Korea Selatan Kirim Kapal Bantu Pencarian Puing Pesawat Sriwijaya Air SJ-182
Merdeka.com - Pemerintah Korea Selatan memberikan bantuan berupa kapal (boat) riset dan alat pendeteksi keadaan bawah laut untuk membantu proses pencarian pecahan badan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1).
Kedua peralatan tersebut dioperasikan oleh tenaga ahli dari Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC), yang merupakan pusat penelitian dan pelatihan yang dibangun berdasarkan kerja sama kedua negara pada September 2018.
Pemerintah Korea Selatan segera mengambil keputusan untuk menyalurkan bantuan tersebut atas permintaan darurat dari Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI Safri Burhanuddin pada Sabtu, terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian kapal? Penelitian di lokasi tersebut dilakukan sejak tahun 2023 hingga 2024, merupakan kerjasama antara lembaga penelitian dan museum lokal di Pulau Hainan dan melibatkan pengiriman kapal selam berawak dan tak berawak untuk mengumpulkan peninggalan dan mendokumentasikan bangkai kapal.
-
Di mana kapal tenggelam itu ditemukan? Pada 2018, Departemen Penelitian Bawah Air Universitas Antalya menemukan bangkai kapal yang diperkirakan berasal dari tahun 1600 SM tersebut di lepas pantai barat Provinsi Antalya.
-
Kenapa NASA meneliti Kawah Jezero? Wahana antariksa itu menjelajahi kawah untuk mencari tanda-tanda kehidupan di masa lalu di Mars dan mengumpulkan sampel untuk dibawa ke Bumi di kemudian hari.
-
Apa tugas pertama Kapal Selam ALRI? “Setelah selesai, aku beri tugas pertamanya yaitu mengirimkan senjata itu,“ beber Bung Karno.
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Kenapa kapal itu tenggelam? Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk. 'Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
“Kapal riset canggih (ARA) yang sedang dioperasikan oleh MTCRC akan dikerahkan untuk mempercepat proses pencarian pecahan pesawat di laut,” demikian keterangan tertulis Kedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta, Senin, seperti dilansir Antara, Senin (11/1).
Kapal ARA merupakan kapal boat berbobot 12 ton yang didatangkan ke Indonesia oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea Selatan pada 2020 guna mendorong program kerja sama survei awal untuk kawasan pesisir Cirebon melalui skema overseas development assistance (ODA) senilai 5 miliar won.
Didesain khusus untuk melakukan riset laut dangkal, kapal ARA diharapkan dapat membantu proses pencarian yang masih dilakukan.
Selain itu, MTCRC telah menerjunkan 15 orang tenaga ahli termasuk kepala MTCRC Park Hansan ke lokasi pencarian untuk bekerja sama dengan tim Indonesia.
Kapal ARA yang dilengkapi dengan alat pendeteksi tersebut dalam perjalanan dari Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, dan diperkirakan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada Senin.
Menurut rencana, pada Senin sore atau Selasa (12/1), kapal tersebut akan dikerahkan ke lokasi kecelakaan setelah melalui koordinasi secara mendetail, seperti bagaimana mengakses ke lokasi kejadian, dengan tim Badan SAR Nasional RI.
“Korea Selatan, sebagai mitra negara yang memiliki hubungan Kemitraan Strategis Khusus dengan Indonesia, akan proaktif bekerja sama dengan Indonesia agar seluruh proses pencarian dapat berlangsung cepat dan aman,” demikian keterangan Kedubes Korea Selatan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.
Baca SelengkapnyaBKSAP DPR mengunjungi kapal OceanX, Ocean Explorer atas undangan organisasi OceanX di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaKapal OceanXplorer milik organisasi nirlaba OceanX dari Amerika Serikat, dikenal sebagai kapal eksplorasi
Baca SelengkapnyaPotret kapal perang pemburu ranjau di dasar laut milik TNI AL.
Baca SelengkapnyaKapal selam bersenjata nuklir yang baru diluncurkan Korea Utara ini akan ditugaskan berpatroli di perairan antara semenanjung Korea dan Jepang,
Baca SelengkapnyaNano Satelit ini bertujuan untuk memetakan kondisi dan aktivitas di laut.
Baca SelengkapnyaTeknisi Indonesia terlibat dalam proyek bersama pengembangan jet tempur Indonesia-Korsel tersebut sejak 2016, dan telah memahami prosedur kerja.
Baca SelengkapnyaTujuan kebijakan ini untuk menciptakan lapangan pekerjaan serta mendongkrak pendapatan negara bukan pajak (PNBP).
Baca SelengkapnyaOceanX akan memulai serangkaian ekspedisi penelitian di Indonesia dengan kapal OceanX plorer
Baca SelengkapnyaPenggunaan Starlink saat ini masih diperuntukkan bagi kapal pengawas untuk melakukan komunikasi dan video.
Baca SelengkapnyaKorea Utara mengatakan satelit mata-mata diperlukan untuk menghadapi dugaan ancaman dari Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaNilai dari proyek pengembangan ini sekitar Rp100 triliun.
Baca Selengkapnya