Menelusuri Akar Kebencian Nasionalis Hindu India terhadap Muslim
Merdeka.com - Narendra Modi bangkit dari kursinya dan berjalan menuju podium untuk menyampaikan pidato malam itu. Pidato itu diharapkan berisi pesan tentang kehidupan umat beragama di tengah meningkatnya ketegangan antar warga minoritas muslim dan mayoritas Hindu.
Sang perdana menteri berpidato di gedung Red Fort, New Delhi, bangunan dari era Mughal dan acara malam itu adalah peringatan ke-400 tahun kelahiran Guru Tegh Bahadur, tokoh guru Sikh yang dikenang sebagai sosok yang menjunjung tinggi kebebasan beragama bagi semua umat.
Waktu dan tempatnya sangat tepat untuk membahas soal itu.
-
Siapa tokoh utama penyebar Islam di Jawa? Maulana Malik Ibrahim: Dikenal sebagai penyebar Islam pertama di Pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim juga dikenal dengan nama Kakek Bantal.
-
Kenapa Masjid Indrapuri memiliki unsur Hindu? Maka dari itu, masjid ini masih sangat kental dengan unsur-unsur agama Hindu meskipun sudah berubah peran menjadi tempat ibadah orang muslim.
-
Siapa pencetus aliran Wahabi? Aliran ini dicetuskan pertama kali oleh Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman at-Tamimi, yang lahir pada tahun 111 5 H/17 03 M di kota kecil Uyainah Najed, Arab.
-
Kenapa Wahabi menghancurkan tempat suci? Pada awalnya aliran ini terbentuk, Abdul Wahhab bersama beberapa pengikutnya menghancurkan tempat-tempat suci, karena menurutnya semua itu bukanlah objek pemujaan yang pantas.
-
Apa yang membuat KH Anwar Musaddad dikhawatirkan murtad? Saat dewasa, Anwar Musaddad yang memiliki garis keturunan dengan Sunan Gunung Jati dan Kerajaan Pajajar dari sang ayah, Abdul Awwal bin Haji Abdul Kadir, serta Pangeran Diponegoro dan Kesultanan Mataram Islam dari sang ibu Marfuah binti Kasriyo sempat dikhawatiran keluar dari ajaran Islam.
-
Siapa pendiri NU dan Muhammadiyah? Nahdlatul Ulama (NU) lahir pada 31 Januari 1926 di Surabaya. NU didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk menampung gagasan keagamaan para ulama tradisional sebagai reaksi atas prestasi ideologi gerakan modernisme Islam yang mengusung gagasan purifikasi puritanisme. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.
Tapi, Modi justru memanfaatkan acara pada April itu untuk mengingatkan orang kepada sosok penguasa muslim yang sudah wafat 300 tahun lalu.
"Aurangzeb membantai banyak orang, tapi dia tidak bisa mengguncang iman kita," kata Modi dalam pidatonya, seperti dilansir laman the Associated Press, akhir pekan lalu.
Isi pidato Modi tentang penguasa Mughal di abad ke-17 itu bukan kebetulan belaka.
Sejarah kompleks Aurangzeb Alamgir masih bersemayam di hati orang India. Para pemimpin India yang berkuasa saat ini membangkitkan ingatan itu dengan menyodorkan kekejaman sang penguasa muslim tersebut dan membuat kaum nasionalis meyakini India harus diselamatkan dari para penjajah muslim.
Ketegangan antara Hindu dan muslim kian meruncing, kebencian terhadap Aurangzeb makin meluas dan politisi garis kanan terus memanas-manasi situasi.
Yang terbaru adalah pernyataan politisi dari Bharatiya Janata Party (BJP) yang menghina Nabi Muhammad dan sontak menuai kecaman keras dari sejumlah negara Arab dan muslim, termasuk Arab Saudi.
"Bagi nasionalis Hindu saat ini, Aurangzeb adalah peringatan untuk membenci semua muslim India," kata Audrey Truschke, sejarawan dan penulis buku "Aurangzeb: The Man and the Myth."
Kebencian terhadap penguasa muslim menjadi ciri dari kaum nasionalis Hindu India yang berpuluh tahun berupaya mendirikan negara sekuler India menjadi negara Hindu.
Mereka beralasan penguasa muslim seperti Aurangzeb menghancurkan budaya Hindu, memaksa orang pindah agama, menodai kuil dan menerapkan pajak yang memberatkan warga non-muslim, meski sejumlah sejarawan menyebut kisah itu terlalu dilebih-lebihkan.
Anggapan populer di kalangan nasionalis soal akar ketegangan Hindu-muslim bermula dari masa abad pertengahan ketika tujuh generasi dinasti muslim menjadikan India sebagai rumah mereka sampai akhirnya mereka tersingkir.
