Malaysia dan 3 Negara Akan Daftarkan Kebaya Sebagai Warisan Budaya ke UNESCO
Merdeka.com - Singapura bersama Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand akan menominasikan pakaian kebaya dalam daftar cagar budaya Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Nominasi yang akan diserahkan Maret 2023 nanti itu dijelaskan Badan Warisan Nasional (NHB) sebagai nominasi multikultural pertama yang dilakukan Singapura kepada Daftar Perwakilan UNESCO untuk Warisan Budaya Tak Benda Manusia.
Menurut NHB, kebaya adalah pakaian tradisional wanita yang populer di kawasan Asia Tenggara.
-
Siapa yang menerima penghargaan dari Singapura? Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mendapat penghargaan dari pihak Pemerintah Singapura.
-
Kenapa Singapura Botanic Gardens jadi Situs Warisan Dunia UNESCO? Taman tropis tertua di Singapura yang juga merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Anda bisa menikmati udara segar, melihat berbagai koleksi tanaman, dan juga mengunjungi National Orchid Garden yang memiliki lebih dari 1.000 spesies anggrek.
-
Kenapa Singapura dipilih? Pasalnya, ia akan mengadakan konser selama 6 hari di Singapura. Pertanyaannya, mengapa hanya Singapura?
-
Siapa yang mendapatkan penghargaan Merdeka Awards 2024? Salah satu kategori dalam ajang penghargaan Merdeka Awards 2024 adalah Sosok Inspiratif untuk Indonesia. Berikut para penerimanya: Adrianus Jeniven Haki Tonbesi (Bidang Kesehatan), Ahmad Jamaludin (Bidang Pendidikan), Cecep Abdullah (Bidang Sosial), Mahariah Sandri (Bidang Lingkungan Hidup), Kiswanti (Perempuan Inspiratif), dan Engkus Al Getuk (Sukabumi).
-
Apa tema Merdeka Awards 2024? Tahun ini, Merdeka Awards 2024 mengusung tema Inspirasi Indonesia, yang memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah hingga perusahaan yang dinilai berhasil menerapkan program kolaborasi berbasis teknologi.
-
Dimana Merdeka Awards 2024 diadakan? Ajang penghargaan Merdeka Awards 2024 kembali digelar pada Kamis (19/9) di SCTV Tower, Jakarta Pusat.
“Kebaya mewakili dan merayakan sejarah bersama kawasan ini, mempromosikan pemahaman lintas budaya dan terus hadir dan secara aktif diproduksi dan dikenakan banyak komunitas di seluruh Asia Tenggara,” jelas NHB, dikutip dari The Strait Times, Jumat (25/11).
Chang Hwee, kepala NHB menjelaskan kebaya selama ini telah mewakili berbagai budaya penduduk Malaysia dan Singapura.
“Kebaya telah, dan terus menjadi, aspek sentral dalam representasi dan tampilan warisan budaya dan identitas Melayu, Peranakan dan masyarakat lainnya di Singapura, dan merupakan bagian integral dari warisan kami sebagai kota pelabuhan multikultural, dengan hubungan lintas budaya Asia Tenggara dan dunia,” jelasnya.
NHB sebelumnya menyatakan Malaysia telah mengusulkan dan mengoordinasi nominasi multinasional itu terlebih dahulu pada sejumlah rapat negara sepanjang 2022.
NHB menjelaskan Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand setuju bekerja sama untuk nominasi itu. Empat negara itu juga membuka negara lain yang ingin bergabung menyetujui nominasi kebaya.
Berbagai kegiatan untuk meraih dukungan nominasi telah dilakukan NHB sepanjang tahun. Seperti pada Agustus dan Oktober lalu di mana NHB melakukan enam kelompok diskusi dengan seluruh pihak terkait. Juga pada tanggal 1 – 3 bulan ini, perwakilan NHB menghadiri kegiatan dukungan nominasi kebaya di Port Dickson, Malaysia.
NHB juga akan melakukan kampanye publik pada Januari – Maret 2023 nanti demi mendapatkan dukungan.
Kini pihak UNESCO akan menilai seluruh nominasi yang masuk. Pengumuman penerimaan nominasi akan dilakukan UNESCO pada akhir 2024 nanti.
Salah satu dukungan yang diterima NHB adalah dari seorang wanita pembuat kebaya berumur 52 tahun bernama Ratianah Tahir. Tahir, pemilik usaha ‘Kebaya By Ratianah’ menceritakan kebaya telah menjadi pakaian favoritnya semenjak masih muda.
Tahir pun berharap adanya nominasi ini dapat menyadarkan anak-anak muda mengenai pakaian tradisional itu. Bahkan Tahir menjalankan usaha itu dengan putrinya yang berumur 29 tahun bernama Putri Nadirah.
Putri pun bercerita akhir-akhir ini banyak anak muda yang sadar akan budaya mereka.
“Sebelumnya tidak banyak anak muda, tetapi saya pikir akhir-akhir ini semakin banyak orang yang mencoba untuk mengetahui lebih banyak tentang budaya dan warisan mereka, dan karena itu ada lebih banyak apresiasi dan adopsi praktik budaya,” ujar Putri.
Dukungan nominasi juga diberikan pembuat kebaya berusia 51 tahun bernama Heath Yeo. Baginya, kebaya mempersatukan penduduk Melayu dan Peranakan hingga penduduk China dan Eurasia.
Yeo Kirk Siang, direktur divisi warisan dan penelitian NHB menjelaskan nominasi itu adalah nominasi nasional kedua Singapura. Dia menjelaskan pihak NHB akan bekerja sama dengan masyarakat Singapura untuk menentukan nominasi-nominasi lain.
Sebelumnya pada 2021, UNESCO telah menambahkan 61 elemen multinasional dari berbagai negara, seperti Swiss, Prancis, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman, Qatar, dan lain-lain.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebaya telah didaftarkan ke Unesco sebagai warisan takbenda
Baca SelengkapnyaModel kebaya dapat variasi dari satu daerah ke daerah lainnya di Indonesia, dan setiap daerah memiliki kebaya khasnya sendiri.
Baca SelengkapnyaNggak hanya dikenal di Indonesia, kebaya juga jadi pakaian khas negara lain di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaTanggal 25 Juli Kowani mengadakan seminar di Gedung MPR/DPR bersama 500 perempuan Indonesia
Baca SelengkapnyaDiresmikan pada 2023 lalu oleh Presiden RI Joko Widodo, Hari Kebaya Nasional jadi perayaan budaya yang patut dimeriahkan.
Baca SelengkapnyaMenteri Kebudayaan Fadli Zon optimis Indonesia akan menjadi pusat kebudayaan dunia.
Baca SelengkapnyaSaat Kongres KOWANI X tahun 1950 yang dihadiri oleh Presiden RI Pertama, Soekarno, semua peserta yang hadir menggunakan kain kebaya.
Baca SelengkapnyaKebaya dan asesoris pendukungnya dibuat secara manual dengan menggunakan alat yang masih tradisional atau bukan pabrikan.
Baca SelengkapnyaRubi mengungkap alasan perempuan dari Asean turut dihadirkan
Baca SelengkapnyaPemerintah melakukan pendampingan pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan forum sosialisasi sertifikasi halal di berbagai kota.
Baca SelengkapnyaKementerian Kebudayaan akan mengusulkan kuliner rendang sebagai warisan budaya ke UNESCO.
Baca SelengkapnyaKonsistensi Pemkab Banyuwangi dalam pelestarian bahasa daerah, yakni Bahasa Using mendapat apresiasi positif.
Baca Selengkapnya