Lakukan Uji Klinis, Grup Takeda Mulai Produksi Obat Covid-19 dari Plasma Darah
Merdeka.com - CEO Takeda Christophe Weber mengatakan, Grup Takeda Pharmaceutical yang mengembangkan obat Covid-19 dari plasma darah, mulai melakukan produksi sambil uji klinis tahap tiga untuk menentukan keampuhan obat tersebut.
Grup itu, yang dikenal CoVIg Plasma Alliance, mendaftarkan pasien pertamanya dalam uji klinis Tahap 3 pada Jumat setelah tertunda selama berbulan-bulan. Pihaknya berencana mendaftarkan 500 pasien dewasa dari Amerika Serikat, Meksiko serta 16 negara lainnya dan berharap mendapatkan hasilnya akhir tahun ini.
"Peluang untuk berhasil sangat tinggi. Dan itulah alasannya kami meluncurkan kampanye agar mempercepat donasi plasma konvalesen untuk membuat sekaligus memproduksi produk ini," kata Weber dikutip Reuters, Senin (12/10).
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang mengembangkan obat ini? Ahli biologi molekuler dan dokter gigi, Takahashi Katsu, telah mengembangkan obat sejenis ini untuk pertama kalinya setelah bekerja dalam bidang regenarasi gigi selama 20 tahun.
-
Apa tujuan uji klinis obat ini? Uji klinis pertama di dunia untuk obat yang dirancang untuk menumbuhkan gigi akan dimulai pada bulan September tahun ini di Rumah Sakit Universitas Kyoto, Jepang.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Mengapa obat ini dikembangkan? Kehilangan gigi sering kali menjadi masalah bagi orang-orang yang mengidap kondisi ini, mulai dari masalah penampilan hingga masalah fungsional, seperti berkurangnya kemampuan menggigit.
-
Bagaimana air dialirkan ke pabrik obat? Penggalian pada tahun 2023 di pemukiman Heraion Teikhos menghasilkan temuan yang menunjukkan bahwa air diangkut bukan dari waduk tetapi dari daerah beberapa kilometer ke arah timur lokasi penggalian, yang masih berhutan hingga saat ini.
Aliansi yang terdiri atas CSL Behring, Biotest AG Jerman dan perusahaan lainnya, sedang menguji terapi globulin hiperimun yang berasal dari plasma darah pasien sembuh Covid-19. Terapi globulin hiperimun menghasilkan dosis antibodi standar dan tidak perlu dibatasi pada pasien dengan kecocokan jenis darah.
Metode ini membuatnya lebih berkembang dan mudah ketimbang pengobatan dengan plasma konvalesen yang diambil dari pasien sembuh.
Lebih Mahal
Meski begitu, Weber menjelaskan, pengobatan tersebut bisa saja sedikit lebih mahal dari obat antibodi monoklonal seperti yang dikembangkan Regeneron Pharmaceuticals dan Eli Lilly and Co. Dia menyatakan, aliansi produsen obat tidak bermaksud mengambil keuntungan dari pengobatan tersebut.
Weber juga menambahkan, belum mengetahui berapa jumlah dosis obat yang mampu dihasilkan oleh grup tersebut pada akhir tahun ini. Karena hal itu tergantung pada donasi serta ukuran dosis yang mereka tetapkan dalam uji klinis.
Uji klinis tersebut akan menguji terapi globulin hiperimun yang digabungkan dengan obat antivirus remdesivir milik Gilead Sciences dibandingkan dengan pasien yang mengonsumsi remdesivir saja, katanya.
Roche Jual Tes Lab Antigen di Akhir 2020
Sementara itu, Roche ROG.S berencana untuk mulai menjual tes antigen Covid-19 dengan volume lebih tinggi untuk laboratorium pada akhir tahun ini karena produsen obat Swiss itu memperluas diagnostik untuk pandemi.
"Sistem yang sepenuhnya otomatis ini dapat memberikan hasil pengujian dalam 18 menit untuk satu pengujian (tidak termasuk waktu untuk pengumpulan, pengangkutan, dan persiapan sampel), dengan throughput hingga 300 pengujian per jam dari satu penganalisis, tergantung pada penganalisis," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Perusahaan tidak segera memberikan rincian tentang keakuratan tes antigen dibandingkan dengan tes molekuler yang lebih umum yang sekarang menjadi standar industri dalam menentukan apakah seseorang memiliki infeksi Covid-19 aktif. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi menyebut, pemerintah terus menggencarkan transformasi kesehatan.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Etana berhasil kembangkan produk bioteknologi dan vaksin.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaBiofarma mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp2,21 triliun.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaHal tersebut sesuai dengan arahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang mengunjungi fasilitas produksi PT Etana Biotechnologies Indonesia.
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaPengumuman penerima penghargaan Nobel adalah salah satu yang dinantikan setiap tahun.
Baca SelengkapnyaKanker merupakan momok bagi banyak orang. Pada saat ini, Rusia mengklaim bahwa mereka selangkah lebih dekat untuk menemukan vaksin Kanker.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan BMN ini digunakan untuk usaha yang lebih produktif.
Baca SelengkapnyaProduk terapi target yang dikembangkan, terdapat obat yang digunakan spesifik khusus menargetkan ke sel-sel kanker agar tidak dapat tumbuh.
Baca SelengkapnyaBio Farma Group menggunakan Medtrack dalam proses distribusi vaksin Covid-19 sampai dengan saat ini di seluruh Indonesia.
Baca Selengkapnya