Laporan Kelompok HAM Sebut Pemberontak Tigray di Ethiopia Bunuh Puluhan Warga Sipil
Merdeka.com - Pemberontak Tigray yang melawan pasukan pemerintah Ethiopia mengeksekusi puluhan warga sipil di dunia kota yang mereka kuasai pada Agustus dan September, menurut Human Rights Watch (HRW) dalam sebuah laporan pada Jumat, menambah daftar dugaan pelanggaran yang dilakukan pasukan tersebut sejak perang dipil di Ethiopia mulai 14 bulan lalu.
HRW menyampaikan, para pemberontak itu mengeksekusi 49 orang di desa Chenna dan kota Kobo di wilayah Amhara antara 31 Agustus dan 9 September.
Laporan menemukan, di Chenna, dalam rentang lima hari, pemberontak Tigray membunuh 26 warga sipil dalam 15 kesempatan sebelum meninggalkan desa itu pada 4 September. Mereka yang dibunuh termasuk petani, kakek nenek dan penduduk yang menolak menyembelih hewan ternak mereka untuk para pemberontak.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang ditangkap karena kerusuhan? 'Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran,' ujar Kusworo.
-
Siapa yang terlibat dalam Tilik Warga? 'Untuk itu kami siap bekerja sama dengan pengurus Lentera Jiwa yang bertugas memberikan pelayanan kepada warga kami yang belum sembuh dari penyakit ini,' kata Sarju dikutip dari ANTARA.
-
Siapa pemimpin perang gerilya saat Agresi Militer? Dari tokoh militer, Jateng punya seorang Jenderal Besar TNI Anumerta Raden Soedirman. Berawal dari komandan PETA, selama masa revolusi ia memimpin berbagai pertempuran. Salah satunya adalah memimpin Perang Gerilya saat peristiwa Agresi Militer.
-
Kapan kekerasan itu terjadi? Tzuyang menyebut bahwa mantan pacarnya memiliki rekaman ilegal atau molka tentang dirinya. Ancaman tersebut membuatnya terus hidup dalam ketakutan selama lima tahun.
Dikutip dari The New York Times, Senin (13/12), penduduk juga mengatakan kepada HRW mereka dipaksa tinggal di rumah mereka bersama pasukan Tigray,bahkan ketika pemberontak menembak dan menerima tembakan balasan dari pasukan Ethiopia yang ditempatkan di perbukitan terdekat. HRW mengatakan tindakan seperti itu bisa menjadi "perisai manusia," yang dianggap sebagai kejahatan perang berdasarkan Konvensi Jenewa.
Di Kobo, para pemberontak membunuh 23 orang, termasuk petani yang kembali ke rumah mereka dan para pria yang sedang berkumpul.
Laporan tersebut menambah daftar pelanggaran yang dilakukan oleh pihak-pihak yang bertikai sejak konflik di wilayah Tigray utara Ethiopia dimulai pada November 2020. Pasukan pertahanan Ethiopia dan Eritrea, bersama dengan pasukan regional Amhara dan milisi Amhara, dituduh melakukan pelanggaran termasuk pembunuhan di luar proses hukum, kekerasan seksual dan serangan terhadap pengungsi.
Juru bicara Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), Getachew Reda, belum menanggapi permintaan komentar terkait pelanggaran terbaru ini.
Sebagian besar wilayah Ethiopia utara sulit diakses sejak konflik dimulai, dan pemadaman saluran komunikasi semakin mempersulit untuk memverifikasi informasi atau menjangkau korban dan keluarga mereka. Laporan terbaru HRW berdasarkan wawancara dengan 36 orang, termasuk sejumlah dokumen yang diperoleh.
Pada Jumat, HRW meminta Dewan HAM PBB untuk membentuk badan investigasi untuk menyelidiki kejahatan terhadap warga sipil yang dilakukan kedua belah pihak.
“Sayangnya pelanggaran yang kami temukan yang dilakukan semua pihak dalam konflik ini kemungkinan hanya puncak gunung es,” jelas Gerry Simpson, direktur asosiasi untuk krisis dan konflik HRW melalui telepon dari Jenewa.
Laporan ini keluar sebulan setelah Amnesty International merilis sebuah laporan menuding pasukan Tigray memperkosa perempuan, merampok mereka dengan todongan senjata dan menjarah fasilitas kesehatan di kota Nifas Mewcha di wilayah Amhara pada Agustus.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasukan penjaga perbatasan Arab Saudi terlibat dalam kematian "ratusan" migran dan pencari suaka asal Ethiopia di perbatasan Yaman.
Baca SelengkapnyaPertempuran antara militan Palestina dan tentara Israel pecah di jalan-jalan.
Baca SelengkapnyaPejabat dan Tentara Israel Akui Sebagian Besar Korban Tewas yang Dianggap “Teroris” adalah Warga Sipil
Baca SelengkapnyaGeng-geng bersenjata telah menguasai sebagian besar wilayah di Haiti.
Baca SelengkapnyaKekerasan geng bersenjata meningkat di ibu kota Haiti dan bahkan meluas sampai ke desa-desa.
Baca SelengkapnyaTerbaru, tentara Israel memblokir sebuah truk pengiriman air yang hendak menuju Rumah Sakit layanan dialisis di Jenin.
Baca SelengkapnyaVideo viral merekam kebiadaban tentara penjajah Israel di Tepi Barat.
Baca SelengkapnyaHasil investigasi mengenai penyerangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaIni menjadi salah satu pertempuran terberat di Tepi Barat yang diduduki Israel dalam beberapa bulan terakhir. Sebanyak 10 orang dilaporkan tewas.
Baca SelengkapnyaMereka juga sengaja membakar dan menghancurkan rumah warga sipil agar tak bisa lagi dihuni.
Baca SelengkapnyaSejak pertempuran Israel dan Hamas meletus pada 7 Oktober 2023, aksi penangkapan terhadap warga Palestina di Tepi Barat semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaHenry mengambil alih kekuasaan Haiti tak lama setelah pembunuhan presiden terakhir negara itu, Jovenel Moise, pada tahun 2021.
Baca Selengkapnya