Lima negara paling banyak golput dalam pemilu
Merdeka.com - Dalam 40 tahun terakhir, jumlah partisipasi pemilih dalam pemilihan umum di berbagai belahan dunia terus menurun di negara-negara maju dan menerapkan demokrasi.
Kondisi itu bisa terlihat di Amerika Serikat, Eropa Barat, Jepang, dan Amerika Latin. Kondisi ini sudah menjadi bahasan tersendiri di antara para pakar ilmu politik dalam beberapa dekade.
Penurunan jumlah warga yang mencoblos atau memilih dalam pemilu memang tidak bisa dikatakan sepenuhnya sama dengan meningkatnya angka golput atau golongan putih.
-
Bagaimana pemilu di Indonesia berkembang? Pemilu di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dan evolusi sejak masa kolonial hingga era modern.
-
Apa itu Pemilu? Pemilu adalah sarana penyelenggaraan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
-
Kenapa suara Partai Demokrat merosot? Merosotnya perolehan suara ditengarai karena konflik internal dan beberapa tokoh partai yang terciduk kasus korupsi.
-
Bagaimana cara meningkatkan kualitas partisipasi pemilih? Peningkatan kualitas ini dapat dicapai melalui pemberantasan politik uang, peningkatan kualitas kampanye, pemberantasan hoaks, serta penegakan hukum terhadap tindak pidana maupun pelanggaran dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada.
-
Siapa yang terlibat dalam Pemilu? Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu mekanisme fundamental dalam sistem demokrasi yang memungkinkan warga negara untuk secara langsung atau tidak langsung memilih para pemimpin dan wakilnya.
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi hasil pemilu? Hasil pemilu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks dan bervariasi tergantung pada konteks politik suatu negara. Beberapa faktor yang umumnya dapat memengaruhi hasil pemilu meliputi: 1. Kandidat dan Partai Politik, 2. Isu Pemilu, 3. Faktor Ekonomi, 4. Media Massa, 5. Partisipasi Pemilih, 6. Sistem Pemilu, 7. Peraturan Pemilu, 8. Sentimen Publik, 9. Dukungan Elektoral, 10. Perubahan Demografis.
Namun setidaknya angka itu bisa menunjukkan tingkat partisipasi warga di negara-negara itu dan kisaran jumlah pemilih golputnya.
Negara-negara mana saja yang tingkat partisipasinya terendah atau golputnya tinggi dalam pemilu?
Simak data teranyar yang berhasil dihimpun merdeka.com dari Institut Demokrasi dan Pemilu Internasional (IDEA).
Thailand
Di benua Asia Thailand menjadi negara paling rendah tingkat partisipasi warganya dalam pemilihan umum. Angka itu menunjukkan warga yang golput juga cukup tinggi.Hasil pemilu digelar awal Februari lalu menunjukkan hanya 46,79 persen rakyat Negeri Gajah Putih itu datang ke tempat pemungutan suara dan menyalurkan suaranya.Kondisi itu merupakan dampak demo besar-besaran rakyat Thailand, terutama di Ibu Kota Bangkok, selama beberapa bulan sebelumnya. Mereka menuntut Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mundur dari jabatannya. Pada pemilu Februari lalu tercatat ada 43 juta warga terdaftar sebagai pemilih dari 67 juta penduduk.
Lithuania
Negara-negara di Eropa Barat yang sudah lebih maju dan menerapkan demokrasi memang tercatat cukup rendah tingkat partisipasinya dalam pemilihan umum. Itu sesuai dengan kecenderungan di berbagai belahan dunia dalam 40 tahun terakhir.Namun bukan berarti negara-negara di Eropa Timur berlaku sebaliknya. Lithuania misalnya. Negara dengan populasi 2,9 juta jiwa ini pada pemilu 2012 lalu hanya mencatat angka 35,91 persen partisipasi warganya dalam pemilu, padahal jumlah rakyat yang terdaftar buat mengikuti pemilu ada 2,4 juta.
Haiti
Sebagai negara kecil dengan populasi sembilan juta jiwa, Haiti menjadi negara paling rendah keikutsertaan warganya dalam memilih di pemilihan umum di kawasan Amerika Utara.Dari 3,5 juta rakyat yang terdaftar, hanya 28,31 persen yang menyatakan pilihannya di tempat pemungutan suara pada pemilu 2006 lalu.
Nigeria
Nigeri termasuk negara yang jumlah partisipasinya rendah dalam peilihan umum di benua Afrika.Dari 73,5 juta pemilih terdaftar, hanya 28,9 persen yang menyalurkan suaranya pada pemilu 2011. Angka pemilih terdaftar itu pun kurang dari separuh jumlah total penduduk Nigeria yang mencapai 155,2 juta jiwa.
Gambia
Di benua Afrika yang rata-rata negaranya belum maju dan menerapkan demokrasi, Gambia tercatat sebagai negara paling sedikit jumlah warganya yang ikut mencoblos saat pemilihan umum.Pada pemilu 2012 lalu hanya 19.44 persen rakyat mencoblos dari 796,9 ribu pemilih terdaftar. Angka itu memang kecil karena jumlah penduduk di Gambia hanya 1,8 juta jiwa.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data golput mengalami kenaikan pada Pilkada 2024 di 7 provinsi.
Baca SelengkapnyaJawa Tengah menjadi satu-satunya daerah yang angka golputnya turun dibanding provinsi lainnya pada Pilgub 2024.
Baca SelengkapnyaBawaslu menyebut, menurunnya partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta harus menjadi refleksi bersama.
Baca SelengkapnyaLembaga survei Charta Politika mencatat penurunan partisipasi pemilih di Pilkada DKI Jakarta 2024 menjadi hanya 58 persen.
Baca SelengkapnyaDengan adanya penurunan partisipasi masyarakat pada Pilkada tersebut. Maka, perlu dilakukannya refleksi hingga evaluasi.
Baca SelengkapnyaAngka golput Jakarta pada Pilgub sebelumnya ialah 20,5 persen.
Baca SelengkapnyaDPR tengah mencermati implikasi penyelenggaraan Pilkada serentak 2024 dengan rendahnya tingkat partisipasi politik warga dalam menggunakan hak suaranya.
Baca SelengkapnyaMengetahui sejarah Pemilu di Indonesia dari masa ke masa sejak tahun 1955 sampai 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut KPU ada kemungkinan penurunan partisipasi pemilih ketimbang Pemilihan Presiden (Pilpres).
Baca SelengkapnyaAngka partisipasi pemilih hanya tercapai 71,92 persen dari target 75 persen.
Baca SelengkapnyaPemilu 1955 merupakan pemilu pertama yang diselenggarakan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPopuli Center menggelar survei tatap muka pada 28 November-5 Desember 2023.
Baca Selengkapnya