Korea Selatan ogah beri bantuan pada korban banjir Korea Utara
Merdeka.com - Korea Selatan menolak memberikan bantuan darurat ke beberapa wilayah Korea Utara yang dilanda banjir parah. Korea Selatan beralasan mereka takut kalau bantuan yang mereka berikan malah diklaim dari pemerintah rezim Kim Jong-un.
"Jika Seoul mengirim bantuan, Kim Jong-un akan mengklaimnya," ucap juru bicara Kementerian Unifikasi Jeong Joon-hee, seperti dilaporkan AFP, Jumat (23/9).
"karena situasi akan menjadi seperti itu, maka saya pikir semua bantuan internasional akan sia-sia," sambungnya.
-
Siapa yang membantu ekonomi Korea Selatan? AS menjadi sekutu dan membantu perekonomian Korsel yang terpuruk usai perang saudara.
-
Apa yang turun di Korea? Hasilnya hampir seluruh negara mengalami tren kenaikan, kecuali Thailand.Merujuk data KTO yang dilansir The Korea Times, periode Januari-April 2024, hanya 119.000 wisatawan Thailand yang menghabiskan waktu di Korea.
-
Siapa yang memimpin Korea Utara? Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) saat ini ialah Kim Jong-un. Dia mengambil alih kekuasaan sebagai orang nomor satu pada tahun 2011 setelah kematian ayahnya, Kim Jong Il.
-
Apa saja kata pinjaman dalam bahasa Korea? Kata-kata seperti ini merupakan bagian penting dari kosakata sehari-hari.
-
Apa fakta trending tentang Korea Utara? Terbaru, di tahun 2024 ini, Korea Utara jadi sorotan usai mengirim ribuan balon berisi sampah ke Korea Selatan.
-
Apa yang dipromosikan KBRI Seoul? Sebelum acara berakhir, Dubes RI di Seoul menekankan bahwa KBRI Seoul giat mempromosikan seni, budaya dan ekonomi kreatif.
Beberapa hari lalu, Kementerian Unifikasi Korea Selatan menolak permintaan dari beberapa organisasi non-pemerintah (NGO) yang mendesak penyaluran bantuan ke Pyongyang.
"Korut mengklaim menderita musibah terbesar, namun Kim Jong-un masih bisa tersenyum dan melakukan uji coba mesin roket terbaru," tutur jeong.
Federasi Palang Merah Internasional dan Red Crescent Societies (IFRC) meminta adanya penggalangan dana hingga USD 15,5 juta (setara Rp 203,4 miliar) untuk membantu warga Korea Utara. Pasalnya, jika bantuan tidak segera diberikan, kedua organisasi itu khawatir terjadi bencana kedua, seperti kelaparan di Korea Utara.
Sedikitnya 138 orang tewas dan hampir 400 lainnya hilang setelah hujan terus mengguyur wilayah Korea Utara, dan menyebabkan banjir besar. Sejumlah desa di timur laut Korea Utara hancur akibat banjir bandang itu.
Dari data PBB, 140 ribu orang di Korut membutuhkan bantuan darurat. IFRC menyebutkan, sekitar 70 ribu warga Korea Utara kehilangan tempat tinggal akibat puluhan ribu rumah rusak diterjang banjir.
Ditengah masalah banjir yang melanda sebagian wilayahnya, pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un masih melakukan uji coba mesin roket terbaru. Kim bahkan mengklaim uji coba ini sangat sukses.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelumnya Kim nekat terobos genangan banjir yang tinggi dengan mobil SUV mewah.
Baca SelengkapnyaKim Jong-un memimpin langsung operasi militer untuk mengevakuasi ribuan orang yang terisolasi akibat banjir di Korea Utara.
Baca SelengkapnyaKim Jong-un dilaporkan mengeksekusi mati sejumlah pejabat yang dinilai lalai dalam mencegah banjir dahsyat pada Juli lalu.
Baca SelengkapnyaSeoul langsung mengeluarkan peringatan nasional kepada warganya setelah insiden ini.
Baca SelengkapnyaSebagai balasan atas serangan tersebut, Kim Jong-un memerintahkan militer Korea Utara untuk membombardir wilayah Korea Selatan dengan balon sampah dan tinja.
Baca SelengkapnyaTernyata, sikap tegas Kim bukan kali ini saja. Sebelumnya, Kim bahkan pernah mengeksekusi kerabat sendiri.
Baca SelengkapnyaDukungan Kim Jong-un untuk Palestina ini diungkapkan Direktur Badan Intelijen Nasional Korea Selatan.
Baca SelengkapnyaBanjir parah dari meluapnya sungai karena hujan lebat membuat terowongan underpass merendam kendaraan dan sebuah bus.
Baca SelengkapnyaFoto terbaru yang dirilis KCNA memperlihatkan pemandangan tak biasa. Pemimpin Korut Kim Jong-un tampak jongkok di pinggir sawah dengan memasang wajah serius.
Baca SelengkapnyaJumlah korban meninggal dunia akibat cuaca ekstrem tersebut terus bertambah menjadi 26 orang.
Baca SelengkapnyaKetegangan meningkat setelah Korea Utara minggu lalu menuduh Seoul mengirim pesawat nirawak ke Pyongyang dan menyebarkan selebaran anti-Korea Utara.
Baca SelengkapnyaMobil tersebut dibanderol dengan harga antara USD 175.500 (Rp2,7 miliar)
Baca Selengkapnya