Korban Tewas Serangan Udara Saat Konser Musik di Myanmar Jadi 80 Orang
Merdeka.com - Militer Myanmar melancarkan serangan udara menargetkan acara konser musik di negara bagian Kachin pada Minggu malam. Jumlah korban tewas saat ini bertambah jadi 80 orang, di mana sebelumnya dilaporkan 30 orang.
Kelompok HAM menuduh para jenderal yang berkuasa melanggar undang-undang perang dan menyerukan komunitas internasional menjatuhkan sanksi larangan penjualan senjata dan bahan bakar pesawat ke Myanmar.
Serangan udara terjadi ketika ratusan orang berkumpul untuk merayakan hari lahirnya Organisasi Kemerdekaan Kachin.
-
Siapa yang menyerang festival musik? Mengutip sumber kepolisian dan aparat keamanan, Haaretz mengatakan, pejuang Hamas yang menyerang festival musik di Israel pada 7 Oktober lalu tampaknya tidak mengetahui adanya acara itu sebelumnya dan memutuskan menyerang massa di festival musik itu secara spontan.
-
Di mana konser itu diadakan? Konser yang seharusnya dapat dimulai pukul 19.00 WIB tidak kunjung dimulai hingga memicu kekesalan para penonton. 'Betul, karena acara musik dibatalkan sepihak oleh panitia. Makanya penonton banyak yang kecewa,' ungkap Kapolsek Pasarkemis dikonfirmasi, Senin (24/6).
-
Siapa yang terlibat dalam konser? Konser menawan ini didukung oleh musisi handal, antara lain Indra Lesmana dan SB Acoustics. Aksan Sjuman memimpin orkestra, membimbing penonton dalam perjalanan musik yang memikat dengan melodi memukau yang dihasilkan oleh Sjuman + Renanda The Awakening Grand Concert Piano.
-
Mengapa Hamas menyerang festival musik? Mengutip sumber kepolisian dan aparat keamanan, Haaretz mengatakan, pejuang Hamas yang menyerang festival musik di Israel pada 7 Oktober lalu tampaknya tidak mengetahui adanya acara itu sebelumnya dan memutuskan menyerang massa di festival musik itu secara spontan.
-
Apa judul konser Afgan di Seoul? Konser ‘2024 LIVE IN SEOUL AFGAN CONCERT’ akan berlangsung di ASSA Art Hall, Magok, Seoul pada tanggal tersebut.
-
Kenapa musik konser berbahaya? CDC menjelaskan bahwa suara musik yang kencang biasanya berkisar antara 105-110 dBA. Jika telinga terpapar lebih dari 5 menit, akan meningkatkan risiko terkena gangguan pendengaran.
Juru bicara Asosiasi Seniman Kachin menyampaikan kepada Associated Press melalui telepon pada Senin, sebanyak 80 orang tewas dan 100 lainnya terluka akibat serangan tersebut.
Dia mengatakan, pesawat tempur militer menjatuhkan empat bom. Ada sekitar 300 sampai 500 orang yang hadir dalam konser tersebut, termasuk para musisi dan penampil lainnya, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (25/10).
Korban tewas juga termasuk pejabat militer dan tentara Kachin, sejumlah musisi, pengusaha tambang batu giok, koki yang bertugas di belakang panggung, dan warga sipil.
Kachin News Group melaporkan, pasukan keamanan pemerintah melarang korban luka mendapat akses perawatan di rumah sakit di daerah terdekat lokasi penyerangan.
Amnesty International menyerukan militer memberikan akses bagi paramedis dan organisasi kemanusiaan ke daerah tersebut.
Kantor informasi pemerintahan militer Myanmar mengonfirmasi pada Senin bahwa ada serangan menyasar markas Brigade kesembilan Tentara Kemerdekaan Kachin, menyebutnya "operasi penting" untuk merespons tindakan "teroris" yang dilakukan kelompok Kachin.
Pernyataan kantor informasi ini juga menyebut laporan yang menyebutkan banyaknya korban jiwa sebagai "rumor" dan membantah militer mengebom konser musik.
Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) merupakan salah satu kelompok etnis pemberontak yang kuat di Myanmar. Mereka bisa memproduksi persenjataan sendiri. KIA juga menyatakan dukungannya kepada kelompok oposisi yang menentang kekuasaan junta militer, yang merebut kekuasaan melalui kudeta tahun lalu.
Perayaan pada Minggu malam itu untuk menandai ulang tahun ke-62 pendirian Organisasi Kemerdekaan Kachin (KIO). Konser musik digelar di pangkalan yang juga digunakan untuk pelatihan militer di desa Aung Bar Lay, daerah Hpakant, daerah pegunungan yang terletak 950 kilometer dari Yangon.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
DPR mengutuk aksi penembakan massal gedung konser di Moskow, Rusia
Baca SelengkapnyaMedia terkemuka Israel, Haaretz, kemarin merilis laporan penyelidikan dari polisi Israel atas peristiwa penyerangan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Baca SelengkapnyaPenembakan massal yang terjadi di gedung konser Moskow ini diklaim dilakukan oleh militan ISIS.
Baca SelengkapnyaSekelompok pria bersenjata yang melakukan penembakan massal itu turut melemparkan peledak yang memicu kebakaran dahsyat.
Baca SelengkapnyaDalam peristiwa ini mengakibatkan 9 anak tewas karena terinjak-injak massa.
Baca SelengkapnyaRusia digemparkan kasus penembakan massal di Gedung Konser Crocus City Hall, Moskow, pada Jumat 22 Maret 2024 malam.
Baca SelengkapnyaFestival musik Supernova menjadi salah satu lokasi yang ditargetkan Hamas dalam serangan besar mengejutkan di Israel pada Sabtu (7/10) lalu.
Baca SelengkapnyaSerangan terjadi saat kerumunan orang berkumpul untuk menyaksikan penampilan Picnic, band rock terkenal Rusia.
Baca SelengkapnyaSerangan bom bunuh pada hari Minggu (30/7/2023) tersebut terjadi di tengah rapat umum politik.
Baca SelengkapnyaInformasi awal menyebut sekelompok orang bersenjata tiba-tiba melancarkan tembakan di dalam gedung Crocus City Hall hingga membuat gedung itu kebakaran hebat.
Baca SelengkapnyaEnam orang pemandu lagu tewas terjebak dalam kobaran api.
Baca SelengkapnyaKemarahan penonton dipicu karena panitia gagal menghadirkan sejumlah musisi yang sudah dijanjikan.
Baca Selengkapnya