Lima Hal yang Masih Misterius Soal Asal-Usul Virus Corona
Merdeka.com - Misi penyelidikan tim ahli WHO ke China berakhir pekan ini tanpa temuan terkait sumber virus corona yang telah menewaskan 2,3 juta orang.
Tapi tim ahli dari luar negeri ini sepakat virus novel corona sepertinya melompat dari kelelawar ke spesies hewan yang tak diketahui, sebelum menular ke manusia.
Tim juga menyimpulkan "sangat tidak mungkin" virus berasal dari laboratorium keamanan tinggi di Wuhan, China, seperti teori yang mengemuka bahwa virus corona bocor dari laboratorium.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa yang ditemukan oleh tim ilmuwan di China? Tim ilmuwan yang terdiri dari ahli paleontologi, ahli geosains dan spesialis evolusi di China menemukan fosil telur yang digali pada 2021 adalah telur dinosaurus terkecil yang pernah ditemukan.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan China? Ilmuwan dari China telah menciptakan desain baterai berbasis air terbaru yang lebih aman dan lebih efisien dalam menyimpan energi dibandingkan dengan baterai ion litium (Li-ion) yang saat ini banyak digunakan oleh manusia.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di China? Fosil seekor hewan mamalia menyerang dinosaurus ditemukan di China timur laut. Seekor mamalia sejenis luwak sedang menyerang seekor dinosaurus pemakan tumbuhan, menindih mangsanya, dan menggigitnya.
-
Apa itu penyakit misterius di China? Dalam beberapa hari terakhir, China dihantui lonjakan penyakit pernapasan misterius di kalangan anak-anak di sepanjang wilayah utara, menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu. Cacing tersebut mati saat belum terbentuk secara sempurna atau masih dalam bentuk larva.
Tim dihantui tekanan dan pengawasan global yang besar selama penyelidikannya di China, yang digambarkan anggota misi Peter Daszak sebagai bekerja "di bawah lingkungan yang paling bermuatan politik."
Setelah misi yang berlangsung hampir sebulan, berikut lima hal yang masih belum kita ketahui tentang asal-usul virus tersebut:
1. Bersumber dari hewan
Para ahli mengatakan tes dilakukan pada puluhan ribu sampel dari hewan liar, hewan ternak, dan domestik di seluruh China - tetapi tidak ada yang mengandung virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
Namun, ahli virologi Belanda dan anggota tim WHO, Marion Koopmans, mengatakan spesies yang lebih rentan terhadap virus - termasuk tikus bambu, luwak, dan kelinci - dijual di pasar Huanan Wuhan, tempat klaster awal virus, dan bisa menjadi pintu masuk untuk investigasi lebih lanjut.
Ahli zoologi Inggris, Daszak juga mengatakan virus kelelawar baru yang ditemukan di Thailand dan Kamboja, "mengalihkan fokus kami ke Asia Tenggara".
"Saya pikir suatu hari kita akan menemukan (sumber) itu, mungkin butuh waktu tapi akan sampai di sana tanpa keraguan," katanya kepada wartawan, dikutip dari France 24, Kamis (11/2).
2. Data mentah
Kekhawatiran telah diungkapkan terkait aksea data para ilmuwan di China, di tengah tuduhan Beijing meremehkan keparahan wabah sejak awal di Wuhan pada akhir 2019.
Epidemiolog Denmark dan anggota tim, Thea Kolsen Fischer mengatakan tim WHO tak diberikan data mentah, tapi bergantung pada analisis awal para ilmuwan China.
Dalam banyak kasus, kata Fischer, hal yang lumrah bagi orang luar mendapatkan akses ke kumpulan data.
Anggota tim WHO mengatakan mereka diberikan akses penuh ke sejumlah tempat dan individu yang mereka minta untuk dikunjungi.
3. Transmisi rantai dingin
Beijing berulang kali melontarkan teori bahwa virus itu dibawa ke China melalui pengemasan produk rantai dingin seperti makanan laut beku impor, mengaitkannya dengan wabah domestik baru-baru ini.
Sebelumnya, Kepala kedaruratan WHO, Mike Ryan mengatakan "tidak ada bukti bahwa makanan atau rantai makanan ikut serta dalam penularan".
Namun misi WHO di China mempertegas teori tersebut.
Kepala misi China, Liang Wannian, mengatakan virus dapat menyebar jauh di permukaan produk rantai dingin, dan sampel lingkungan dari pasar Huanan - yang menjual hewan liar beku dan makanan laut - menunjukkan kontaminasi virus yang meluas.
Namun ketua tim WHO, Peter Ben Embarek memperingatkan masih belum jelas apakah virus dapat menular ke manusia dari permukaan rantai dingin yang terkontaminasi.
4. Berasal dari luar China?
Beijing berulang kali menyerukan WHO meluncurkan misi penelusuran asal usul virus di Amerika Serikat, dan pejabat Kementerian Luar Negeri China tertarik pada teori konspirasi kebocoran virus dari laboratorium penelitian bakteri militer Amerika.
Bermaksud menangkis kritik internasional atas penanganan awal wabahnya, China juga memperkuat penelitian yang menunjukkan beberapa kasus Covid-19 muncul di Italia dan negara lain pada akhir 2019.
Namun dalam merilis kesimpulan laporan itu, Koopmans mengatakan penelitian ini "tidak memberikan bukti lengkap peredaran virus sebelumnya" di luar China pada awal Desember.
Namun, dia mengakui para ahli "harus benar-benar pergi dan mencari bukti peredaran sebelumnya."
5. Apa selanjutnya?
Koopmans mengatakan peternakan yang memasok hewan liar ke pasar Huanan Wuhan layak dijadikan penelitian lebih lanjut.
Selain mengambil sampel lebih banyak reservoir hewan liar - terutama kelelawar - di dalam dan di luar China, Ben Embarek menyarankan tes ulang sampel menggunakan "pendekatan baru" untuk tes darah dan mencari lebih banyak kasus awal yang tidak terdeteksi di Wuhan pada Desember 2019.
Sementara itu, China ingin penyelidikan asal usul virus tahap selanjutnya dilakukan di negara lain.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.
Baca SelengkapnyaMunculnya wabah misterius ini mirip dengan awal kemunculan Covid-19 tiga tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.
Baca SelengkapnyaGidion mengatakan, tim dari forensik sedang menganalisis barang bukti yang ditemukan di lokasi.
Baca SelengkapnyaTim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya pneumonia misterius yang tengah merebak di China dan Eropa.
Baca SelengkapnyaKapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengungkapkan, sebanyak 12 orang saksi telah dimintai keterangan.
Baca SelengkapnyaTerkait penyebab kematiannya, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan di laboratorium.
Baca Selengkapnya