Lebih Banyak Warga AS Meninggal karena Covid-19 Ketimbang Pandemi Flu 1918
Merdeka.com - Terlepas dari satu abad kemajuan dunia medis, lebih banyak orang Amerika yang meninggal karena Covid-19 daripada mereka yang meninggal pada pandemi flu 1918. Demikian dilaporkan data dari Universitas John Hopkins pada Jumat lalu.
Dilansir dari laman AFP, Selasa (21/9), AS kini tengah mengalami gelombang keempat pandemi Covid-19 akibat varian Delta yang sangat menular dan rendahnya vaksinasi di beberapa daerah sebagai penyebab utama kematian.
Data Universitas Johns Hopkins menunjukkan 675.722 kematian akibat virus corona di AS pada Jumat. Angka itu melampaui 675.000 kematian AS selama wabah influenza yang dimulai pada tahun terakhir Perang Dunia I.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
Semua orang mengatakan, sekitar 50 juta orang tewas di seluruh dunia dalam pandemi flu – terkadang secara tidak akurat disebut sebagai "flu Spanyol" – peristiwa ini menjadi paling mematikan dalam sejarah manusia, menurut ahli epidemiologi.
Kematian saat pandemi flu 1918 melebihi kematian global Covid-19 saat ini yaitu sekitar 4,7 juta jiwa.
Dari angka kematian global tersebut 14 persen di antaranya terjadi di AS.
Populasi Amerika pada tahun 1918 kurang dari sepertiga dari jumlah populasi yang sekarang, yang berarti kematian akibat flu akan setara dengan sekitar 2,2 juta dalam keadaan saat ini.
Tidak seperti influenza saat ini, yang paling berdampak pada anak-anak dan orang tua, flu 1918 menyebabkan kematian yang sangat tinggi pada orang dewasa muda.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, tanpa adanya vaksin dan antibiotik pada masa pandemi flu 1918 itu, upaya pengendalian sangat terbatas. Hal ini termasuk isolasi, karantina, kebersihan diri yang baik, penggunaan disinfektan, dan pembatasan pertemuan publik.
Banyak tindakan yang sama, termasuk memakai masker disarankan ketika pandemi Covid dimulai.
Bagaimanapun, sekarang ada juga beberapa vaksin yang aman dan sangat efektif yang dikembangkan dan diuji dalam waktu singkat —tetapi 24 persen orang dewasa AS, atau hampir 60 juta, belum mendapatkan dosis pertama.
Reporter magang: Ramel Maulynda Rachma
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKegiatan fogging ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung museum di tengah tingginya kasus DBD.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaRatusan ribu anak tercatat menderita ISPA hingga Juli 2023.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaLima orang meninggal akibat komplikasi penyakit “langka tapi serius” di Virginia, Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaBiden mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih dia "tidak yakin orang-orang Palestina mengatakan yang sebenarnya" tentang jumlah orang yang dibunuh Israel.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca Selengkapnya