Mantan penasihat Trump sebut 50 juta data pengguna Facebook dijual ke seluruh dunia
Merdeka.com - Mantan penasihat Presiden Amerika Serikat, Steve Bannon, menyinggung soal hebohnya berita bocornya data pengguna Facebook. Dia menyebut selain diberikan kepada pihak ketiga untuk kampanye iklan dan kepentingan politik Amerika Serikat, 50 juta data pengguna Facebook juga dijual ke berbagai negara di dunia.
Namun, Bannon tidak mengingat berapa banyak data yang 'dipanen' tersebut. Bannon juga menolak ikut terlibat dalam skandal penyalahgunaan data tersebut.
Pria itu menyalahkan trik kotor yang dilakukan induk usaha Cambridge Analytica, SCL, yang dia sebut ada beberapa pihak yang terlibat dalam penjualan data ini.
-
Siapa yang Trump ingin jual TikTok? Penjualan TikTok kepada perusahaan Amerika akan menjadi salah satu cara untuk mencapai hal tersebut.
-
Siapa yang mengklaim TikTok ambil data pengguna berlebihan? Pada tahun 2022, perusahaan keamanan siber Internet 2.0 mengeluarkan laporan bahwa TikTok melakukan 'pengambilan data yang berlebihan' terhadap para penggunanya.
-
Siapa yang membocorkan data orang Indonesia? Dalam tangkapan layarnya, akun X bernama @Fusion Intelligence Center @S memberitahukan bahwa data pribadi masyarakat Indonesia telah dibocorkan oleh sebuah channel Telegram di China.
-
Siapa pendiri Facebook? Sejarah 4 Februari Hari Ulang tahun Facebook, yaitu dimulai Mark Zuckerberg ingin membuat platform chat.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
"Yang pasti, data Facebook dijual di seluruh dunia," jelas Bannon sebagaimana dikutip The Guardian, Jumat (23/3).
"Saya tidak tahu menahu soal ini, soal data atau penyalahgunaan," lanjutnya.
Bannon cuma menjelaskan kalau dirinya serta Cambridge Analytica hanya digunakan untuk membantu kampanye Trump. Dia juga mengaku tak ingat soal data yang digunakan untuk propaganda pemilu untuk Trump.
Sementara itu, mantan pegawai Cambridge Analytica juga turut membenarkan pernyataan tersebut.
"Kami benar-benar mengeksploitasi Facebook, karena mereka meraup puluhan juta data pribadi penggunanya dan menjual (data) setiap hari. Ini seperti pasar. Kenyataan yang sangat pahit, seperti itulah bisnis kotor Facebook," ungkap Wylie.
"Data-data ini diambil Facebook secara gratis dan mereka menjadikannya uang dengan margin besar. Ini jelas sangat disayangkan," lanjutnya.
Namun Wylie tak mengungkap apakah informasi yang dia sampaikan akurat. Dia cuma menekankan, kalau raksasa media sosial milik Mark Zuckerberg tersebut menjual data yang diambil ke seluruh dunia.
"Saya tidak ingat (ke negara mana saja), karena Cambridge Analytica yang melakukannya," tandas Wylie.
Untuk diketahui, Cambridge Analytica sendiri membantah apa yang diungkap Wylie. Perusahaan bahkan mengklaim telah menghapus data tersebut.
Reporter: Jeko I.R
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Elon Musk dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap Trump dalam pemilihan presiden AS tahun 2024.
Baca SelengkapnyaAkun WA itu terhubung dengan nomor ponsel yang sudah teregister atas nama orang lain.
Baca SelengkapnyaKPU hingga kini masih menelusuri dugaan peretasan tersebut.
Baca SelengkapnyaBudi Arie telah mengirimkan surat kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait kebocoran data 6 juta NPWP itu.
Baca Selengkapnya"(Penyebab kebocoran) Nanti kami jelaskan setelah kami memanggil dirjen pajak hari Jumat," kata Menko Hadi
Baca SelengkapnyaMenkominfo Buka Suara soal Kebocoran Pemilih KPU: Sekarang Data Mahal Harganya
Baca SelengkapnyaTersangka SZ terlibat dalam kasus penipuan online berkedok like dan subscribe pada konten tertentu.
Baca SelengkapnyaJokowi sudah memerintahkan Kominfo maupun BSSN untuk memitigasi secepatnya.
Baca SelengkapnyaKirim ke Bareskrim dan KPU, Begini Hasil Investigasi BSSN soal Kebocoran Data Pemilih
Baca SelengkapnyaPolri tidak mungkin bisa bekerja sendiri dalam mengungkap dan mengatasi permasalahan di ruang siber
Baca SelengkapnyaDittipidsiber tengah melakukan penyelidikan lebih jauh sembari berkoordinasi dengan pihak lain
Baca SelengkapnyaChannel Telegram ini tak hanya mengumbar data pribadi orang Indonesia saja, tetapi juga diduga menjualnya.
Baca Selengkapnya