Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masa Depan ISIS Selepas Kematian Baghdadi

Masa Depan ISIS Selepas Kematian Baghdadi warga Irak menyaksikan berita kematian baghdadi. ©Alaa Al-Marjani/Reuters

Merdeka.com - Kematian Abu Bakar al-Baghdadi, pemimpin kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam penggerebekan pasukan Amerika Serikat dua hari lalu menjadi pukulan telak bagi kelompok teroris yang paling ditakuti di dunia itu. Namun sejumlah pengamat mengatakan kematian itu tampaknya tidak akan menghentikan simpatisan ISIS di seluruh dunia untuk menyebarkan teror dan ideologi ekstrem mereka.

Di bawah kepemimpinan Baghdadi, ISIS masih bisa beroperasi sendiri. Baghdadi yang tewas dalam usia 48 tahun itu dianggap sebagai pemimpin umat Islam oleh para pendukungnya. Dia juga dikenal sebagai orang yang sangat menjaga keamanan dan memberikan bawahannya keleluasaan untuk bertindak sendiri. Dalam berbagai propagandanya, ISIS kerap menyebut para pemimpin mereka bisa datang dan pergi tapi gerakan harus tetap berlanjut.

Lagi pula pendiri ISIS dan dua pemimpinnya yang terbunuh sebelum Baghdadi menjadi sosok yang dikenal sebagai orang yang memperluas kekuasaan ISIS di Timur Tengah dan sekitarnya.

Di tahun-tahun terakhirnya, Baghdadi menerapkan aturan keamanan yang ketat dan dia diyakini hanya dikelilingi sekelompok kecil orang dekatnya, termasuk para istri dan anak serta beberapa orang kepercayaannya.

Tanpa Baghdadi, Kami akan Terus Melawan

Menurut pejabat intelijen Irak dan Amerika, Baghdadi membatasi komunikasi dengan dunia luar yang berarti organisasinya bisa berjalan tanpa banyak campur tangan langsung dari dirinya.

"Kematian Baghdadi tentu penting tapi kita tahu dari apa yang kita lihat selama ini, menghabisi sang pemimpin bukan berarti menyingkirkan organisasinya," kata Hassan Abu Hanieh, pakar kelompok ekstremisme asal Yordania. "ISIS menciptakan sebuah struktur yang tidak harus terpusat dan akan terus berjalan bahkan tanpa Baghdadi."

Dalam setahun terakhir ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan di Afghanistan, termasuk bom di masjid yang menewaskan lebih dari 70 orang dan ledakan di resepsi pernikahan membunuh 63 orang, penembakan di pasar Natal di Strasbourg, Prancis yang menewaskan lima orang; bom di katedral Filipina oleh cabang ISIS di sana yang menewaskan 22 orang' serangkaian serangan bom di Sri Lanka yang menewaskan lebih dari 250 orang dan sejumlah serangan di Rusia, Mesir, Australia, dan sejumlah lokasi lain.

Umar Abu Layla, aktivis Suriah yang memimpin jaringan portal berita bernama Deir Ezzour 24, mengatakan dia berharap kematian Baghdadi bisa meruntuhkan moral para pengikutnya, meski bisa juga membuat mereka menyiapkan aksi balas dendam.

"Sejumlah sel di Eropa dan negara Barat bisa saja melancarkan serangan untuk memperlihatkan 'tanpa Baghdadi, kami akan terus melawan'," kata dia.

Pengumuman Presiden Donald Trump tentang kematian Baghdadi di Provinsi Idlib, Suriah, terjadi di tengah kondisi ISIS yang menunjukkan tanda-tanda kebangkitan setelah wilayah yang dikuasainya di Suriah dan Irak direbut oleh pasukan Amerika dan milisi Kurdi Maret lalu.

Ini Bukan Akhir, Tapi Awal dari Era Baru

Meski kekhalifahan ISIS sudah tercerai-berai namun kelompok teror ini masih mempunyai banyak pendukung dan menjalin hubungan dengan simpatisan mereka di Afghanistan, Libya, Filipina, Semenanjung Sinai di Mesir, Nigeria, dan sejumlah tempat lain.

Cabang-cabang ISIS dengan idelogi sama sebagian besar beroperasi secara independen, melancarkan serangan ke pasukan keamanan setempat, mengambil alih wilayah atau sebagian kawasan di sejumlah kota dan bertempur dengan kelompok ekstremis lain memperebutkan sumber daya logistik. Bagi pemerintahan setempat, ISIS merupakan ancaman, namun pejabat AS khawatir sejumlah cabang ISIS, seperti di Afghanistan atau Libya bisa melancarkan serangan di negara Barat.

Laporan terakhir dari inspektur jenderal operasi koalisi pimpinan AS memperkirakan ISIS masih punya anggota sebanyak 14.000 hingga 18.000 personel di Irak dan Suriah, termasuk 3.000 militan asing. Namun laporan itu memberi catatan angka itu bisa jadi berbeda karena ISIS hingga kini masih menyebar propaganda lewat media sosial untuk merekrut anggota baru.

