Lebih dari 1 juta orang menyesal sumbangkan suara untuk Brexit
Merdeka.com - Lebih dari satu juta orang menyatakan menyesal telah menyumbangkan suara mereka untuk hengkang dari Uni Eropa. Hal tersebut mencuat dari sebuah poling opini usai kemenangan opsi Brexit.
Dilaporkan dari 17,4 juta orang memilih suara 'hengkang', sedikitnya 1,1 juta orang menurut poling rupanya berharap tidak pernah mendukung Britania keluar dari Eropa. Temuan mengejutkan soal perolehan suara kubu Brexit ini dilansir lembaga Survation.
Survei itu sekaligus menemukan adanya indikasi sebagian pemilih sekadar memanfaatkan momen referendum Brexit untuk memprotes pemerintah.Mereka pikir suara tersebut 'tidak akan berpengaruh'. Kini mereka tengah berpikir dua kali akan hal tersebut.
-
Kenapa protes di Parlemen Inggris? Prof Amos Goldberg, sejawaran Israel mengatakan, 'Ya, itu genosida. Dan ketika Anda sampai pada kesimpulan ini, Anda tidak bisa diam saja.'
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
-
Siapa saja yang menandatangani Petisi 50? Dari 50 tokoh yang berani untuk menentang bentuk pernyataan dari Presiden Soeharto itu di antaranya adalah Mantan KASAD Jenderal A.H. Nasution, mantan Kapolri Hoegeng Imam Santoso, Mantan Perdana Menteri Burhanuddin Harahap, Mohammad Natsir, hingga Syafruddin Prawiranegara.
-
Apa tujuan Petisi 50? Petisi tersebut secara resmi diterbitkan pada tanggal 5 Mei 1980 di Jakarta. Dengan ditandatanganinya petisi tersebut, diharapkan Presiden Soeharto bisa mawas diri namun di sisi lain, mereka yang memilih untuk tanda tangan juga tak luput dari risiko yang cukup besar.
Sebuah pengguna Twitter menulis "Secara pribadi saya memilih Hengkang karena saya percaya ini adalah kebohongan dan kini saya menyesali lebih dari apa pun," seperti dikutip dari laman Independent, Selasa (28/6).
Mereka yang menyesal memilih opsi Hengkang dan telah sadar terhadap dampak suara yang diberikan. Mereka diketahui sudah menghubungi lembaga pelayanan suara untuk mempertanyakan apakah suara mereka dapat diubah.
Dukungan mereka kini bergabung dengan pemilih Tinggal dan dinamakan 'Bregretters' atau British Regretters.
Di samping hasil temuan poling lembaga survei Survation, petisi warga yang memilih tinggal sekarang mencapai angka 3,6 juta suara. Mereka mendesak diadakan referendum ulangan.
Pemimpin kelompok Brexit, misalnya Nigel Farage, Boris Johnson, atau Michael Gove menurut beberapa media mulai berbohong soal janji-janji kampanye di masa lalu.
Johnson, politikus partai konservetif yang digadang-gadang menjadi perdana menteri baru, saat kampanye dua bulan lalu sempat bilang keluar dari UE akan memangkas jumlah imigran asing di Britania pada 2020. Awal pekan ini, dia mengakui minimnya akurasi data penunjang janji tersebut.
Sedangkan Farage banjir kritikan, setelah dulu kerap berkata keluar dari Uni Eropa bisa menghemat anggaran 350 juta Pound Sterling per bulan untuk jaminan kesehatan. Cuma berselang beberapa jam usai referendum, dia menyatakan janji kampanye soal anggaran ini sebuah kesalahan.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelanggaran-pelanggaran di atas juga sudah dilaporkan kepada Bawaslu dan akan ditindaklanjuti.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator: 68,6 Persen Publik Tak Setuju Pilpres 2024 Diulang Tanpa Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaSengketa hasil perolehan suara caleg Gerindra itu sebelumnya sudah ditangani Bawaslu Bangkalan.
Baca SelengkapnyaPemungutan suara ulang di TPS 043 ini dilakukan karena terdapat 18 orang Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) mendapatkan surat suara yang tak seharusnya.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, 84 pemilih tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), Daftar Pemilih Khusus (DPK) maupun DPTb.
Baca SelengkapnyaTim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran mengaku mengantongi bukti kecurangan pelaksanaan Pemilu 2024 di Malaysia.
Baca SelengkapnyaDi Dapil DKI misalnya, jumlah perolehan suara Caleg melebihi DPT total penduduk ibu kota
Baca SelengkapnyaMereka merasa terjadi kezaliman yang massif pada pesta demokrasi tersebut.
Baca SelengkapnyaAda dua macam surat suara yang dimusnahan, yakni lembar pemilihan capres-cawapres dan calon DPR RI Dapil 2 DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaKPU-Bawaslu dianggap tidak profesional dalam menyelenggarakan Pilkada Jakarta 2024. Hasilnya, angka golongan putih atau golput pun tinggi.
Baca SelengkapnyaMinat warga untuk hadir di TPS untuk memberikan suara menurun.
Baca Selengkapnya