Masuk Pekan Keempat, Protes di Prancis Mulai Mereda
Merdeka.com - Operasi pembersihan secara besar-besaran tengah berlangsung di Paris pada Minggu (9/12). Ini dilakukan setelah para demonstran 'rompi kuning' Prancis bentrok dengan polisi anti huru hara dalam putaran terakhir protes terhadap Presiden Emmanuel Macron.
Pengerahan keamanan secara penuh juga dilakukan untuk mencegah pengulangan kekacauan seperti pekan lalu.
Namun, para pengunjuk rasa tetap membakar mobil, membakar barikade dan menghancurkan jendela-jendela di pusat kota, dengan mengenakan jaket keselamatan yang bergambarkan simbol mereka. Presiden Perancis Emmanuel Macron, yang diperangi namanya kerap kali diteriakan oleh para demonstran untuk mengundurkan diri.
-
Apa yang dibakar massa? Tampak beberapa massa sedang membakar motor. Tak jelas motor siapa yang dibakar, yang jelas motor yang dibakar tak hanya satu.
-
Apa yang dibakar oleh penonton? Kesal sudah membeli tiket namun tidak bisa menonton band idola, sejumlah penonton konser mengamuk. Mereka hilang kendali, menumpahkan kekesalan dengan membakar sound system dan panggung.
-
Di mana teror pembakaran terjadi? Pelaku pembakaran misterius di Kampung Tipar, RT 02, RW 06, Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis, Depok mulai terungkap.
-
Apa yang dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Apa yang dibakar polisi? 'Yang menjadi catatan dari peristiwa ini adalah pertama motif. Motifnya adalah saudara Briptu Rian sering menghabiskan uang belanja yang harusnya dipakai untuk membiayai hidup ketiga anaknya, mohon maaf, ini dipakai untuk main judi online,' ujarnya, Minggu (9/6).
-
Kenapa senjata dibakar? Benda-benda ini, termasuk pedang, ujung tombak, dan perlengkapan perisai, dibengkokkan secara ritual dan sengaja dibakar di atas tumpukan kayu pemakaman.
Dilansir dari Agence France Presse pada Minggu (9/12), Bentrokan yang telah memasuki empat pekan ini menjadi protes nasional di berbagai kota di seluruh Prancis, termasuk Marseille, Bordeaux, Lyon dan Toulouse. Mereka memprotes meningkatnya biaya hidup di bawah presiden Macron pada umumnya.
Namun lagi-lagi yang menanggung beban kekerasan dan kehancuran adalah warga Prancis sendiri. "Puluhan penjaga toko telah menjadi korban hooligan. Sekali lagi, ini menyedihkan," kata Walikota Paris Anne Hidalgo.
Pemerintah telah bersumpah tidak akan mentoleransi para anarkis, sayap kanan, atau pembuat masalah lainnya yang berusaha melampiaskan protes karena telah memicu krisis buruk dalam pemerintahan Macron.
Perdana Menteri Edouard Philippe memberi selamat kepada polisi atas operasi meredekan demonstran, dan berjanji Macron akan mengatasi kekhawatiran para demonstran nya. "Dialog telah dimulai dan harus dilanjutkan, presiden akan berbicara, dan akan mengusulkan langkah-langkah yang akan memberi makna dari dialog ini," kata Philippe.
Sementara itu, jumlah polisi ditingkatkan menjadi 8.000 orang di seluruh kota, dan untuk pertama kalinya pemerintah mengerahkan kendaraan lapis baja di sekitar Paris.
Toko-toko di sepanjang Champs-Elysees maupun di pusat kota tetap tutup demi menghindari penjarahan. Menara Eiffel, museum-museum besar dan banyak stasiun metro juga ditutup sementara.
Lebih dari 670 pengunjuk rasa ditahan di ibukota, banyak dari mereka berhenti ketika mereka tiba di stasiun kereta api atau titik pertemuan membawa benda-benda keras sebagai senjata. Para pejabat memperkirakan rompi kuning turun ke 125.000 yang muncul dengan sebelumnya 136.000 pada pekan lalu.
Protes Perancis telah menarik perhatian Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dia menuliskan pada akun Twitternya agar pemerintah Prancis menghentikan kebijakan yang diprotes warga Prancis itu.
"Hari yang sangat menyedihkan di Paris. Mungkin sudah waktunya untuk mengakhiri perjanjian Paris yang konyol dan sangat mahal dan mengembalikan uang kepada orang-orang dalam bentuk pajak yang lebih rendah," kata Trump.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi pembakaran ban, spanduk dan poster pecah usai hasil putusan MK terkait gugatan sengketa Pilpres 2024 mendapat penolakan dari masyarakat pendukung 01 & 03.
Baca SelengkapnyaKekacauan yang berlangsung selama tiga malam ini menewaskan sedikitnya 4 orang. Prancis pun menetapkan keadaan darurat di pulau itu.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaSituasi unjuk rasa menolak pengesahan revisi UU Pilkada di Gedung DPR, Jakarta, mulai memanas.
Baca SelengkapnyaBentrokan pecah ketika para buruh berkumpul di pusat-pusat kota untuk menyampaikan aspirasi terkait hak-hak mereka.
Baca SelengkapnyaAda tiga orang terduga pelaku yang telah diamankan. Mereka adalah inisial F, MF, dan EHS.
Baca SelengkapnyaDi sisi kanan, massa membakar ban bekas dan melemparkan botol-botol ke arah barikade petugas yang berada di dalam kawasan Gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaSituasi makin panas karena pendemo merangsek maju berhadapan dengan polisi.
Baca SelengkapnyaRatusan massa membentangkan spanduk di gerbang lalu membakarnya
Baca SelengkapnyaPolisi memukul mundur pendemo karena sesuai aturan batas waktu menyampaikan aspirasi pukul 18.00 Wib.
Baca SelengkapnyaPolisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Tak berselang lama, satu unit pete-pete terbakar tepat di depan halte Unibos Makassar.
Baca SelengkapnyaAksi unjuk rasa ini untuk mengevaluasi sembilan tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Baca Selengkapnya