Keyakinan ini membuat mereka ingin membalas masa lalu orang Hindu India yang menderita selama berabad-abad lalu. Aurangzeb menjadi sosok utama kambing hitam dalam sentimen ini.
Aurangzeb adalah raja Mughal terakhir yang meraih takhtanya pada pertengahan abad ke-17 setelah memenjarakan ayahnya dan membunuh kakaknya. Tidak seperti raja Mughal lainnya yang berkuasa di Asia Selatan selama lebih dari 300 tahun dan relatif tidak tergantikan, Aurangzeb menjadi sosok yang paling dibenci dalam sejarah India.
Richard Eaton, profesor di Universitas Arizona yang dipandang sebagai ahli India pra-modern, mengatakan meski Aurangzeb menghancurkan kuil, catatan yang tersedia menyebut dia hanya menghancurkan tidak lebih dari belasan kuil, bukan ribuan seperti yang diyakini selama ini. Dia melakukan itu untuk alasan politik, bukan agama, ujar Eaton. Aurangzeb juga menjadi sosok raja muslim yang menjamin keamanan dan keselamatan semua umat beragama.
"Bisa dibilang, dia adalah sosok di zamannya, bukan di zaman kita," ujar Eaton.
Namun bagi barisan pembenci, Aurangzeb adalah penjahat dan tak lebih dari sosok bigot agama.
Sejarawah garis kanan Makkhan Lal, yang bukunya tentang sejarah India sudah dibaca juta siswa sekolah mengatakan mengabaikan motif politik Aurangzeb adalah bentuk pengkhianatan terhadap kejayaan India di masa lalu.
Banyak sejarawan pendukung partai Bharatiya Janata (BJP), partainya Modi, mendukung pandangan itu. Mereka mengatakan sejarah India secara sistematis diubah oleh kelompok kiri untuk mencabut akar orang India yang kebanyakan Hindu dari peradaban mereka di masa lalu.
"Aurangzeb menghancurkan kuil dan itu memperlihatkan betapa dia benci Hindu dan Hinduisme," kata Lal.
Berpuluh tahun, kaum nasionalis HIndu mengklaim sejumlah masjid besar dan terkenal dibangun di atas puing-puing kuil Hindu. Banyak kasus ini masih diproses di pengadilan.
Sejumlah kalangan mengatakan kondisi ini bisa menimbulkan pertarungan panjang di pengadilan seperti yang terjadi dengan Masjid Babri yang dirusak massa Hindu dengan sekop, linggis dan tangan kosong pada 1992. Penghancuran itu memicu kekerasan di seantero India hingga menewaskan lebih dari 2.000 orang, sebagian besar muslim. Pada 2019 Mahkamah Agung India akhirnya menyerahkan masjid itu kepada Hindu.
"Nasionalis Hindu tidak berpikir tentang sejarah yang sebenarnya dari Aurangzeb," kata Truschke. "Mereka lebih suka menciptakan musuh yang ingin mereka benci."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PM India Dituding Kampanye Pemilu Pakai Ujaran Kebencian terhadap Muslim
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu, India Terapkan Undang-undang 'Anti-Muslim'
Baca SelengkapnyaPemerintah India diduga kuat ingin mengganti nama negara tersebut secara resmi menjadi 'Bharat'.
Baca SelengkapnyaSebuah masjid dibakar dan seorang ulama dibunuh dalam bentrokan kelompok agama India.
Baca SelengkapnyaMewakili para orang tua pribumi Indonesia, kami ingin mengingatkan agar para putera puteri bangsa Indonesia dapat hidup aman, tenteram dan sejahtera.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia diminta proaktif mengingatkan India karena bisa mengganggu perdamaian dunia.
Baca SelengkapnyaKekerasan meletus setelah pawai keagamaan kelompok Hindu melewati wilayah Nuh yang didominasi kelompok Muslim. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaDi balik kemegahannya, peresmian kuil yang didedikasikan untuk dewa Hindu, Lord Ram, telah membuka ingatan kelam terkait konflik umat Hindu dan Islam di India.
Baca SelengkapnyaMahfud menekankan bahwa kecintaan kepada negara adalah bagian dari iman
Baca SelengkapnyaKuil Hindu di kota Ayodhya, negara bagian Uttar Pradesh diresmikan PM Narendra Modi pekan lalu.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu, India Larang Sekolah Madrasah, Siswa Diminta Pindah ke Sekolah dan Ribuan Guru Terancam Menganggur
Baca SelengkapnyaNaskah proklamasi berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) Tahun 1949 menjadi saksi bisu pemberontakan pasca kemerdekaan Indonesia.
Baca Selengkapnya