Kunjungi Korban Penembakan El Paso, Presiden Trump Ditolak Warga
Merdeka.com - Korban penembakan El Paso, Texas, Amerika Serikat yang di rawat di rumah sakit menolak kunjungan Presiden Donald Trump, Rabu (7/8) siang waktu setempat.
Juru bicara University Medical Center (UMC) Texas, Ryan Mielke mengatakan bahwa delapan korban tembak yang masih dirawat di sana tidak ingin untuk bertemu dengan presiden. Mielke menambahkan, sejumlah pasien bahkan tidak ingin dikunjungi siapa pun. Trump hanya berhasil menemui dua orang korban yang baru saja diizinkan pulang dari UMC.
"Ini (insiden penembakan massal) adalah waktu yang sangat sensitif dalam hidup mereka," ujar Mielke kepada The Washington Post.
-
Siapa pelaku penembakan Donald Trump? Pria yang tewas karena ditembak aparat ini merupakan pelaku dari percobaan pembunuhan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
-
Siapa yang meramalkan Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
-
Kenapa pelaku menembak Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Siapa yang menembak Donald Trump? Melansir dari The Guardian, Secret Service rupanya langsung menembak mati tersangka penembakan usai menembak ke arah Trump.
-
Siapa yang digugat Trump? Gugatan yang diajukan oleh Trump Media di 24 Maret ditujukan kepada Andy Litinsky dan Wes Moss, dua mantan kontestan reality show Trump yang kemudian menjadi salah satu pendiri calon dari Partai Republik untuk perusahaan teknologi Presiden.
-
Kapan Donald Trump ditembak? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
Dilansir dari laman Independent, sejumlah pejabat oposisi setempat serta ribuan warga menentang kehadiran Presiden Donald Trump ke lokasi penembakan El Paso. Mereka menilai, pria 73 tahun itu telah menggunakan retorika tentang supermasi kulit putih, sebuah ideologi rasis yang diyakini oleh pelaku penembakan.
Independent melaporkan, jumlah pengunjuk rasa kehadiran Trump di rumah sakit jauh lebih banyak dibanding pendukung iring-iringan Trump. Para pengunjuk rasa menyambut kehadiran pada Presiden Trump dan Ibu Negara, Melania Trump dengan kata-kata cemooh.
Anggota Partai Demokrat yang juga warga asli El Paso, Beto O'Rouke mengecam Trump sebagai penghasut rasis. Ia menilai, Trump telah membantu menciptakan kebencian yang memicu terjadinya tragedi penembakan massal di Walmart El Paso pada Sabtu (3/8) lalu.
"Kata pertama yang seharusnya keluar dari mulutnya (Donald Trump) adalah mohon maaf," ujar Komisioner Daerah El Paso, David Strout, seperti yang dikutip oleh The Guardian.
Selain UMC, Trump seharusnya dijadwalkan pula mengunjungi Rumah Sakit Del Sol Medical Center, tempat enam korban lainnya dirawat. Namun kunjungan tersebut akhirnya dibatalkan, karena hampir semua pasien di sana tidak menginginkan kehadiran Trump, CNN mengabarkan.
Sementara itu, Sekretaris Pers Gedung Putih, Stephanie Grisham merilis pernyataan berbeda. Dikatakan bahwa Presiden Trump dan ibu negara diterima dengan sangat hangat, bukan hanya oleh para korban dan keluarga mereka, tetapi juga oleh banyak staf medis yang berbaris di koridor untuk menemui keduanya.
Di hari yang sama, Presiden Trump juga mendatangi Rumah Sakit Miami Valley di Ohio untuk mendatangi korban penembakan massal di Dayton, Ohio, Amerika Serikat. Namun, kunjungan tersebut tertutup bagi media.
Menanggapi kabar penolakan dirinya oleh warga El Paso, Presiden Donald Trump menyebutnya sebagai berita palsu. "Berita palsu bekerja keras untuk menjatuhkan saya dan dua perjalanan (kunjungan korban El Paso dan Dayton), tetapi hal tersebut tidak berhasil," ungkap Trump melalui akun Twitternya, seperti yang dikutip oleh Independent.
"Cinta, rasa hormat, dan antusiasme yang mereka (korban penembakan massal) semua tunjukkan. Mereka telah melalui banyak hal, sedih!" tambahnya.
Anindya Wahyu Paramita
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini Kata-Kata Teriakan Donald Trump Sesaat Setelah Ditembak di Panggung Kampanye
Baca SelengkapnyaKetika Trump berada di depan para pendukungnya, tiba-tiba suara letusan senjata api terdengar
Baca SelengkapnyaDonald Trump Ditembak Saat Kampanye, Wajah dan Telinganya Berdarah
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan segala bentuk kekerasan tidak dapat dibenarkan
Baca SelengkapnyaSejumlah pendukung Trump kompak memakai korban putih di telinga kanannya saat mengikuti kampanye.
Baca SelengkapnyaDengan darah berceceran di wajah dan telinganya, Donald Trump tetap berdiri dan mengangkat kepalan tangan. Inilah kata-kata yang diteriakkan Trump.
Baca SelengkapnyaAksi penembakan ini menyebabkan Donald Trump tampak berlumuran darah di wajah dan telinganya. Pelaku diduga kuat penembak jitu atau sniper.
Baca SelengkapnyaKedatangan Trump disambut oleh pasukan penerbang USAF di Milwaukee
Baca SelengkapnyaGreg Smith, saksi mata melihat pelaku penembakan sedang merangkak di atas sebuah gedung
Baca SelengkapnyaMelania mengungkapkan bahwa hidup keluarganya nyaris hancur bila peluru sampai menewaskan Trump
Baca SelengkapnyaJokowi mendoakan kesembuhan bagi Donald Trump dan para korban pascainsiden penembakan.
Baca SelengkapnyaPasmpres selalu bertindak waspada dengan tetap memberikan ruang fleksibilitas kepada Presiden.
Baca Selengkapnya