Mantan Presiden Rusia Beberkan Peta Baru Ukraina di Masa Depan
Merdeka.com - Ukraina lebih mungkin diperkecil menjadi Kiev dan sekitarnya, tidak lagi mencakup Krimea dan wilayah Donbas. Ini merupakan peta baru Ukraina di masa depan yang dibeberkan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev melalui saluram Telegramnya pada Rabu lalu.
Medvedev yang saat ini menjabat Kepala Dewan Keamanan Nasional juga mengunggah dua peta yang mengilustrasikan argumennya.
Peta pertama menunjukkan Ukraina dan batas-batasnya sebelum kudeta yang didukung Amerika Serikat (AS) pada 2014, termasuk Krimea dan dua wilayah di timur yaitu Donetsk dan Luhansk.
-
Kapan serangan Rusia di Kharkiv? Bom yang ditargetkan di salah satu apartemen kota terekam kamera CCTV.Dalam rekaman tersebut, terungkap detik-detik menjelang bom menghantam sudut kota. Bahkan, nyawa seorang wanita nyaris melayang saat tengah berjalan di dekat wilayah sasaran.
-
Siapa yang diserang di Kharkiv? Bom yang ditargetkan di salah satu apartemen kota terekam kamera CCTV.Dalam rekaman tersebut, terungkap detik-detik menjelang bom menghantam sudut kota. Bahkan, nyawa seorang wanita nyaris melayang saat tengah berjalan di dekat wilayah sasaran.
-
Kenapa serangan terjadi di Kharkiv? Lebih dari dua tahun setelah invasi Rusia, serangan rudal dan pesawat nirawak telah melumpuhkan kapasitas pembangkit listrik Ukraina dan memaksa ibu kota Kyiv untuk memberlakukan pemadaman listrik dan mengimpor pasokan dari Uni Eropa.
-
Apa yang terjadi di Kharkiv? Video menunjukkan momen sebuah bom berpemandu Rusia menghantam sebuah gedung apartemen di #Kharkiv,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Apa yang terjadi pada Uni Soviet? Misi Krikalev bertepatan dengan keruntuhan dramatis Uni Soviet.
-
Kapan Rusia melakukan invasi? Namun, perhatian dunia saat ini sepenuhnya tertuju pada Rusia seiring dengan invasinya ke Ukraina.
Sebulan setelah pasukan yang didukung Washington merebut kekuasaan di Kiev, Krimea memilih untuk bergabung kembali dengan Rusia, sementara dua wilayah di Donbas memerdekakan diri dari Ukraina.
"Dalam pikiran presiden Ukraina, dirusak zat psikotropika, seperti inilah peta masa depan cerah negaranya," kata Medvedev dikutip dari Russia Today, Senin (1/8).
"Para pengamat Barat meyakiniakan terlihat seperti ini," lanjutnya dalam unggahan peta kedua.
Dalam peta kedua itu, "Ukraina" diperkecil menjadi Kiev dan daerah sekitarnya. Tujuh daerah di Barat dicaplok Polandia, dan tiga daerah di barat daya dianeksasi Hungaria dan Rumania.
Sedangkan yang lainnya ditandai sebagai "Rusia".
Medvedev tidak menyebutkan secara spesifik pengamat Barat siapa yang memperkirakan partisi atau pemisahan seperti yang disebutkan dalam petanya.
Pemerintah Ukraina berulang kali membantah kemungkinan apapun untuk konsesi atau pembagian teritorial, menegaskan bahwa tujuan Kiev adalah "kepatuhan" Rusia dan "reintegrasi" Donbas dan Krimea.
Medvedev menjabat sebagai presiden Rusia antara 2008 dan 2012, dan kemudian menjadi perdana menteri sampai 2020. Selama perang Rusia-Ukraina berlangsung, dia kerap mengunggah pernyataannya di Telegram. Pada Juli, dia memperingatkan Kiev soal "Hari Kiamat" jika Ukraina menyerang Krimea.
Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari, salah satunya karena menuduh Kiev gagal menjalankan perjanjian Minsk yang disepakati untuk memberikan daerah Donetsk dan Luhansk status khusus di dalam negara Ukraina. Perjanjian yang difasilitasi Jerman dan Prancis itu ditandatangani pada 2014. Mantan Presiden Ukraina, Pyotr Poroshenko sejak saat itu mengakui tujuan utama Kiev adalah memanfaatkan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan membentuk angkatan bersenjata yang kuat.
Pada Februari, tak lama setelah Rusia menyerang Ukraina, Kremlin mengakui republik Donbas sebagai negara merdeka dan meminta Ukraina secara resmi mengumumkan diri sebagai negara negtral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat (NATO). Kiev dan sekutunya menyebut invasi Rusia tidak berdasar.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Video merekam adu tembak tentara Ukraina dan Rusia di dalam sebuah parit
Baca SelengkapnyaPutin mengusulkan kunci penyelesaian konflik Israel-Palestina adalah membentuk negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Baca SelengkapnyaSebanyak 20 orang termasuk dua anak-anak tewas dan 111 orang luka-luka usai serangan Ukraina.
Baca SelengkapnyaPresiden Rusia Vladimir Putin mengatakan perang dan kekerasan yang terjadi antara Israel dan Palestina salah Amerika.
Baca SelengkapnyaBakhmut menjadi titik fokus berbulan-bulan dari upaya Rusia untuk merebut kawasan industri Donbas di Ukraina timur.
Baca SelengkapnyaSetidaknya 144 drone tempur meluncur dari Ukraina ke sejumlah wilayah Rusia, termasuk Ibu Kota Moskow.
Baca SelengkapnyaRusia Undang Hamas dan Kelompok Palestina ke Moskow, Ini yang Bakal Dibahas
Baca SelengkapnyaPresiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menyebarkan rudal jarak jauh di Jerman.
Baca SelengkapnyaNATO meminta agar pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia dihentikan, setelah terungkap bahwa 10.000 tentara Korut terlibat dalam konflik di Ukraina.
Baca SelengkapnyaKonflik antara Rusia dan Ukraina telah memasuki fase yang lebih mengkhawatirkan, yang menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan terjadinya Perang Dunia 3.
Baca SelengkapnyaRusia menyatakan bahwa doktrin nuklir terbarunya harus dipahami sebagai peringatan bagi negara-negara Barat.
Baca Selengkapnya