Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lima teori populer ini jelaskan dalang di balik ISIS

Lima teori populer ini jelaskan dalang di balik ISIS ISIS bantai 21 umat Kristen Koptik di Libya. ©REUTERS

Merdeka.com - Kamis (26/2), Imam Masjid Nabawi, Syekh Ali Jaber yang berceramah di Banda Aceh melontarkan pernyataan mengejutkan. Dia tegas menyebut Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) bikin rusuh dunia Arab beberapa waktu terakhir, sebetulnya didalangi Amerika Serikat.

"Amerika itu musuhnya Islam, ISIS dibentuk oleh Amerika. Meskipun mereka berteriak Allahu Akbar, tetapi sesungguhnya Islam itu di hati," kata Syekh Jaber.

Sedikit kilas balik, organisasi militan pendukung khilafah Islamiyah ini seakan muncul dari kegelapan.

Pada awal 2014, ribuan orang dengan seragam, bendera hitam, serta persenjataan lengkap serentak bermunculan di Provinsi Aleppo, Suriah. Gerakan yang sama muncul di Provinsi Diyala, Irak.

Mereka awalnya menjarah bank. Mendekati April 2014, para militan ini mulai menyerang ladang minyak. Seturut itu, teror di Timur Tengah menggila. Ribuan orang, sipil maupun tentara, tua-muda, laki-perempuan, semua dibantai oleh kekuatan baru tersebut.

Tak lama, muncul maklumat dari pria bernama Abubakar al-Baghdadi. Dia mengklaim sebagai khalifah negara baru berlandaskan sepenuhnya pada agama Islam. Pada 29 Juni 2014, ISIS diproklamirkan dalam khotbah di Masjid Agung Kota Mosul, Irak.

Hanya berselang sebulan, ISIS bagaikan wabah menyebar ke seluruh dunia. Mesin propaganda kelompok militan itu sangat siap di dunia maya. Ribuan muslim diajak bergabung untuk mempertahankan khilafah diklaim penerus kejayaan Islam tersebut.

Dari awalnya hanya pasukan sebesar 50 ribu personil, ISIS menjelma jadi garda yang sanggup menandingi kekuatan militer dua negara. Tiap bulan ratusan orang dari seluruh dunia bergabung. Kebanyakan anak muda, termasuk dari Indonesia.

Tapi sepak terjang ISIS memicu ketakutan di mana-mana. Para militan menculik warga asing, baik dari Amerika Serikat, Mesir, hingga Jepang, meresahkan publik dunia. Korban sipil jatuh sia-sia. Dua hari terakhir, ISIS menghancurkan perpustakaan dan monumen bersejarah di Mosul.

Bukannya mendukung, negara-negara di Timur Tengah ikut gerah atas keberadaan ISIS. Serangan militer koalisi Arab dan Barat pun digelar setengah tahun terakhir. Tapi, publik selalu penasaran dengan dalang sebenarnya di balik ISIS.

Siapa sebetulnya Abubakar al-Baghdadi? Kenapa dia bisa menggaet ribuan orang untuk setia dalam waktu singkat? Apa hubungan ISIS dengan kelompok teror lain di Timur Tengah? Lebih penting lagi, dipasok dari mana dana organisasi sebesar ISIS, apakah hasil jualan minyak curian dan menjarah bank?

Media massa kredibel seperti Aljazeera, International Business Times, majalah TIME, Al Arabiya, hingga BBC berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Berikut rangkuman merdeka.com terhadap lima teori utama yang berusaha menjelaskan dalang di balik sepak terjang ISIS. Masing-masing teori itu memiliki cukup data untuk mendukung klaimnya.

Selamat membaca!

Pecahan Al Qaidah Irak

New York Times menurunkan laporan panjang melacak sejarah hidup Abubakar al-Baghdadi. Dia militan radikal asal Irak yang pernah tertangkap militer AS di Kota Fallujah pada 2004.

Setelah dikirim ke penjara khusus di Irak, dia justru semakin radikal. Ketika bebas dari bui, al-Baghdadi bergabung dengan Al Qaidah cabang ISIS.

Selepas kematian Usamah bin Ladin, terjadi perebutan kekuasaan. Faksi al-Baghdadi mengambil kendali lalu membentuk embrio ISIS sejak 2013.

Hal ini dipastikan oleh Sarjana Irak Hisham al-Hashimi. "Sederhana saja, ISIS adalah pecahan Al Qaidah. Benihnya sudah muncul ketika Abu Mus'ab al-Zarqawi mendirikan Negara Islam Irak pada 2006," kata Hisham.

Baghdadi merangkak ke atas setelah serangan AS menewaskan Zarqawi pada 2006. Empat tahun kemudian, Abu Abdullah Rasyid Baghdadi, pengganti Zarqawi, terbunuh dalam serangan udara Amerika terhadap rumah persembunyiannya di Kota Tikrit. 

Lalu dari mana semua dana operasional yang terkesan melimpah? Hisham menjelaskan saat merampok beberapa bank di Kota Raqqa, Aleppo, serta Anbar, ISIS berhasil meraup emas dalam jumlah besar. Modal awal itu senilai USD 400 juta. Ditambah kini mereka menguasai beberapa ladang minyak jarahan.

