Ngerinya senjata gas beracun dalam perang, puluhan sampai ribuan jadi korban
Merdeka.com - Penggunaan senjata kimia dalam perang sudah sering terjadi. Terbukti banyak korban berjatuhan dalam perang-perang yang pernah terjadi di dunia.
Gas beracun saring digunakan sejak Perang Dunia II. Saat itu Adolf Hitler sangat tertarik untuk menggunakan sarin sebagai senjata. Kini, gas sarin digunakan sebagai serangan gas kimia yang mampu membunuh banyak warga Kota Khan Sheikhun, Suriah.
Seperti dikutip Merdeka.com dari berbagai sumber, berikut perang dengan menggunakan gas beracun yang memakan banyak korban:
-
Bagaimana Haber menemukan efek gas beracun? Saat mempelajari efek gas beracun dalam penelitian, Harber menyimpulkan bahwa paparan racun dalam waktu lama dengan konsentrasi yang rendah akan memiliki efek yang mematikan.
-
Kenapa senjata kimia berbahaya? Gas klorin termasuk yang pertama digunakan dalam skala besar, mengiritasi mata dan tenggorokan musuh. Kemudian, Gas mustard yang menyebabkan melepuhnya kulit. Lalu ada, Phosgene yang diam-diam menghancurkan paru-paru. Menyebabkan kematian yang menyakitkan beberapa hari kemudian.
-
Apa senjata kimia paling mematikan di bumi? Roket Terakhir Berisi Senjata Kimia Paling Mematikan di Bumi Disebut telah Dihancurkan Di dunia tinggal 1 senjata kimia paling mematikan. AS mengklaim memiliki 30.000 ton senjata kimia yang mampu menghancurkan siapa saja yang menjadi targetnya.
-
Siapa yang dijuluki 'The father of chemical warfare'? Karena kejamnya perbuatannya itu, ia dijuluki 'The father of chemical warfare.'
-
Kapan senjata kimia mulai dihancurkan? Sudah lebih dari 30 tahun sejak Presiden AS George Bush dan Presiden Soviet Mikhail Gorbachev secara bilateral setuju untuk mengakhiri produksi semua senjata kimia dan menghancurkan persediaan mereka masing-masing.
-
Kenapa racun diberikan? Pemberian racun dilakukan untuk menghindari peningkatan beban kerja yang timbul akibat cuti hamil yang diambil oleh rekan kerjanya akibat kecelakaan kerja.
1. Serangan gas beracun Halabja
Serangan gas beracun Halabja terjadi pada periode 15 Maretâ19 Maret 1988 selama Perang Iran-Irak, ketika senjata kimia digunakan oleh pemerintah Irak terhadap kota Halabja (populasi 80.000). Korban peristiwa ini diperkirakan sekitar 5.000 jiwa.
Sebanyak 20 pesawat jet terbang di langit Halabja, Irak sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Tak berapa lama, menurut keterangan para saksi, terlihat asap putih, hitam dan kemudian kuning mengepul ke udara dari ketinggian 46 meter.
Tak berapa lama kemudian, suasana di lokasi tersebut mencekam. Suara teriakan warga terdengar di mana-mana.
2. Perang AS dan Vietnam
Selama Perang Vietnam, Amerika dilaporkan telah menggunakan sedikitnya tujuh juta liter senyawa kimia, yang dikenal dengan nama Agent Orange. Menurut Ketua Palang Merah Vietnam Nguyen Trong Nhan, dampaknya terlihat jelas terhadap ribuan anak di Vietnam yang terlahir cacat dan tersebar di sejumlah rumah sakit di Kota Hanoi dan Kota Ho Chi Minh.
Agent Orange adalah salah satu herbisida yang terkontaminasi dioksin yang disemprotkan selama Perang Vietnam dan digunakan dalam berbagai kegiatan industri dan pertanian.
Penggunaannya menyebabkan munculnya pusat kontaminasi dioksin, dengan konsentrasi bahan kimia dua sampai lima kali lipat lebih tinggi dibanding yang tak terkontaminasi.
Dioksin tergolong sebagai endocrine-disrupting chemicals (EDC) yang mengganggu kerja hormon untuk saling berkirim pesan satu dengan yang lain di dalam tubuh.
3. Serangan gas di Damaskus
Serangan kimia juga pernah terjadi di Damaskus, Suriah, pada 2013. Roket dengan sejumlah gas beracun diluncurkan di wilayah Ghouta. Sebanyak 1.400 orang, yang terdiri dari laki-laki, perempuan, dan anak-anak, tewas akibat serangan kimia tersebut.
Profesor Alexander Kekule dari Halle University mengatakan gejala pasien yang terkena serangan tersebut adalah gejala dari gas sarin.
4. Serangan gas beracun di Douma, Suriah
Sedikitnya 70 orang tewas di Suriah dalam dugaan serangan gas di Douma, kota terakhir yang dikuasai pemberontak di Ghouta Timur, Minggu (8/4). Namun Pemerintah Suriah telah menyebut tuduhan serangan kimia itu palsu.
Departemen luar negeri AS mengatakan mereka memantau laporan 'yang sangat mengganggu', dan bahwa Rusia, yang bertempur bersama dengan pemerintah Suriah, harus bertanggung jawab jika bahan kimia mematikan telah digunakan.
Sebelumnya, serangan seperti ini pernah terjadi pada 26 Februari 2018. Serangan gas beracun ini juga membuat beberapa orang di Ghouta Timur dirawat. Gejala keracunan gas klorin ini muncul usai serangan udara dan artileri yang dilancarkan oleh rezim Suriah.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret senjata militer di dunia yang disebut paling mematikan.
Baca SelengkapnyaBerikut penyebab mengapa ilmuwan penerima Nobel ini tiba-toba berubah bengis seperti 'haus darah'.
Baca SelengkapnyaPengepungan ini tidak hanya menandai awal dari agresi Jerman terhadap Polandia, tetapi juga menjadi gebrakan awal dalam perang yang akan memakan jutaan nyawa.
Baca SelengkapnyaDachau awalnya merupakan kamp tahanan politik, namun akhirnya berkembang menjadi kamp kematian di mana ribuan orang Yahudi meninggal.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar teknologi yang bikin heboh karena ketakutan umat manusia.
Baca SelengkapnyaSimak kisah salah satu pembantaian rakyat sipil selama Perang Dunia 2.
Baca SelengkapnyaKepemimpinan Hitler membawa perubahan radikal dalam ideologi dan struktur partai.
Baca SelengkapnyaBom yang telah dijatuhkan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober setara dengan bom nuklir Amerika Serikat yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang.
Baca SelengkapnyaJumlah bom yang digunakan Israel untuk menyerang Gaza jumlahnya jauh lebih banyak dibanding bom yang dijatuhkan saat Perang Dunia II.
Baca SelengkapnyaPotret bom dengan daya ledak paling terbesar sepanjang sejarah.
Baca SelengkapnyaJulius Robert Oppenheimer merupakan ilmuwan pencipta bom atom yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada Agustus 1945. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaMenariknya, pihak Soviet membantah melakukan aktivitas apa pun yang berkaitan dengan senjata biologis.
Baca Selengkapnya