Mantan pengasuh sebut masa kanak-kanak Kim Jong-un penuh masalah

Merdeka.com - Mengendarai mobil saat usianya masih tujuh tahun, pesta minuman keras vodka di usia 14 tahun dan berada di sekitar para wanita penghibur ayahnya selama masa remajanya, menjadi sepotong kisah mengejutkan mengenai masa muda pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

Mantan pekerja di keluarga Kim Jong-un, Kenji Fujimoto, yang menghabiskan lebih dari satu dekade sebagai juru masak pribadi keluarga penguasa Korea Utara itu dan kawan bermain Kim, sekarang datang untuk memberikan informasi paling rinci tekait masa kanak-kanak Kim yang bermasalah, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Senin (24/2).

"Di istana, saya memiliki dua pekerjaan. Untuk Kim Jong-il (ayah Kim Jong-un), saya adalah juru masak utama. Untuk Kim Jong-un, saya di sana untuk bermain dengan dia, hampir seperti seorang pengasuh," kata Fujimoto kepada surat kabar the Daily Mail, dua hari lalu. 

"Saya akan mengatakan bahwa saya adalah orang paling dekat dengan Kim ketika dia masih muda. Saya merasa dia seperti anak saya sendiri," ujar dia.

Dari usia enam tahun, Kim Jong-un menghabiskan waktu selama berjam-jam saban harinya bersama Fujimoto.

Diperbolehkan mendapat keistimewaan yang termasyur di usia muda, Fujimoto mengenang Kim Jong-un saat itu menuntut untuk mengendarai mobil, sebuah Mercedes, saat usianya tujuh tahun.

"Mereka menempatkan sebuah kotak kecil di bawah kakinya untuk membantu dia mencapai pedal dan seseorang memberinya instruksi. Mobil pertama dia dapatkan adalah Mercedes-Benz, dan dia telah memiliki Mercedes sejak itu. Saya bisa mengatakan dia sekarang memiliki lebih dari sepuluh mobil, semuanya antipeluru," jelas dia.

Ketika usianya sekitar 14 tahun, Kim Jong-un mulai merokok. Dia sering muncul di depan pintu Fujimoto pada pukul 3.00 pagi, mengemis untuk mendapatkan rokok.

Bahkan lebih merisaukan lagi, Fujimoto mengenang bahwa Kim Jong-un sudah mulai minum-minuman keras di usia 14 tahun. 

"Dia banyak minum, terlalu banyak, bahkan sebagai seorang remaja, dengan meminum vodka terbaik Rusia. Kadang-kadang dia meminum satu botol sendiri," ucap dia. 

Seiring berjalannya waktu, calon penguasa itu mengadopsi gaya suka main perempuan, dan menghabiskan waktu di salah satu dari dua kapal pesiar yang dibeli ayahnya untuk dia. Kebiasaan itu menjelaskan laporan terbaru mengklaim Kim Jong-un telah menghabiskan uang hingga Rp 8,4 triliun pada 2012 untuk dirinya sendiri.

Saat usianya 18 tahun, Kim dikenalkan kepada sebuah 'brigade kesenangan' dari ayahnya, yakni sebuah tim terdiri dari gadis-gadis remaja digunakan untuk menari telanjang, dan melakukan pijatan serta kenikmatan seksual baginya.

Fujimoto mengklaim bahwa saat itu Kim sangat malu dengan gadis-gadis dan membenci mempunyai hubungan dengan beberapa wanita. Keengganan Kim Jong-un ini membuat ayahnya bertanya-tanya apakah anaknya itu tertarik pada perempuan.

Fujimoto berspekulasi bahwa kebencian terhadap sikap main perempuan dilakukan ayahnya menyebabkan Kim Jong-un mengeksekusi pamannya, Jang Song-thaek, pada tahun lalu. Ini lantaran Jang dianggap bertanggung jawab untuk memilih para gadis-gadis itu, yang digunakan untuk menari telanjang dan mengangkat kaki mereka untuk memeriksa keperawanan mereka.

Dia juga menggambarkan gaya hidup keluarga Kim yang berkelimpahan di saat jutaan warga Korea Utara sedang sekarat selama dua dekade periode kelaparan di negara itu.

"Ini sangat mengagumkan, dengan lampu gantung besar-besar dan semua perabotan berkilauan," ujar Fujimoto. "Mereka juga punya sebuah kolam seukuran olimpiade, teater film dan pusat kebugaran besar. Ruang main anak-anak juga besar, dengan mobil berkendali jarak jauh ada di mana-mana dan sebuah meja biliar."

Pada 2001, Fujimoto melarikan diri Korea Utara ke Jepang. Pelariannya dipandang sebagai pengkhianatan oleh para pemimpin, yang mengutus pembunuh untuk membunuh mantan pengasuh dan koki itu. 

Namun, setahun kemudian pejabat Korea Utara muncul di depan pintu rumah Fujimoto, dan mengatakan bahwa dia telah diampuni dan Kim meminta dia untuk kembali. 

Meski pertamanya takut kembali, tapi dia akhirnya tiba di istana sang pemimpin itu. 

"Saya sangat ketakutan. Saya telah mengkhianati Kim Jong-un dengan meninggalkan Korea Utara, jadi dia bisa saja membunuh saya," ucap Fujimoto. 

Meski terkenal dengan kepribadiannya yang temperamental, Kim justru tersenyum dengan teman masa kanak-kanaknya itu, memeluk Fujimot. Dia berkata, 'Sudah lama tak bertemu, Fujimoto. Pengkhianatan Anda terhadap Korea Utara telah diampuni semuanya'.