkan konflik yang terjadi di Ambon dan Papua yang membuat warga mengungsi.

Baca Selengkapnya
Mahfud MD Pimpin Sidang APSC, Soroti Isu Perdagangan Orang hingga Konflik Myanmar
Mahfud MD Pimpin Sidang APSC, Soroti Isu Perdagangan Orang hingga Konflik Myanmar

Hal itu disampaikan Mahfud saat sidang sidang ke-27 ASEAN Political Security Community (APSC) Council, di Sekretariat ASEAN, Jakarta (4/9).

Baca Selengkapnya
Pernyataan Lengkap Wapres Ma'ruf Amin Buka Opsi Tampung Pengungsi Rohingya di Pulau Galang
Pernyataan Lengkap Wapres Ma'ruf Amin Buka Opsi Tampung Pengungsi Rohingya di Pulau Galang

Wapres Ma'ruf Amin membuka opsi untuk menampung para pengungsi Rohingya di Pulau Galang.

Baca Selengkapnya
Prabowo Dorong Negara ASEAN untuk Ciptakan Solusi Konkret Atas Konflik Myanmar
Prabowo Dorong Negara ASEAN untuk Ciptakan Solusi Konkret Atas Konflik Myanmar

Dia mendorong negara-negara ASEAN untuk mencari solusi bersama untuk mengatasi konflik Myanmar

Baca Selengkapnya
Jokowi Bicara Konflik di Myanmar: Bisa Selesai Kalau Semua Mau
Jokowi Bicara Konflik di Myanmar: Bisa Selesai Kalau Semua Mau

Menurut Jokowi, bila semua pihak di Myanmar mau bersatu maka penyelesaian konflik bisa terwujud.

Baca Selengkapnya
Ulama di Aceh Mengaku Berdarah-darah Dukung Jokowi, Minta Kasus Rohingya Diselesaikan
Ulama di Aceh Mengaku Berdarah-darah Dukung Jokowi, Minta Kasus Rohingya Diselesaikan

MPU Aceh mendesak Presiden Jokowi segera turun tangan menangani pengungsi Rohingya di Aceh.

Baca Selengkapnya
Etnis Rohingya Mengeluh Dikasih Makan Sedikit, Yenny Wahid: Enggak Bersyukur
Etnis Rohingya Mengeluh Dikasih Makan Sedikit, Yenny Wahid: Enggak Bersyukur

Pemerintah Indonesia adalah negosiasi dengan pemerintah Myanmar soal pengungsi Rohingya.

Baca Selengkapnya
2.500 Desa Masuk Kawasan Hutan, Menteri ATR/BPN: Harus Selesai dalam GTRA Summit 2023
2.500 Desa Masuk Kawasan Hutan, Menteri ATR/BPN: Harus Selesai dalam GTRA Summit 2023

Permasalahan ini harus diselesaikan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Baca Selengkapnya
Jokowi Buka Sidang ASEAN AIPA ke-44, Sejumlah Isu Ini Bakal Dibahas
Jokowi Buka Sidang ASEAN AIPA ke-44, Sejumlah Isu Ini Bakal Dibahas

Sidang umum ini juga akan membahas isu penanganan demokrasi di Myanmar, merealisasikan SDG'S, dan isu upaya mewujudkan ekonomi hijau.

Baca Selengkapnya
Jokowi soal Pengungsi Rohingya: Kita Tampung Sementara
Jokowi soal Pengungsi Rohingya: Kita Tampung Sementara

"Saya sampaikan bahwa sementara, sementara kita tampung, sementara," kata Jokowi

Baca Selengkapnya
Mencari Solusi Cepat Selesaikan Pelanggaran HAM di Papua
Mencari Solusi Cepat Selesaikan Pelanggaran HAM di Papua

Ketua Bamus Papua, Willem Frans Ansanay melihat dengan adanya DOB di Papua akan memudahkan penanganan kasus HAM.

Baca Selengkapnya