Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Memerangi Covid-19 Bagaikan Menangkap Tikus di Toko China Tanpa Pecahkan Porselen

Memerangi Covid-19 Bagaikan Menangkap Tikus di Toko China Tanpa Pecahkan Porselen Suasana Sepi di Bandara Internasional Beijing. ©2020 REUTERS/Tingshu Wang

Merdeka.com - Dunia harus bersiap untuk “perang tak berkesudahan” melawan Covid-19, sebagaimana diperingatkan pakar kedokteran ternama China, ketika dia membandingkan upaya menghentikan penyebaran penyakit itu dengan usaha menangkap seekor tikus yang berkeliaran di dalam sebuah toko porselen china.

Peringatan itu disampaikan ketika China terus berupaya melawan penyebaran wabah secara sporadis, terutama yang berpusat di utara dan timur laut negara itu.

Komisi kesehatan nasional melaporkan 80 kasus baru Covid-19 pada Minggu, termasuk 65 kasus lokal baru – turun dari 107 kasus pada hari sebelumnya. Komisi itu juga mencatat 92 kasus infeksi tanpa gejala, yang tak diklasifikasikan China sebagai kasus terkonfirmasi.

Orang lain juga bertanya?

Direktur Departemen Penyakit Menular Rumah Sakit Hiashan di Shanghai, Zhang Wenhong, menulis di platform media sosial China, Weibo: “Virus corona terus menduduki planet ini dan menjadi virus penghuni bumi. Setelah setahun menyebar, virus tersebut terus bermutasi.”

“Kami telah melihat virus menyebar lebih cepat, tetapi kami belum melihat bahwa virulensinya telah berkurang drastis. Ini menunjukkan bahwa kita harus bersiap untuk perang yang berlarut-larut,” lanjutnya, dilansir South China Morning Post, Minggu (24/1).

Zhang, salah satu ahli ternama di China, juga membahas upaya Shanghai menghentikan penyakit itu.

“Kami harap menangkap tikus tanpa merusak porselen, dan berharap pencegahan pandemi tak akan berdampak besar dalam kehidupan sosial,” jelasnya.

Dia menyampaikan, kota itu selalu mendahului penyebaran virus, dan semua kasus baru-baru ini dilacak dengan cepat, tetapi kasus akan terjadi selama China tetap membuka pintunya untuk dunia.

“Merupakan tantangan besar bagi seluruh sistem kesehatan masyarakat untuk menggunakan jalur penularan virus untuk memblokir penyebaran virus, dan berusaha untuk mengendalikan virus di hot spot penyakit, untuk menghindari penutupan sosial yang disebabkan oleh penyebaran virus,” jelasnya.

“Sebelum vaksinasi universal (masuk), kita hanya bisa berjalan dengan segenap kekuatan, pencegahan dan pengendalian kita, sehingga kota dan daerah pedesaan kita bisa hidup tanpa ancaman pandemi.”

Februari Bulan Terparah

Sementara itu, seorang spesialis pengobatan alternatif China terkemuka yang membantu memerangi wabah di Provinsi Hebei, pusat wabah terbaru, memperkirakan situasinya akan terkendali dalam waktu kurang dari sebulan.

Presiden Pengobatan Tradisional China Universitas Tianjin, Zhang Boli mengatakan, Januari dan Februari akan jadi bulan paling parah untuk perang melawan Covid-19.

Zhang, yang diberikan penghargaan oleh Presiden Xi Jinping bersama dengan beberapa ilmuwan terkemuka atas peran mereka dalam memerangi pandemi tahun lalu, berkata: “Berdasarkan pengalaman Shijiazhuang (ibu kota Provinsi Hebei), penyebaran harus dikendalikan sebelum Tahun Baru Imlek. Wabah yang menyebar atau terkonsentrasi tidak akan terjadi tetapi wabah sesekali mungkin terus terjadi.”

“Pada akhir Februari atau awal Maret, kami bisa mulai merasa lega ketika 'kabut Covid-19' hilang dan bunga musim semi bermekaran,” kata Zhang.

Antisipasi Libur Imlek

China telah memvaksinasi lebih dari 15 juta orang untuk persiapan menghadapi liburan Tahun Baru Imlek selama sepekan pada pertengahan Februari. Mudik Imlek biasanya merupakan migrasi manusia tahunan terbesar di dunia saat orang-orang pulang kampung untuk bertemu keluarga mereka.

Sekitar 1,7 miliar mobilitas penduduk diperkirakan terjadi selama periode liburan Imlek, menurut Kementerian Perhubungan.

Pada Minggu, Komisi Kesehatan Provinsi Hebei melaporkan 19 kasus baru, 17 di antaranya di Shijiazhuang, sehingga total kasus infeksi aktif mencapai 836.

Pekan lalu, kota itu merampungkan tahap tiga tes massal lebih dari 10 juta penduduk, dan ditemukan puluhan kasus baru, kasus terbanyak terpusat di satu distrik.

Tong Zhaohui, Direktur Institut Pengobatan Pernafasan Beijing dan sebagian dari tim yang dikirim ke Hebei, mengatakan kepada penyiar CCTV: “Wabah di Shijiazhuang kali ini terutama terjadi di desa-desa di daerah pedesaan. Untuk mengendalikan penyakit menular diperlukan deteksi dini, pelaporan, karantina dan pengobatan.”

