Kontroversi penghargaan jurnalis Hamas
Merdeka.com - Museum interaktif khusus berita dan jurnalis di Negara Bagian Washington D.C, Amerika Serikat, Newseum, memutuskan untuk tetap memberi penghargaan kehormatan untuk dua orang wartawan Hamas tewas saat meliput serangan udara Israel ke Palestina November 2012. Ini mendapat kritikan dari pihak konservatif pro-Israel.
surat kabar the Huffington Post melaporkan, Sabtu (11/5), museum itu akan menambahkan nama Hussam Salama dan Mahmud al-Kumi dua juru kamera bekerja di stasiun televisi Hamas Al-Aqsa di daftar jurnalis patut dikenang bersama 82 wartawan lain meninggal sepanjang tahun lalu.
Salama dan Kumi menjadi sasaran roket Israel dan mereka tewas saat merekam kondisi di wilayah al-Shifaa, Jalur Gaza.
-
Siapa yang menjadi korban serangan di Palestina? Puluhan ribu warga Palestina telah menjadi korban, termasuk perempuan dan anak-anak sejak 7 Oktober 2023.
-
Siapa yang dibunuh oleh tentara Israel? Ya, mereka kembali menyerang anak-anak Gaza Palestina yang tidak bersalah dan tidak berdosa.
-
Di mana serangan Israel terjadi? Pada Sabtu (19/10), wilayah Beit Lahiya yang terletak di utara Gaza menjadi sasaran serangan oleh Israel.
-
Dimana serangan Israel terjadi? Israel hari ini melancarkan serangan udara besar-besaran ke wilayah selatan Jalur Gaza di Rafah hingga menewaskan ratusan warga sipil Palestina.
Hukum internasional melindungi Jurnalis dalam konflik militer, siapapun mereka, dan dari mana berasal. Saat di daerah perang awak media menandai kendaraan mereka agar tidak menjadi sasaran. Begitu pula dengan kendaraan stasiun televisi Al-Aqsa.
"Museum kami mencatat nama jurnalis meninggal atau terbunuh saat melaporkan berita. Untuk bisa tercatat di monumen seseorang harus menjadi kontributor berita, dan berhubungan dengan kerja kewartawanan," ujar juru bicara Newseum.
Kepala bidang koresponden asing stasiun televisi NBC Richard Engel bakal memberikan kata sambutan pada anugerah penghargaan itu menolak untuk berkomentar soal itu. Dia memilih menghormati keputusan Newseum.
Hamas telah dicap kelompok teroris oleh pemerintah Amerika dan keputusan untuk memberi penghargaan pada jurnalis dari organisasi ini ditentang keras oleh kalangan konservatif dan beberapa media tidak setuju dengan keputusan tersebut.
Majalah mingguan the Weekly Standard menuliskan dalam laporannya Newseum menambahkan dua teroris dalam daftar jurnalis tewas. Sementara surat kabar Washington Examiner sengit dengan mengatakan Newseum telah menghina profesi jurnalis dengan memasukkan nama kedua wartawan al-Aqsa itu.
Direktur Eksekutif Lembaga Nasional Yahudi untuk Demokrasi mengatakan Newseum telah membuat kesalahan dan dia berharap keputusan itu dapat berubah.
Pihak Newseum dalam pernyataan mereka kemarin mengatakan tidak ada kesalahan. Pelbagai organisasi kewartawanan seperti Reporters without Borders, Asosiasi Media cetak dan Surat Kabar Dunia, menunjukkan Salama dan Kumi jurnalis tewas dalam tugas. Organisasi hak asasi Human Right Watch juga bilang dua juru kamera televisi Al-Aqsa ini tidak seharusnya menjadi target roket Negeri Bintang Daud.
"Media terbelah menjadi dua kubu, memuji Hamas, dan memuji Israel, namun menjadikan mereka sasaran dalam peristiwa perang adalah pelanggaran," ujar juru bicara Human Rights Watch.
Israel membenarkan membunuh keduanya lantaran mengklaim mereka mata-mata berkedok Jurnalis. Namun wartawan lain menantang pemerintah Negeri Zionis untuk membuktikan hal itu. Bahkan Israel juga menyerang fasilitas media di Jalur Gaza.
Newseum menambahkan setiap pemerintah dari negara bertikai dan sekutunya untuk tetap menghormati hukum internasional. Jurnalis tetap jurnalis. Newseum tidak bergeming dan tetap memberikan penghargaan layak bagi wartawan Hamas Salama dan Kumi. (mdk/din)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia sudah menerima pesan ancaman dari Israel lewat ponselnya pada Mei lalu.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Ungkap Militer Israel Perbolehkan Tentaranya Bunuh Jurnalis di Gaza
Baca SelengkapnyaSejak 7 Oktober, Israel membunuh sedikitnya 70 jurnalis dan pekerja media.
Baca SelengkapnyaIsrael menembakkan artileri ke rombongan jurnalis yang meliput di Libanon selatan, menewaskan satu orang.
Baca SelengkapnyaMembunuh jurnalis di tengah konflik adalah pelanggaran hukum internasional
Baca SelengkapnyaIsrael membunuh dua jurnalis pada Minggu (7/1), salah satunya ialah putra jurnalis senior dan kepala biro Al Jazeera di Gaza, Wael el-Dahdouh.
Baca SelengkapnyaAl Jazeera menyampaikan kedua jurnalisnya reporter dan juru kamera dibunuh di kamp pengungsi Shati, sebelah barat Kota Gaza.
Baca SelengkapnyaMomen pemakaman diselimuti isak tangis keluarga dan kerabat saat mengantarkan jenazah Samer Abu Daqqa.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Israel belum memberikan komentar terkait serangan tersebut, tiga orang lainnya juga mengalami luka.
Baca SelengkapnyaSerangan mendadak Hamas ke Israel pada Sabtu mengejutkan banyak pihak.
Baca Selengkapnyaviral video yang menampilkan reporter diserang tentara Israel baru-baru ini, begini fakta sebenarnya
Baca SelengkapnyaIsrael mengklaim dua militan senior Hamas yang tewas dirudal itu terlibat dalam pembunuhan seorang warga Israel.
Baca Selengkapnya