Korea Selatan Bakal Lacak Kasus Covid-19 dengan Teknologi Pengenal Wajah
Merdeka.com - Korea Selatan akan segera meluncurkan proyek pertama menggunakan kecerdasan buatan, tekonologi pengenal wajah, dan ribuan kamera pemantau untuk melacak pergerakan warga yang terpapar virus corona, meski kebijakan ini dinilai akan mengganggu privasi individu.
Seorang pejabat pemerintah mengatakan proyek yang didanai APBN ini akan dilakukan di Bucheon, salah satu kota terpadat di Korsel yang terletak di luar Ibu Kota Seoul. Kebijakan ini akan mulai dijalankan pada Januari mendatang.
Dilansir dari laman South China Morning Post, Senin (13/12), pemantauan ini akan menggunakan sistem alogoritma kecerdasan buatan dan teknologi pengenalan wajah untuk menganalisis rekaman video dari sekitar 10.820 kamera pemantau (CCTV) dan melacak pergerakan warga, siapa yang pernah berkontak dalam jarak dekat, dan apakah mereka memakai masker. Demikin menurut keterangan dari rencana bisnis setebal 110 halaman yang diajukan ke Kementerian Sains dan Teknologi Informasi dan Komunikasi).
-
Siapa yang memimpin pembangunan kota? Tim arkeolog mengumumkan mereka menemukan kota yang tersembunyi di bawah pasir dengan usia sekitar 3.000 tahun yang berasal dari masa pemerintahan firaun Amenhotep III, dan digunakan oleh Tutankhamun juga Ay.
-
Kapan proyek ini akan berlangsung? Proyek tersebut bertujuan untuk menyempurnakan dan memperkuat sistem dan kebijakan K3 di Indonesia dalam bentuk technical assistance atau bantuan teknis dari pihak KOSHA, dan akan berlangsung selama 3 tahun, yakni dari tahun 2024 sampai tahun 2026.
-
Dimana program KKP dengan anggaran tambahan akan dijalankan? Anggaran ini digunakan untuk operasionalisasi PIT dan PNBP pasca produksi di 100 lokasi, pengembangan Kalaju di 65 lokasi, serta bakti nelayan di 30 lokasi.
-
Apa yang dipromosikan KBRI Seoul? Sebelum acara berakhir, Dubes RI di Seoul menekankan bahwa KBRI Seoul giat mempromosikan seni, budaya dan ekonomi kreatif.
-
Kapan proyek ini dimulai? Proses penghidupan kembali quagga ini dilakukan melalui The Quagga Project, yang dimulai pada 1987.
-
Dimana pabrik itu akan dibangun? Arkeolog di Jepang menemukan timbunan sekitar 100.000 koin di Kota Maebashi, sekitar 100 kilometer barat laut Tokyo.
Sejumlah pemerintah di berbagai negara kini mencoba beralih ke teknologi dan aturan hukum untuk meredam naiknya kasus Covid-19. China, Rusia, India, Polandia, dan Jepang serta sejumlah negara bagian di Amerika Serikat kini sudah menerapkan teknologi pengenal wajah untuk melacak pasien Covid-19, menurut laporan dari Columbia Law Scholl di New York Maret lalu.
Pejabat Bucheon mengatakan sistem ini akan mengurangi beban kerja tim penelusuran kontak di kota dengan lebih dari 800.000 penduduk ini. Sistem ini juga akan membantu kerja tim penelusuran kontak dengan lebih efisien dan akurat.
Korsel selama ini sudah memiliki teknologi tinggi untuk melacak penelusuran kontak seperti melalui catatan kartu kredit, lokasi ponsel dan video kamera pemantau selain informasi personal lainnya.
Namun Korsel juga masih mengandalkan tim epidemiologis yang bekerja 24 jam bergantian untuk melacak kontak pasien Covid-19.
"Terkadang butuh berjam-jam untuk menganalisis sebuah video CCTV. Dengan teknologi pengenal wajah bisa menganalisis secara instan," kata Wali Kota Bucheon Jang Deog-cheon di Twitternya.
Sistem ini juga bisa mengatasi fakta bahwa tim penelusuran kontak kadang harus menghadapi ketidakjujuran pasien Covid-19 tentang aktivitas dan pergerakan mereka.
Kementerian Sains dan Tekonologi menuturkan mereka belum ada rencana memperluas proyek ini ke tingkat nasional.
Sistem Bucheon ini bisa sekaligus melacak hingga 10 orang dalam waktu lima hingga 10 menit. Pekerjaan manual sebelumnya baru bisa rampung sekitar 30 menit hingga 1 jam untuk melacak satu pasien.
Namun di sisi lain anggota parlemen Korsel memperingatkan sistem semacam ini bisa digunakan pemerintah untuk mengumpulkan data di luar keperluan pandemi.
"Rencana pemerintah untuk menjadi Bung Besar dengan dalih Covid adalah ide totalitarian," kata Park Dae-chul, anggota parlemen dari partai oposisi Partai Kekuatan Rakyat.
"Sungguh tidak dibenarkan mengawasi publik lewat CCTV yang didanai dari pajak rakyat dan tanpa persetujuan dari publik," kata Park.
Pejabat Bucheon mengatakan tidak ada isu privasi dalam hal ini karena sistem itu memperlihatkan wajah mosaik bagi orang yang bukan subjek untuk dilacak.
"Tidak ada masalah privasi yang dilanggar di sini karena sistem ini melacak pasien positif berdasarkan undang-undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular. Para pelacak mematuhi aturan itu jadi tidak ada risiko data bocor atau melanggar privasi," kata dia.
Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (KDCA) mengatakan penggunaan teknologi ini sudah sesuai hukum selama masih digunakan sesuai koridor undang-undang pencegahan dan pengendalian penyakit.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dan apabila mereka berhasil mencapai jenjang pernikahan, maka pasangan tersebut akan mendapatkan bonus besar lainnya sebesar 20 juta won atau Rp236 juta.
Baca SelengkapnyaAnas menjelaskan, sistem Face Recognition akan diterapkan mulai dari proses pendaftaran hingga saat pengerjaan soal.
Baca SelengkapnyaPengumuman SKD dilakukan secara bertahap dari masing-masing instansi.
Baca SelengkapnyaInisiatif ini bertujuan untuk mendorong wisatawan asing ke wilayah Seoul dan kota-kota sekitarnya.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota Seoul berencana membangun hotel dan gedung perkantoran di Sungai Han menggunakan dana masyarakat.
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaAcara yang dijadwalkan pada bulan Oktober ini ditujukan bagi kaum muda berusia 23 hingga 43 tahun yang tinggal atau bekerja di distrik tersebut.
Baca SelengkapnyaUntuk mendorong keseimbangan kehidupan kerja, pemerintah mempertimbangkan untuk menambah jumlah hari libur.
Baca SelengkapnyaWarga Seoul bahkan bisa secara bebas menyalurkan minat mereka dalam bernyanyi atau penampilan lainnya.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya kasus cacar monyet atau MPOX di sejumlah negara, BBKK Soekarno-Hatta bersama Angkasa Pura meningkatkan pengawasan penumpang dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaSeoul, Korea Selatan, selalu menarik perhatian wisatawan dunia.
Baca SelengkapnyaTerungkap kondisi jalanan hingga area perkotaan di Korea Utara.
Baca Selengkapnya