Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Liberalisasi Arab Saudi di Bawah Kepemimpinan Pangeran Muhammad bin Salman

Liberalisasi Arab Saudi di Bawah Kepemimpinan Pangeran Muhammad bin Salman pangeran Arab Saudi muhammad bin salman. ©independent

Merdeka.com - Arab Saudi sempat dipandang sebagai negara Islam yang konservatif. Kini pandangan itu sedikit berbeda semenjak beberapa peraturan diubah. Hal ini sejalan dengan keinginan sang Pangeran Arab Saudi, Muhammad bin Salman yang ingin melakukan reformasi Visi 2030. Artinya membuat masyarakat konservatif secara umum 'sedikit' lebih liberal ketimbang Saudi beberapa dekade silam.

Sejumlah upaya perubahan dilakukan, mulai dari mengubah aturan-aturan hingga memodernisasi kondisi Arab Saudi. Berikut beberapa perbedaan pada wajah Arab Saudi:

Pengurangan Pemisahan Gender

Dahulu Arab Saudi dikenal sebagai negara yang memiliki peraturan ketat soal pemisahan gender. Salah satunya pemisahan gender di ruang publik. Arab Saudi pernah membuat peraturan pemisahan pintu masuk restoran, kini peraturan itu berubah. Peraturan baru ini memungkinkan laki-laki dan perempuan untuk masuk melalui pintu yang sama, hal ini memudahkan pemilik restoran untuk membangun tempat usahanya.

Tak hanya peraturan untuk masyarakat Arab Saudi, aturan untuk turis juga berubah. Arab Saudi mencabut beberapa larangan pada kaum perempuan yang sedang bepergian di Negeri Petro Dolar itu. Aturan baru itu adalah, memungkinkan wanita untuk menyewa kamar hotel tanpa disertai wali pria, dan turis pria bersama wanita bukan muhrimnya dapat menginap dalam satu kamar tanpa bukti pernikahan.

Otoritas pariwisata Saudi mengatakan, pelonggaran peraturan ketat yang mengatur interaksi sosial terjadi setelah Riyadh meluncurkan skema visa turis pertamanya. Pelonggaran itu sebagai bagian dari upaya untuk membuka negara bagi pengunjung asing dan mendiversifikasi ekonominya yang bergantung pada minyak.

Modernisasi

Selain beberapa perubahan pemisahan gender, Arab Saudi juga mulai memodernisasi sejumlah peraturan. Terutama modernisasi peraturan untuk wanita. Dahulu, sejumlah kegiatan tak bisa dilakukan oleh wanita, seperti mengendarai mobil. Kini peraturan itu berubah. Wanita-wanita Arab Saudi mulai berani mengendarai mobil.

Selain itu, sejumlah fasilitas hiburan seperti bioskop juga sudah mulai dibuka. Sejak 1970-an dan 1980-an seluruh bioskop di Saudi ditutup karena desakan kaum ultra konservatif. Kini, Kementerian Penerangan Arab Saudi mengumumkan layar lebar atau bioskop mulai dibuka untuk umum di Ibu Kota Riyadh pada 18 April 2018.

Tak hanya bioskop, kabarnya Arab Saudi juga bakal membuka klub malam halal. Nama klub malam White di Dubai dan Beirut pekan ini mengumumkan mereka akan membuka cabang di Kota Jeddah, Arab Saudi. Namun belum bisa dipastikan, apakah kabar ini benar adanya atau tidak.

Permudah Wisata ke Arab Saudi

Arab Saudi mencabut larangan bagi para peziarah berjalan-jalan secara bebas di sekitar wilayah kerajaan. Pencabutan larangan yang telah diberlakukan sejak lama ini dilakukan pada Selasa (16/7) dengan tujuan untuk menggenjot sektor pariwisata. Demikian dilaporkan media setempat.

Wisatawan yang sedang menjalani ibadah umrah sebelumnya dilarang bepergian ke luar kota suci Makkah dan Madinah. Setelah larangan dicabut, mereka diizinkan mengunjungi Laut Merah di Jeddah, salah satu tujuan para jemaah haji maupun umrah.

Keputusan kerajaan yang mengakhiri pembatasan perjalanan tersebut telah disiapkan. Demikian disampaikan Menteri Media Issam bin Saeed kepada kantor berita pemerintah Arab Saudi, dilansir dari laman Alaraby, Kamis (18/7).

Rencana tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah jemaah umrah setiap tahunnya dari 8 juta menjadi 30 juta per tahun dan mendorong para peziarah untuk mengunjungi kota-kota lainnya di Arab Saudi dan situs-situs di luar kota suci Makkah dan Madinah demi menggenjot pendapatan di bidang pariwisata.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP