Mampukah Korut Menyerang Korsel, Jepang dan AS dengan Rudal Nuklir? Ini Analisis Ahli
Merdeka.com - Tahun ini, Korea Utara telah melakukan serangkaian uji coba senjata pertahanan. Mulai dari rudal balistik antar benua (ICBM) sampai senjata hipersonik. Korut juga menembakkan roket dari kereta, kapal selam, dan peluncur "road-mobile".
Korut juga diyakini sedang mempersiapkan uji coba pertama senjata nuklir mereka dalam lima tahun.
Bagi pemimpin Korut, Kim Jong Un, senjata-senjata ini penting untuk mempertahankan kekuasannya dari potensi ancaman "pasukan musuh", utamanya Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan.
-
Siapa yang diincar oleh senjata nuklir Korea Utara? Analis mengatakan Korea Utara memperlihatkan ancaman nuklir yang semakin beragam ke Amerika Serikat dan Korea Selatan.
-
Apa yang sedang diproduksi di pabrik senjata Korea Utara? Pabrik senjata itu dikatakan tengah memproduksi rudal jelajah strategis dan pesawat nirawak (drone) untuk bertempur. Pabrik itu dikatakan memproduksi mesin untuk pesawat nirawak dan juga peluncur rudal multiroket.
-
Kapan Korea Utara tembakkan 6 rudal taktis? Sejumlah rudal taktis ditembakkan secara bersamaan dari kendaraan peluncur rudal balistik jarak pendek (SRBM) di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara, pada 9 Maret 2023.
-
Bagaimana Korea Utara meluncurkan rudal antarbenua? Akan ada silo, gerbong kereta, kapal selam, dan peluncur rudal bergerak.
-
Apa fakta trending tentang Korea Utara? Terbaru, di tahun 2024 ini, Korea Utara jadi sorotan usai mengirim ribuan balon berisi sampah ke Korea Selatan.
-
Kenapa Korea Utara mengembangkan rudal hipersonik? Tak puas hanya dengan rudal balistik, Pyongyang juga mengembangkan rudal hipersonik jenis baru.
Beberapa pengamat meyakini tujuan utama Kim kemungkinan menyerang Korsel, yang gagal dilakukan kakeknya, Kim Il Sung, pada 1950. Selain itu, tujuan utama lainnya adalah mencegah Washington membantu Seoul saat perang pecah.
Walaupun Kim awalnya terbuka untuk perlucutan senjata, dia menutup pintu untuk hal itu pada September lalu. Dia mendeklarasikan status Korut sebagai negara bersenjata nuklir itu "tidak dapat diubah" dan mengesahkan undang-undang baru yang mengizinkan hak penggunaan serangan bom atom sebagai langkah preemptive.
Kim pun menyatakan tidak gentar dengan berbagai sanksi internasional yang dijatuhkan ke Korut.
"Biarkan mereka menjatuhkan sanksi selama 100, bahkan 1.000 hari, atau bahkan 10 maupun 100 tahun," ujar Kim pada 8 September lalu, dikutip dari Aljazeera, Rabu (9/11).
Empat dari enam uji coba nuklir Korut berlangsung saat Kim Jong Un berkuasa. Uji coba berlangsung di situs Punggye-ri, daerah pegunungan di Provinsi Hamgyong utara.
Hans Kristensen dan Matt Korda dari Bulletin of the Atomic Scientists memperkirakan Pyongyang saat ini kemungkinan telah memiliki material bom atom untuk mengembangkan 45 sampai 55 senjata nuklir dan mungkin sekarang telah mengumpulkan 20 sampai 30 hulu ledak.
Namun menurut Ankit Panda dari Carnegie Endowment for International Peace, Korut mungkin saat ini telah memiliki 40 sampai 70 hulu ledak nuklir.
Para ahli saat ini mengatakan uji coba bom atom ketujuh Korut semakin dekat. Citra satelit mengindikasikan ada penggalian terowongan dan konstruksi bangunan pendukung di Punggye-ri.
Bisakah rudal Korut menjangkau AS, Korsel, dan Jepang?
Walaupun Pyongyang memiliki puluhan bom nuklir, belum jelas apakah senjata tersebut mampu menjangkau Korsel, AS, dan Jepang.
Menurut para ahli, kemampuan ini bertumpu pada beberapa kritera. Pertama, Korut perlu mengembangkan rudal yang jangkauan terbangnya bisa sampai ke negara tersebut. Kedua, Korut harus dapat menyesuaikan senjata nuklirnya dengan rudal jarak pendek, menengah dan panjang ini. Dan menurut ahli, Korut memiliki kemampuan yang pertama.
Mereka mengatakan Korut telah memiliki rudal yang dapat menyerang tetangganya selama beberapa dekade, dan pada 2017, Korut menunjukkan kemampuannya menerbangkan rudal yang bisa menjangkau benua AS, dengan keberhasilan uji coba Hwasong-15. Roket Hwasong-15 yang dilaporkan memiliki jangkauan 12.874 kilometer. Pada Maret 2022, Korut juga mengklaim telah menguji rudal dengan jangkauan yang lebih jauh, Hwasong-17 atau "rudal monster".
Namun belum pasti apakah Korea Utara dapat memperkecil bom nuklirnya sehingga dapat muat saat dimasukkan ke hulu ledaknya.
Panel ahli PBB melaporkan tahun lalu, ada negara anggota yang menilai Korut memang memiliki kemampuan untuk memasang hulu ledak nuklir pada rudal balistik jarak pendek, menengah, dan jarak jauh. Jika ini benar, artinya Pyongyang memiliki rudal yang bisa menyerang tetangganya.
Namun soal kemampuan menyerang AS masih dipertanyakan.
Aspek ketiga ini berkaitan dengan teknologi ICBM-nya. Setelah diluncurkan, proyektil ini menjelajah ke luar angkasa dan kemudian masuk kembali ke atmosfer bumi sebelum terjun dengan cepat untuk mencapai target.
Para ahli mengatakan Pyongyang belum menunjukkan apakah mereka dapat membuat pelindung panas yang mampu melindungi perangkat nuklir selama masuk kembali ke atmosfer yang ganas. Namun menurut Direktur eksekutif Center for Arms Control and Non-Proliferation, John Tierney, beberapa ahli tidak percaya ICBM Korut tidak memiliki kemampuan tersebut.
Dia menekankan, uji coba ICBM terbaru Korut dinilai gagal tetapi ada kekhawatiran karena Pyongyang terus menguji dan meningkatkan kemampuan senjatanya dengan cepat.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berbagai pengembangan dan uji coba rudal nuklir yang dilakukan Korea Utara dipandang sebagai ancaman dunia. Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaKorea Utara masih terus melakukan uji coba penembakan rudal-rudal balistik ke wilayah perairan Jepang. Penambakan itu disiarkan langsung di stasiun televisi.
Baca SelengkapnyaKapal selam bersenjata nuklir yang baru diluncurkan Korea Utara ini akan ditugaskan berpatroli di perairan antara semenanjung Korea dan Jepang,
Baca SelengkapnyaPemimpin Korea Utara, Kim Jong-un terlihat turun langsung mengawasi latihan tersebut.
Baca SelengkapnyaDalam uji coba yang dipantau Kim Jong-un, rudal balistik antarbenua Hwasong-19 berhasil terbang lebih tinggi. Rudal ini juga melesat jauh ke luar angkasa.
Baca SelengkapnyaPengerahan ratusan rudal maut Korea Utara ini dianggap sebagai ancaman oleh Korea Selatan.
Baca SelengkapnyaKorea Utara kembali menguji coba rudal balistik antarbenua Hwasong-18 untuk mengukur kesiapannya dalam menghadapi ancaman perang nuklir melawan AS.
Baca SelengkapnyaRencana pemanfaatan PLTN ini telah disahkan oleh Komisi di Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyetujui RPP KEN.
Baca SelengkapnyaRudal balistik Hwasongpho-11-Da-4.5 dilengkapi hulu ledak monster yang beratnya mencapai 4,5 ton.
Baca SelengkapnyaSejumlah staf militernya yang berdiri di belakangnya pun juga ikut melongok.
Baca SelengkapnyaLatihan itu dilakukan di tengah situasi memanas dengan Seoul dan Washington, saat Menlu AS Antony Blinken melakukan kunjungan ke Korea Utara.
Baca Selengkapnya