Laporan PBB: Program Rudal Korea Utara Dibiayai Kripto Curian
Merdeka.com - Serangan siber Korea Utara mencuri jutaan mata uang kripto untuk mendanai program rudal negara tersebut, menurut laporan PBB yang disampaikan ke media.
Antara 2020 dan pertengahan 2021 penyerang siber mencuri lebih dari USD 50 juta aset digital, berdasarkan temuan para penyelidik.
Menurut para penyelidik, serangan tersebut merupakan sebuah "sumber pendapatan penting" bagi program nuklir dan rudal balistik Pyongyang.
-
Bagaimana Korea Utara meluncurkan rudal antarbenua? Akan ada silo, gerbong kereta, kapal selam, dan peluncur rudal bergerak.
-
Siapa yang diincar oleh senjata nuklir Korea Utara? Analis mengatakan Korea Utara memperlihatkan ancaman nuklir yang semakin beragam ke Amerika Serikat dan Korea Selatan.
-
Kenapa Korea Selatan rugi banyak gara-gara hacker? Korea Selatan adalah salah satu negara yang paling terkena dampak kejahatan dunia maya dalam hal kerugian moneter. Perekonomian Korea Selatan diperkirakan mengalami kerugian sebesar USD72 miliar atau Rp 1,1 Triliun dalam satu tahun, menurut Microsoft Korea.
-
Kenapa Korea Utara mengembangkan rudal hipersonik? Tak puas hanya dengan rudal balistik, Pyongyang juga mengembangkan rudal hipersonik jenis baru.
-
Apa fakta trending tentang Korea Utara? Terbaru, di tahun 2024 ini, Korea Utara jadi sorotan usai mengirim ribuan balon berisi sampah ke Korea Selatan.
-
Apa yang dilakukan Korea Utara pada 13 April 2023? Korea Utara mengumumkan uji coba sebuah rudal balistik antar-benua (ICBM) baru berbahan bakar padat, Hwasong-18 pada 13 April 2023.
Dikutip dari laman BBC, Senin (7/2), temuan tersebut telah diserahkan kepada komite sanksi PBB pada Jumat.
Serangan siber Korea Utara menargetkan sedikitnya tiga pertukaran mata uang kripto di Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Laporan tersebut juga mengacu pada sebuah penelitian yang diterbitkan bulan lalu oleh firma keamanan Chainalysis yang menyatakan serangan siber Korea Utara bisa saja menjaring aset digital senilai USD 400 juta tahun lalu.
Dan pada 2019, PBB melaporkan Korea Utara mengumpulkan sekitar USD 2 miliar untuk program senjata pemusnah massalnya dengan menggunakan serangan siber yang canggih.
Korea Utara dilarang Dewan Keamanan PBB melakukan uji coba nuklir dan meluncurkan rudal balistik.
Namun laporan PBB mengatakan, meskipun sanksi tersebut melumpuhkan, Korea Utara mampu terus mengembangkan infrastruktur nuklir dan rudal balistiknya.
Korea Utara juga terus mencari materi, teknologi, dan pengetahuan di luar negeri, termasuk melalui sarana siber dan penelitian ilmiah bersama.
Pemantau sanksi mengatakan telah terjadi "percepatan yang nyata" uji coba rudal oleh Pyongyang.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berbagai pengembangan dan uji coba rudal nuklir yang dilakukan Korea Utara dipandang sebagai ancaman dunia. Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaPengerahan ratusan rudal maut Korea Utara ini dianggap sebagai ancaman oleh Korea Selatan.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar negara-negara yang kerap diserang hacker.
Baca SelengkapnyaPemimpin Korea Utara, Kim Jong-un terlihat turun langsung mengawasi latihan tersebut.
Baca SelengkapnyaTeknisi Indonesia terlibat dalam proyek bersama pengembangan jet tempur Indonesia-Korsel tersebut sejak 2016, dan telah memahami prosedur kerja.
Baca SelengkapnyaSatelit mata-mata pertama dari Korea Utara diklaim telah memotret Gedung Putih, Pentagon, dan kapal induk Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaSesuai kesepakatan awal, Indonesia dibebankan 20 persen dari total biaya pengembangan pesawat tempur itu.
Baca SelengkapnyaDalam kunjungannya, Kim Jong-un memerintahkan peningkatan produksi kendaraan peluncur rudal untuk mempersiapkan "pertempuran militer" dengan musuh.
Baca SelengkapnyaIntelijen Korea Selatan mengungkapkan bahwa Hamas menggunakan senjata Korea Utara. Berikut informasinya.
Baca SelengkapnyaKorea Utara masih terus melakukan uji coba penembakan rudal-rudal balistik ke wilayah perairan Jepang. Penambakan itu disiarkan langsung di stasiun televisi.
Baca SelengkapnyaDalam uji coba yang dipantau Kim Jong-un, rudal balistik antarbenua Hwasong-19 berhasil terbang lebih tinggi. Rudal ini juga melesat jauh ke luar angkasa.
Baca Selengkapnya