Mengapa Intelijen Selandia Baru Gagal Antisipasi Serangan di Christchurch?
Merdeka.com - Slogan "Ini Bukan Kita" kini tengah berkumandang di seantero Selandia Baru selepas peristiwa serangan teroris di dua masjid di Christchurch dua pekan lalu. Pemerintah juga memberlakukan aturan baru tentang kepemilikan senjata sebagai respons atas peristiwa memilukan dalam sejarah Selandia Baru itu.
Namun di tengah mengalirnya dukungan bagi warga muslim di Negeri Kiwi, banyak pihak masih mempertanyakan, bagaimana pelaku, Brenton Tarrant, pria 28 tahun asal Australia bisa tidak terlacak dalam radar intelijen.
Dilansir dari laman Aljazeera, Senin (25/3), sejumlah pengamat mengatakan jawaban untuk pertanyaan itu ada kaitannya dengan radikalisasi melalui dunia maya. Selain itu peristiwa ini juga menunjukkan kegagalan aparat keamanan dalam mengantisipasi ancaman dari kaum supremasi kulit putih semacam Tarrant. Tak hanya itu, sejumlah kalangan juga menyebut pandangan atau pemahaman para politisi anti-imigran serta adanya rasa takut terhadap Islam atau Islamofobia yang menyebar melalui media di seluruh dunia, termasuk Selandia Baru, juga menjadi faktor terjadinya serangan itu.
-
Siapa yang melakukan aksi penembak misterius? Masyarakat dan Media saat itu menyebut para eksekutor sebagai Petrus atau Penembak Misterius. Mereka yakin ada aparat negara di belakang aksi ini. Namun saat itu pemerintah menyangkal.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Dimana buronan ditangkap? Direktur Reskrimum Polda Jambi Komisaris Besar Polisi Andri Ananta di Jambi, Jumat, mengatakan tim Resmob Jatanras Polda Jambi menangkap DPO berinisial ARS (20) itu di Jakarta pada Kamis (28/3) malam.
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
Perdana Menteri Jacinda Ardern dua hari lalu mengumumkan Komisi Tinggi akan menyelidiki kasus Christchurch ini.
"Penyelidikan ini akan melihat apa yang bisa dilakukan dan apa yang harus dilakukan untuk mencegah serangan serupa," kata Ardern. "Segala aspek akan diselidiki."
Sejauh ini relatif hanya ada sedikit informasi tentang siapa Tarrant sebenarnya. Dalam surat panjang atau manifesto yang dia tulis, dia mengaku terinspirasi melakukan pembunuhan massal setelah menyaksikan "invasi" imigran di Prancis pada 2017 dan menyerukan Museum Hagia sophia di Turki dibersihkan dari segala menara masjid yang ada.
Yang jelas, Tarrant selama ini sudah terjerumus ke dalam jaringan kelompok ekstrem kanan seperti jejak digital yang menunjukkan dia kerap berselancar di situs 8chan, laman yang berisi berbagai pesan anonim penuh bahasa kasar dan ancaman.
PM Selandia Baru hadiri salat Jumat di Masjid Al Noor ©REUTERS
Kelompok ekstrem kanan ini terdiri dari orang-orang dengan pandangan politik dari mulai konservatif sayap kanan arus utama hingga ke supremasi kulit putih yang pro-kekerasan.
Inti dari kelompok ini adalah menyampaikan pesan ancaman anti-imigran, Islamofobia, dan keyakinan nasionalis kulit putih. Ketiga unsur itu banyak termuat dalam manifesto yang ditulis dan dipublikasikan Tarrant beberapa menit sebelum dia melancarkan serangan di Christchurch.
Pengamat mengatakan alasan mengapa aktivitas Tarrant tidak dipandang sebagai ancaman berbahaya adalah karena diketahui aktivitas dia terbatas hanya di situs semacam 8chan.
Menurut Jarrod Gilbert, pengajar senior bidang kriminal di Universitas Canterbury, kasus Tarrant yang menganut paham supremasi kulit putih dan penuh narasi kekerasan, dipandang tidak lagi berupa ancaman fisik karena aktivitas mereka terbatas hanya di ruang privat di dalam rumah.
"Dengan kelompok ekstrem kanan dan komunitas dunia maya, kita tidak tahu seberapa besar sebetulnya mereka ini," kata Gilbert kepada Aljazeera.
"Mereka berbeda dengan kaum skinhead di masa lalu. Mereka eksis di kamar tidur dan di dunia internet dan saling terhubung lewat kebencian," kata dia.
Presiden Asosiasi Polisi Selandia Baru Chris Cahill mengatakan memantau aktivitas hanya satu orang saja di dunia maya adalah pekerjaan yang "cukup sulit", apalagi keseluruhan aktivias kelompok ekstrem kanan yang kemungkinan memiliki jutaan pengikut di seluruh dunia.
"Sangat mudah bagi orang untuk jadi semacam pahlawan jari di dunia maya dan menyampaikan berbagai narasi kebencian tapi tidak pernah melakukan tindakan nyata di luar kamar mereka."
"Saya yakin polisi dan intelijen memantau tapi media sosial adalah dunia yang sangat luas dan ada banyak tempat untuk bersembunyi," kata dia. "Untuk memahami kombinasi ancaman semacam ini sungguh sulit."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca Selengkapnya"Dipastikan hingga saat ini, tidak ada informasi korban WNI dalam serangan itu,” tutur Judha
Baca SelengkapnyaJenazah korban ditemukan terdampar oleh masyarakat di Pantai Secret Bay
Baca SelengkapnyaFernando Tremendo adalah warga negara Australia yang menjadikan Indonesia salah satu wilayah pengedaran narkobanya.
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.
Baca SelengkapnyaPelaku datang berteriak sambil membawa sebatang besi
Baca SelengkapnyaSetelah penyerangan di masjid Christchurch pada 2019 lalu, insiden penembakan kembali terjadi di Selandia Baru.
Baca SelengkapnyaInsiden ini terjadi pada Sabtu (13/4) sore di Westfield Bondi Junction.
Baca SelengkapnyaFernando Tremendo Chimenea memiliki perawakan tinggi, kulit putih, dengan tato di tangan dan kakinya.
Baca SelengkapnyaKapolresta Denpasar menerangkan, bahwa pelaku berinisial MRM asal Irlandia dan tinggal sementara di kawasan Kerobokan Klod, Kecamatan Kuta Utara, Badung.
Baca SelengkapnyaWN Australia Hilang saat Berselancar di Perairan Grajagan Banyuwangi
Baca SelengkapnyaRamadhan menyampaikan penyidik tidak akan memeriksa Kapolda Kaltara Irjen Pol Daniel Adityajaya karena tak ada kaitannya.
Baca Selengkapnya