Boneka Saudi dan Turki melawan Iran

Berbeda dari teori pertama tadi, surat kabar the Final Call asal Amerika Serikat menyodorkan cerita yang sangat berbeda. ISIS bukanlah pecahan Al Qaidah, melainkan organisasi baru yang sudah disiapkan sejak 2007.

Siapa dalangnya? Menurut informan dari Nations of Islam, dana terbesar datang dari Arab Saudi dan Turki. Kedua negara itu dituding donor besar untuk setiap gerakan Sunni radikal, termasuk Ikhwanul Muslimin.

"Tidak hanya menyediakan dana, Saudi dan Turki melatih sekaligus mempersenjatai ISIS sejak lama," tulis surat kabar tersebut.

USA Today sempat menurunkan laporan yang mirip. Saudi disebut-sebut mengetahui sepak terjang ISIS. Bocoran memo di internal Saudi menyatakan ada pengiriman puluhan narapidana teroris ke Suriah.

Lalu apa agenda Saudi atau Turki mendanai organisasi radikal skala besar seperti ISIS?

Menurut mantan Kepala Dinas Intelijen Inggris (MI5) Richard Dearlove, ini adalah kepentingan geopolitik untuk menguasai kawasan perbatasan dengan Eropa dan Afrika. Terutama mengamankan ladang minyak dari pengaruh Iran, yang dikuasai ulama mazhab Syiah. Di Irak dan Suriah, kebetulan rezim yang kini dominan berasal dari kalangan Ahlul Bait.

"Rezim penguasa Sunni di kawasan selalu tertarik dengan gagasan mengatasi penyebaran pengaruh Syiah," tuturnya.

Mainan para saudagar minyak

Sedikit berbeda dari teori Sunni vs Syiah, penjelasan berikut ini menempatkan ISIS murni sebagai alat untuk motif ekonomi.

Situs truthout.org mengklaim orang-orang kaya di Teluk adalah para pemain utama yang mendanai al-Baghdadi. Para saudagar yang mayoritas berbisnis minyak ini berasal dari Qatar, Kuwait, Arab Saudi, maupun Uni Emirat Arab.

Teori ini didasarkan pada bocoran kabel mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton yang menyebut Saudi tidak bisa mengendalikan orang-orang kaya di kawasan.

"Saudi mungkin peduli dengan ancaman terorisme di sekitarnya. Tapi pemerintah Saudi selalu membiarkan pendonor organisasi teror berkeliaran."

Memang apa tujuan para emir itu mendanai Baghdadi Cs? Murni soal uang. 

ISIS mendapat untung USD 1 juta setiap hari dari menjual minyak mentah yang diambil dari ladang-ladang minyak di Suriah dan Irak.

Dari kilang-kilang minyak yang dikuasai, ISIS bisa memproduksi 50.000 barel setiap hari. Mereka menjualnya di pasar gelap, seperti Turki, dengan harga yang murah.

Proyek intelijen Mossad

Ini adalah teori yang cukup populer sejak kemunculan ISIS tahun lalu. Dinas Intelijen Luar Negeri Israel (Mossad) disebut dalang utama di balik kemunculan militan khilafah Islamiyah.

Kabar mengejutkan diembuskan Veterans Today. Jurnal bidang militer dan luar negeri ini menyebut pemimpin Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) Abu Bakar al-Baghdadi sebenarnya adalah orang Yahudi dan merupakan agen Mossad.

Nama asli Baghdadi adalah Emir Daash alias Simon Elliot. Dia lahir dari orang tua Yahudi. Elliot direkrut dan dilatih oleh Mossad buat memata-matai dan melancarkan perang urat syaraf terhadap masyarakat Arab dan muslim. 

Informasi dari Edward Snowden itu mengungkapkan Elliot alias al-Baghdadi bertugas menarik para teroris dari seluruh dunia. "Satu-satunya solusi untuk melindungi negara Yahudi adalah dengan menciptakan musuh di dekat perbatasannya," menurut dokumen dirilis Snowden.

ISIS dibentuk tiga negara, otaknya AS

Ini teori yang paling banyak dipercaya pelbagai kalangan setelah sepak terjang ISIS bikin resah. Berbeda dari teori sebelumnya, Israel tidak bergerak sendiri mendirikan pasukan negara Islam.

Sebaliknya, ada tiga negara yang terlibat. Selain Negara Zionis, Inggris juga ikut urun dana sekaligus persenjataan. Otaknya adalah Amerika Serikat. Teori inilah yang disampaikan Imam Masjid Nabawi, Syekh Ali Jaber saat melawat ke Aceh kemarin.

Laporan khusus the Guardian menyatakan banyak sumber militan di Yordania justru kaget dengan agenda-agenda ISIS. 

"Mereka dibentuk untuk memperkuat solidaritas negara-negara sekuler melawan Islam," sebut seorang militan Sunni.

Laporan the Telegraph menegaskan Amerika Serikat setidaknya tahu sejak awal, akan muncul gerakan ISIS. Soalnya, pasukan di Irak dan Suriah ini sebetulnya organ-organ kecil yang dulu dibina CIA.