Di Irak, mantan jenderal kontraterorisme, pejabat intelijen mengatakan kematian Baghdadi tidak akan melumpuhkan ISIS yang saat ini pelan-pelan tengah bangkit lagi di sebelah timur laut Irak.

"Ini bukan akhir, tapi awal dari era baru, zaman baru dengan nama baru dari bentuk terorisme baru," ujar Mayor Jenderal Ismail Almahalawi, veteran dalam perang melawan ISIS.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Fakta Baru Karyawan KAI Pendukung ISIS: Aktif Sebarkan Konten Propaganda Terorisme
Fakta Baru Karyawan KAI Pendukung ISIS: Aktif Sebarkan Konten Propaganda Terorisme

Kasus pegawai KAI ini menjadi sorotan Densus 88 karena meski ISIS bubar, tapi pendukungnya masih ada

Baca Selengkapnya
Benarkah ISIS Diciptakan CIA-Mossad? Begini Faktanya
Benarkah ISIS Diciptakan CIA-Mossad? Begini Faktanya

Dugaan bahwa ISIS dibentuk Israel karena organisasi ini tidak pernah gencar menyerang negara Zionis tersebut.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Diingatkan Harus Lebih Tegas Tangani Kelompok Anti-Pancasila
Pemerintah Diingatkan Harus Lebih Tegas Tangani Kelompok Anti-Pancasila

Organisasi kelompok anti-Pancasila sudah dibubarkan, tapi sel-sel mereka masih terus bergerak di bawah tanah.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Didorong Segera Bina Eks Anggota Jemaah Islamiyah Agar Tak Kembali Radikal
Pemerintah Didorong Segera Bina Eks Anggota Jemaah Islamiyah Agar Tak Kembali Radikal

Keberlanjutan pembinaan resmi dari Pemerintah inilah yang akan memperkuat komitmen mantan anggota JI.

Baca Selengkapnya
Istri Pemimpin ISIS Dihukum Mati di Irak, Terlibat dalam Penculikan dan Perbudakan Perempuan Yazidi
Istri Pemimpin ISIS Dihukum Mati di Irak, Terlibat dalam Penculikan dan Perbudakan Perempuan Yazidi

Asma Mohammed adalah istri dari Abu Bakr Al-Baghdadi.

Baca Selengkapnya
Anies soal Maju Pilgub DKI: Isu untuk Mengalihkan Perhatian dari Pilpres
Anies soal Maju Pilgub DKI: Isu untuk Mengalihkan Perhatian dari Pilpres

Anies mengingatkan proses Pilpres 2024 masih belum selesai.

Baca Selengkapnya
Jemaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Janji Akan Patuh Pada NKRI
Jemaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Janji Akan Patuh Pada NKRI

Jamaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Akan Patuh Pada NKRI

Baca Selengkapnya
18 Mantan Simpatisan ISIS dan JI Ikrar Setia NKRI, Diminta Jaga Keamanan di Poso
18 Mantan Simpatisan ISIS dan JI Ikrar Setia NKRI, Diminta Jaga Keamanan di Poso

Sebanyak 18 warga Poso yang merupakan mantan simpatisan jaringan teroris mengucapkan ikrar setia kepada NKRI di Mapolres Poso, Kamis (13/6).

Baca Selengkapnya
Anies soal Pilgub DKI 2024: Setiap Ada Kesempatan Jalankan Perubahan, Kita Teruskan
Anies soal Pilgub DKI 2024: Setiap Ada Kesempatan Jalankan Perubahan, Kita Teruskan

Anies mengatakan kalau ada kesempatan maju, maka dia siap untuk meneruskan gagasan perubahan.

Baca Selengkapnya
Pernah Ikut Baiat ISIS, Tiga Napi Teroris di Makassar Bersumpah Setia NKRI
Pernah Ikut Baiat ISIS, Tiga Napi Teroris di Makassar Bersumpah Setia NKRI

Tiga narapidana terorisme (napiter) mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Baca Selengkapnya
Anies soal Pilgub DKI Jakarta: Tunggu Istikharah Cak Imin, Biasanya Mantap
Anies soal Pilgub DKI Jakarta: Tunggu Istikharah Cak Imin, Biasanya Mantap

Namun Anies mengaku, saat ini masih ingin beristirahat usai Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Militer Israel Akhirnya Akui Hamas Tak Bisa Dikalahkan, Alasannya Bukan Soal Kemampuan Perang
Militer Israel Akhirnya Akui Hamas Tak Bisa Dikalahkan, Alasannya Bukan Soal Kemampuan Perang

Militer Israel Akhirnya Akui Hamas Tak Bisa Dikalahkan, Alasannya Bukan Soal Kemampuan Perang

Baca Selengkapnya