“Jika kita melakukan hal yang sama di pedesaan, maka virusnya akan mudah dikendalikan. Kita harus mendidik penduduk pedesaan agar mereka dapat menemui dokter pada waktunya.”

Bantuan Uang Agar Warga Tak Mudik

Di provinsi paling utara Heilongjiang, di mana 29 infeksi baru dan 51 kasus infeksi tanpa gejala dilaporkan pada Minggu, pihak berwenang telah mendorong penduduk untuk tidak bepergian selama perayaan Imlek dan menawarkan bantuan keuangan kepada mereka yang membutuhkan.

Provinsi tersebut telah melaporkan total 382 infeksi aktif dan 509 kasus infeksi tanpa gejala pada wabah saat ini.

Pemerintah Provinsi Heilongjiang mengatakan, Kota Hegang mengumpulkan 500.000 yuan atau Rp 1 miliar lebih untuk mendukung warga yang tidak mudik Imlek, termasuk 500 mahasiswa dengan tunjangan.

Kota ini juga menyiapkan 1 juta yuan atau Rp 1,2 miliar lebih untuk belanja Tahun Baru Imlek bagi 5.000 lansia dan penyandang disabilitas dan penyakit agar mereka tak perlu datang ke toko yang terlalu penuh dan 200.000 yuan atau Rp 432 juta untuk mendistribusikan disinfektan ke 28.000 rumah tangga berpenghasilan rendah.

Suihua, kota yang terkena dampak terparah di provinsi itu, mengkarantina lebih dari 6.600 orang pada Kamis dan sedang mempersiapkan lebih banyak fasilitas, menurut Guo Jianmin, direktur komisi kesehatan kota.

Guo mengatakan dalam konferensi pers pada Minggu, lebih dari 130 pusat karantina dibangun dan pihak berwenang telah memeriksa hotel, sekolah dan pusat pelatihan untuk melihat apakah mereka dapat digunakan jika diperlukan.

“Kami mengikuti prosedur ketat saat memindahkan penduduk langsung ke pusat karantina dalam isolasi. Setiap kendaraan dikawal oleh seorang petugas polisi dan seorang pekerja medis dengan perlengkapan pelindung lengkap,” jelas Guo.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia
Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia

Peneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penyakit Misterius Mirip Influenza Melonjak di China: RS Penuh, Banyak Anak Terinfeksi
FOTO: Penyakit Misterius Mirip Influenza Melonjak di China: RS Penuh, Banyak Anak Terinfeksi

Lonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Wabah Kutu Busuk di Negara Maju Ini Belum Hilang sampai Sekarang Padahal Sudah Puluhan Tahun
Wabah Kutu Busuk di Negara Maju Ini Belum Hilang sampai Sekarang Padahal Sudah Puluhan Tahun

Belum diketahui penyebab wabah ini tak kunjung hilang.

Baca Selengkapnya
FOTO: Darurat Global Cacar Monyet, Negara Ini Siaga Penuh hingga Siapkan Ruangan Isolasi
FOTO: Darurat Global Cacar Monyet, Negara Ini Siaga Penuh hingga Siapkan Ruangan Isolasi

WHO mengemumkan penyebaran cacar monyet atau mongkeypox sebagai keadaan darurat kesehatan global.

Baca Selengkapnya
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli

Masyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Menkes Siapkan Tempat Karantina Khusus Penderita TBC
Jokowi Minta Menkes Siapkan Tempat Karantina Khusus Penderita TBC

Penyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Lakukan Upaya Cegah Patogen Menjadi Pandemi Baru
Kemenkes Lakukan Upaya Cegah Patogen Menjadi Pandemi Baru

Sejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.

Baca Selengkapnya
Penyakit Pernapasan Misterius Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Penyakit Pernapasan Misterius Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan

Penyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan

Baca Selengkapnya
Cegah Penyebaran dan Penularan Cacar Monyet, Dinkes Yogyakarta Imbau Warga Gunakan Masker
Cegah Penyebaran dan Penularan Cacar Monyet, Dinkes Yogyakarta Imbau Warga Gunakan Masker

Virus ini sudah menyebar di Indonesia, namun belum terdeteksi menyebar di Kota Yogyakarta

Baca Selengkapnya
Kasus Pneumonia Melonjak, China Pastikan Tetap Aman Didatangi
Kasus Pneumonia Melonjak, China Pastikan Tetap Aman Didatangi

Kasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.

Baca Selengkapnya
Penyakit yang dapat Dicegah dengan Masker, Salah Satunya yang Sebabkan Pneumonia
Penyakit yang dapat Dicegah dengan Masker, Salah Satunya yang Sebabkan Pneumonia

Menggunakan masker adalah langkah pencegahan, bukan hanya untuk COVID-19, tapi juga berbagai macam virus lainnya.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Penyebaran Pneumonia Misterius di China Tak Secepat Covid-19
Kemenkes Sebut Penyebaran Pneumonia Misterius di China Tak Secepat Covid-19

Kemenkes meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya pneumonia misterius yang tengah merebak di China dan Eropa.

Baca Selengkapnya