"Kalaupun tidak membentuk langsung, Amerika mendukung pembentukan ISIS secara tidak langsung," tulis analis politik luar negeri Peter Oborne.

(mdk/ard)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Benarkah ISIS Diciptakan CIA-Mossad? Begini Faktanya
Benarkah ISIS Diciptakan CIA-Mossad? Begini Faktanya

Dugaan bahwa ISIS dibentuk Israel karena organisasi ini tidak pernah gencar menyerang negara Zionis tersebut.

Baca Selengkapnya
Rusia Tangkap Semua Tersangka Penembakan di Gedung Konser yang Tewaskan 133 Orang, Mereka Hendak Kabur ke Ukraina
Rusia Tangkap Semua Tersangka Penembakan di Gedung Konser yang Tewaskan 133 Orang, Mereka Hendak Kabur ke Ukraina

Rusia Tangkap Semua Tersangka Pelaku Penembakan di Gedung Konser yang Tewaskan 133 Orang

Baca Selengkapnya
Kasus Terduga Teroris Karyawan BUMN, Waspadai Jaringan Sosial untuk Cegah Radikalisme
Kasus Terduga Teroris Karyawan BUMN, Waspadai Jaringan Sosial untuk Cegah Radikalisme

Noor Huda berpesan agar masyarakat tidak terpaku pada stereotipe atau subjektivitas yang berlaku di masyarakat.

Baca Selengkapnya
Tiga Polisi Dikabarkan Ditangkap Diduga Pasok Senjata ke Teroris Pegawai KAI
Tiga Polisi Dikabarkan Ditangkap Diduga Pasok Senjata ke Teroris Pegawai KAI

Polda Metro Jaya akan memberikan pernyataan terkait ini nanti sore

Baca Selengkapnya
Iran Bom Markas Mata-Mata Israel di Irak, Lokasinya Dekat Kantor Konsulat AS
Iran Bom Markas Mata-Mata Israel di Irak, Lokasinya Dekat Kantor Konsulat AS

Markas Mossad ini berada di Erbil, wilayah semi otonomi Kurdish.

Baca Selengkapnya
Gerakan NII dan Desakan Dimasukkannya Jadi Organisasi Teroris Buntut Kontroversi Al-Zaytun
Gerakan NII dan Desakan Dimasukkannya Jadi Organisasi Teroris Buntut Kontroversi Al-Zaytun

Hal ini bertujuan untuk memberikan payung hukum bagi aparat di lapangan untuk melakukan penindakan.

Baca Selengkapnya
Ini Identitas 4 Tersangka Pelaku Penembakan Massal di Gedung Konser Moskow, Disidang dengan Wajah Babak Belur
Ini Identitas 4 Tersangka Pelaku Penembakan Massal di Gedung Konser Moskow, Disidang dengan Wajah Babak Belur

Babak Belur, Begini Wajah Para Tersangka Penembakan Massal di Gedung Konser Rusia

Baca Selengkapnya
5 Teroris Tersangka Bom Polsek Astana Anyar Ditangkap, Ada Anak Didik Dr Azahari & Simpatisan ISIS
5 Teroris Tersangka Bom Polsek Astana Anyar Ditangkap, Ada Anak Didik Dr Azahari & Simpatisan ISIS

5 Teroris Tersangka Bom Polsek Astana Anyar Ditangkap, Ada Anak Didik Dr Azahari & Simpatisan ISIS

Baca Selengkapnya
Iran Eksekusi Empat Mata-Mata Israel, Terungkap Sedang Rencanakan Pembunuhan Pejabat
Iran Eksekusi Empat Mata-Mata Israel, Terungkap Sedang Rencanakan Pembunuhan Pejabat

Eksekusi dilakukan hanya beberapa hari setelah Israel membunuh komandan Garda Revolusi Iran di Damaskus, Suriah.

Baca Selengkapnya
Jejak Operasi Intelijen Israel di Dalam Negeri Iran, Perang Rahasia Pembunuhan Para Tokoh Penting
Jejak Operasi Intelijen Israel di Dalam Negeri Iran, Perang Rahasia Pembunuhan Para Tokoh Penting

Iran dan Israel telah lama menjadi musuh bebuyutan. Sejak revolusi Iran terjadi pada 1979, Iran telah menjadi musuh nyata bagi Israel dan Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Pegawai KAI Tersangka Teroris, Puluhan Senjata dan Ratusan Amunisi Disita
Pegawai KAI Tersangka Teroris, Puluhan Senjata dan Ratusan Amunisi Disita

Polisi masih mendalami asal dan rencana penggunaan senjata tersebut.

Baca Selengkapnya
Operasi Pembunuhan Ismail Haniyeh, Keterlibatan Mossad Israel & Dugaan Pengkhianatan Agen Iran
Operasi Pembunuhan Ismail Haniyeh, Keterlibatan Mossad Israel & Dugaan Pengkhianatan Agen Iran

Dugaan keterlibatan Mossad dan pengkhianat Iran dalam rencana pembunuhan Ismail Haniyeh.

Baca Selengkapnya