Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Korban Terus Bertambah, Dunia Berpacu dengan Waktu Temukan Vaksin untuk Virus Corona

Korban Terus Bertambah, Dunia Berpacu dengan Waktu Temukan Vaksin untuk Virus Corona Korban Virus Corona. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Para ilmuwan, peneliti di seluruh dunia kini berjuang berpacu dengan waktu untuk menemukan vaksin guna mengatasi wabah virus corona. Tugas mereka adalah menemukan vaksin yang efektif dalam waktu sesegera mungkin.

Merebaknya wabah virus ini bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada akhir Desember lalu. Data kemarin menunjukkan sudah 106 orang meninggal dan 4.515 lainnya terjangkit virus corona di China. Belum lagi ada sekitar 60 kasus di 17 lokasi di luar China yang terpapar virus corona.

Bisakah vaksin untuk tangani virus corona ditemukan?

Dikutip dari laman Global News, Selasa (28/1), secara teknis, kata para ahli, menciptakan vaksin untuk virus corona dimungkinkan.

Beberapa pekan setelah kasus pertama ditemukan, sejumlah peneliti di China sudah memetakan kode genetik virus baru ini dan membagikannya kepada berbagai otoritas kesehatan di seluruh dunia. Dengan begitu upaya untuk menemukan vaksin yang tepat bagi virus corona sudah dimulai.

Pada waktu wabah virus SARS 2003, ilmuwan Amerika butuh waktu 20 bulan untuk mengidentifikasi kode genetik virus itu hingga ke uji coba vaksin terhadap manusia. Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) mengembangkan kandidat vaksin yang cukup potensial dan meski dalam uji coba awal terbukti vaksin itu efektif tapi mereka tidak mengujicoba lebih jauh karena pada saat itu wabah tersebut sudah di luar kendali.

Kini para ilmuwan di China, AS, Kanada, Australia, tengah bekerja mengembangkan dan menguji coba vaksin untuk menghentikan wabah virus corona.

Siapa yang membuat vaksin itu?

Koalisi Inovasi Kesiapan Epidemi (CEPI), organisasi nirlaba global yang membantu mengembangkan vaksin baru untuk virus corona, sudah menentukan target untuk menemukan vaksin yang siap dicoba kepada manusia dalam waktu 16 pekan. Proses ini biasanya memakan waktu bertahun-tahun.

CEPI sudah menyuntikkan dana sebesar USD 12,5 juta ke tiga perusahaan untuk mulai membuat vaksin virus corona.

Tim ilmuwan dari Universitas Queensland Australia juga termasuk di dalam pihak yang ditugaskan membuat vaksin itu.

Para peneliti mengatakan mereka sedang menjalankan pendekatan "klem molekuler" yang sejauh ini dilaporkan memperlihatkan hasil yang menggembirakan dalam uji coba laboratorium ketika penanganan virus macam Ebola dan MERS.

Dua perusahaan farmasi--Inovio Pharmaceuticals dan Moderna Therapeutics--juga menerima jutaan dolar dana dari CEPI untuk menciptakan vaksin melawan virus corona.

Sejumlah universitas, perusahaan farmasi, dan bioteknologi di seluruh dunia juga mengumumkan mereka dengan mengembangkan vaksin untuk virus corona.

Perusahaan vaksin Novavax, yang sudah memiliki vaksin untuk melawan virus MERS juga menugaskan sebuah tim untuk menangani virus corona.

Gilead Scineces Inc, perusahaan biofarmasi yang mengembangkan obat eksperimen Ebola kini juga tengah menguji apakan obat itu bisa dipakai untuk menangani virus corona.

Kanada juga mengerahkan ilmuwan untuk menemukan vaksin untuk virus corona.

Lab khusus di Pusat Vaksin Internasional Universitas Saskatchewan yang sebelumnya sukses menemukan vaksin untuk varian virus corona yang terkait dengan hewan ternak, juga kini dengan membuat vaksin itu. Lab itu mendapat izin dari Badan Kesehatan Publik Kanada untuk menggelar uji coba. Para peneliti diharapkan sudah bisa menguji coba vaksin ini ke hewan dalam enam hingga delapan pekan ke depan.

Berapa Lama Waktu Dibutuhkan?

Sulit untuk diketahui.

Anthony Fauci, direktur Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular yang juga mengerahkan tim untuk menemukan vaksin virus corona mengatakan kepada harian the Washington Post, uji coba yang "diyakini cukup aman" terhadap manusia bisa dimulai tiga bulan lagi.

Tiga bulan adalah masa paling cepat yang bisa dicapai tapi bukan berarti vaksin itu bisa siap untuk penggunaan di kondisi sebenarnya.

Menurut kepala penelitian dan pengembangan di Novavax, untuk mendapatkan obat yang efektif dibutuhkan waktu yang lebih lama. Bisa mencapai satu tahun sebelum vaksin itu benar-benar siap dipakai manusia dan dilempar ke pasaran.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis
3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis

Merdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:

Baca Selengkapnya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Kasus Pneumonia Melonjak, China Pastikan Tetap Aman Didatangi
Kasus Pneumonia Melonjak, China Pastikan Tetap Aman Didatangi

Kasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penyakit Misterius Mirip Influenza Melonjak di China: RS Penuh, Banyak Anak Terinfeksi
FOTO: Penyakit Misterius Mirip Influenza Melonjak di China: RS Penuh, Banyak Anak Terinfeksi

Lonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi

Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
40 Atlet Dinyatakan Positif Covid-19 di Olimpiade Paris 2024
40 Atlet Dinyatakan Positif Covid-19 di Olimpiade Paris 2024

Adapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Menkes Siapkan Tempat Karantina Khusus Penderita TBC
Jokowi Minta Menkes Siapkan Tempat Karantina Khusus Penderita TBC

Penyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Tembus 6.223
Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Tembus 6.223

Kemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Penyakit Pernapasan Misterius Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Penyakit Pernapasan Misterius Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan

Penyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan

Baca Selengkapnya
FOTO: Covid-19 Melonjak Lagi, Kasus Aktif di RI Kini Tembus 6.000 Lebih
FOTO: Covid-19 Melonjak Lagi, Kasus Aktif di RI Kini Tembus 6.000 Lebih

Kemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya