Malaysia Tangkap 680 Warga China Diduga Terlibat Penipuan Daring
Merdeka.com - Pihak Malaysia menangkap 680 warga China yang diyakini terlibat dalam sindikat penipuan daring yang beroperasi di pusat teknologi Cyberjaya dua hari lalu.
Dalam sebuah unggahan di Facebook, Departemen Imigrasi Malaysia mengumumkan, para tersangka diyakini sebagai sindikat penipuan daring terbesar yang dijalankan warga negara China di Negeri Jiran, yang berkantor pusat di gedung Wisma Mustapha Kamal Cyberjaya.
Gambar-gambar yang beredar di sosial media otoritas menunjukkan tersangka yang tertangkap basah dengan tangan di atas kepala mereka di kantor yang dipenuhi komputer dan puluhan ponsel pintar.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang terlibat dalam foto yang diragukan? Sebuah foto memperlihatkan kebersamaan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang diklaim sedang berada di klub malam.
-
Siapa yang diklaim terlibat dalam gambar hoax tersebut? Gambar tersebut menampilkan Putin dan Joe Biden mengenakan setelan jas sedang fokus bermain catur.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Bagaimana pelaku ditangkap? Pelaku ditangkap di tempat dan waktu berbeda. Pelaku LL warga Kelurahan Kefamenanu Selatan ditangkap di Weain, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka pada Selasa (18/10) kemarin.
Semua alat itu mungkin digunakan untuk menjalankan beberapa akun daring untuk melakukan penipuan.
Dalam sebuah video yang diunggah oleh pihak Cyberjaya, Malaysia, terlihat seorang tersangka melarikan diri dari gedung dengan melompat ke jendela.
Lainnya ditangkap di tengah-tengah pelarian, tepat di muka gerbang kompleks gedung.
Pengawasan satu bulan
Dalam konferensi pers yang diadakan pada Kamis 21 November, direktur jenderal Departemen Imigrasi Datuk Khairul Dzaimee Daud mengatakan bahwa penggerebekan itu adalah hasil dari pengawasan selama satu bulan, setelah otoritas menerima aduan masyarakat.
Daud mengonfirmasi bahwa 680 tersangka ditangkap, sementara 8.230 telepon genggam, 174 laptop, dan 787 komputer disita. Kelompok itu telah beroperasi selama sekitar enam bulan dan menggunakan bangunan itu sebagai pusat aktivitas mereka.
Pejabat Keimigrasian Malaysia itu juga bersumpah untuk menangkap yang lain yang berhasil melarikan diri. Departemennya akan bekerja sama dengan polisi untuk melacak mereka.
Penipuan yang mereka lakukan melibatkan skema investasi curang yang menargetkan korban di China dengan menawarkan pengembalian yang cepat dan menguntungkan.
"Mereka memasuki negara dengan visa turis," katanya. "Hampir semua tidak bisa menunjukkan paspor setelah ditangkap."
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tersangka SZ terlibat dalam kasus penipuan online berkedok like dan subscribe pada konten tertentu.
Baca SelengkapnyaModus terduga pelaku dalam menjalankan aksinya yakni pinjaman online.
Baca SelengkapnyaOtaki Penipuan Online dengan Korban 800 Orang, WN China Ditangkap Bareskrim
Baca SelengkapnyaMereka mampu menggaet pelaku melalui aplikasi dating Tinder, Bumble, Okcupid, Tantan dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaBeredar video yang mengklaim adanya penganiayaan yang dilakukan oleh tenaga kerja asing (TKA) Chi
Baca SelengkapnyaAkun WA itu terhubung dengan nomor ponsel yang sudah teregister atas nama orang lain.
Baca SelengkapnyaPolresta Banyumas membongkar kasus judi online di Kabupaten Banyumas.
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku diberi upah 15 juta per bulan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaPodus yang dipakai para pelaku merupakan praktir terbaru dalam kejahatan menyelundupkan orang ke Australia.
Baca SelengkapnyaKeduanya mengakses data korban melalui aplikasi undangan yang dikirim melalui WA.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini polisi masih terus melakukan pengembangan dari kasus Judol dimana 12 orang pegawai Komdigi terlibat di dalamnya.
Baca SelengkapnyaFakta Baru Peretasan HP Jenderal Bintang Dua: Pelaku Ayah & Anak, Belajar Meretas Otodidak
Baca Selengkapnya