Mengenali Gejala dan Bagaimana Penyebaran Cacar Monyet
Merdeka.com - Cacar monyet, penyakit tropis langka yang disebarkan hewan liar di Afrika Barat, mendadak menyebar di luar negeri sejak dua bulan terakhir. Ini memunculkan pertanyaan seberapa bahaya penyakit ini.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini ada 17.000 kasus cacar monyet di 74 negara di antaranya di Amerika Serikat, Meksiko, Argentina, Australia, Spanyol, Uni Emirat Arab (UEA), Portugal, Prancis, Jerman, Italia, Swedia, Jepang, dan India.
Cacar monyet merupakan infeksi virus yang relatif ringan. Penyakit ini memiliki masa inkubasi enam sampai 16 hari dan pasien pertama kali mengalami gejala demam, sakit kepala, sakit punggung, pembengkakan, dan nyeri otot.
-
Mengapa cacar monyet menular? Cacar monyet juga dapat menular dari orang ke orang, tetapi sumber utamanya adalah hewan pengerat dan primata, seperti tikus, monyet, atau tupai yang terinfeksi. Penularan antarmanusia terjadi melalui percikan liur yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka di kulit.
-
Bagaimana cacar monyet menular? Penularan penyakit ini bisa terjadi melalui hewan dan manusia. Selain itu, cacar monyet juga bisa menular melalui paparan hewan lain, seperti tikus hingga tupai yang terinfeksi virus.
-
Cacar monyet penyakit apa? Kemenkes Mulai Vaksinasi Cacar Monyet pada Laki-Laki Pelaku Seks Berisiko Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar vaksinasi untuk menekan penyebaran cacar monyet atau monkeypox di Jakarta mulai hari ini.
-
Apa itu cacar monyet? Penyakit cacar monyet merupakan infeksi virus yang ditandai dengan munculnya bintil bernanah di kulit.
-
Apa yang menyebabkan penularan cacar monyet? 'Lebih dari 90 persen penularan melalui kontak erat dan terutama kontak seksual. Hindari kontak fisik dengan pasien terduga Mpox, tidak menggunakan barang bersama misalnya handuk yang belum dicuci, pakaian yang belum dicuci, atau berbagi tempat tidur , alat mandi dan perlengkapan tidur seperti sprei, bantal, dan lainnya,' kata Ketua Satuan Tugas (Satgas) MPox IDI dr.Hanny Nilasari, Sp DVE dilansir dari Antara.
-
Mengapa cacar monyet berbahaya? Penyakit ini dianggap berbahaya karena tidak hanya dapat ditularkan dari sesama hewan, tetapi juga dari hewan ke manusia.
Ketika masa-masa tersebut terlewati dan demam sembuh, pasien akan mengalami ruam kulit yang muncul di seluruh wajah, menjalar ke anggota badan lainnya, paling umum di telapak tangan dan telapak kaki.
Ruam berkembang dari lesi menjadi lepuh berkerak, yang kemudian dapat memakan waktu tiga minggu untuk sembuh dan menghilang.
"Perbedaan utama antara gejala cacar dan cacar monyet adalah cacar monyet menyebabkan kelenjar getah bening membengkak, sedangkan cacar tidak," jelas Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), dikutip dari laman The Independent, Selasa (26/7).
Virus cacar monyet sulit didiagnosis tanpa bantuan analisis laboratorium karena sangat mirip dengan penyakit lain yang menyebabkan ruam, seperti cacar air, campak, kudis dan sifilis.
WHO melacak penyakit ini ke hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Afrika Barat dan menetapkannya sebagai penyakit zoonosis atau penyakit yang ditularkan hewan ke manusia. Kasus pertama cacar monyet ditemukan pada 1970 di negara yang sekarang bernama Republik Demokratik Kongo.
Saat ini tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk cacar monyet. Tapi obat dan vaksin untuk cacar biasa terbukti 85 persen efektif untuk mengobat cacar monyet.
Menyebar di kalangan gay?
Sebagian besar pasien cacar monyet saat ini berasal dari kelompok gay atau homoseksual. Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) sedang menyelidiki kemungkinan adanya keterkaitan antara pasien yang terinfeksi. UKHSA mengatakan empat hasil diagnosis pada 16 Mei semuanya gay atau pria biseksual.
"Kami secara khusus mendesak pria gay dan biseksual untuk mewaspadai ruam yang tidak biasa dan menghubungi layanan kesehatan seksual secepatnya," jelas kepala penasihat medis UKHSA, Dr Susan Hopkins.
Sementara itu, 22 dari 23 kasus suspek cacar monyet di Spanyol dilaporkan berasal dari sejumlah pria yang melakukan hubungan seks dengan sesama pria. Hal ini disampaikan kepala kesehatan masyarakat wilayah Madrid, Elena Andradas.
Namun sejumlah ilmuwan meragukan teori bahwa cacar monyet bisa menyebar melalui hubungan seksual.
"Ini mungkin tidak ditularkan melalui hubungan seksual melainkan kontak dekat yang terkait dengan hubungan seksual," jelas Profesor Keith Neal, seorang ahli epidemiologi di University of Nottingham.
"Penelitian lebih lanjut untuk melihat apakah virus ditemukan dalam air mani diperlukan untuk menyatakan bahwa penyakit ini benar-benar menular seksual."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes menemukan kasus suspek cacar monyet atau mpox di Tangerang,
Baca SelengkapnyaWHO mengemumkan penyebaran cacar monyet atau mongkeypox sebagai keadaan darurat kesehatan global.
Baca SelengkapnyaWHO kemarin mengumumkan wabah mpox atau cacar monyet kini dalam status darurat kesehatan global.
Baca SelengkapnyaPenyakit ini disebabkan oleh virus zoonosis dan dapat ditularkan kepada manusia melalui hewan.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini, kasus cacar monyet juga ditemukan di berbagai negara di luar Afrika, menimbulkan kekhawatiran global.
Baca SelengkapnyaMpox memiliki periode invasi dengan gejala khusus yang perlu dikenali untuk membantu dalam pencegahannya.
Baca SelengkapnyaCacar monyet termasuk penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Untuk menghentikan penularannya, penting untuk mengetahui tips-tips pencegahannya.
Baca SelengkapnyaMeski gejala kedua penyakit ini terlihat serupa, namun ada beberapa perbedaan gejala cacar monyet dan cacar biasa yang bisa diperhatikan.
Baca SelengkapnyaMonkeypox atau cacar monyet dapat menyebabkan bermacam-macam komplikasi
Baca SelengkapnyaSelain dilaporkan dari Republik Demokratik Kongo, Kenya, Rwanda, dan Uganda, juga terdeteksi di Asia dan Eropa.
Baca SelengkapnyaGejala cacar monyet biasanya muncul 5–21 hari setelah terinfeksi. Gejala awalnya mirip dengan flu, seperti demam, menggigil, sakit kepala, dan nyeri otot.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI sedang melakukan pelacakan dengan menelusuri sejumlah orang yang pernah kontak erat dengan sang pasien.
Baca Selengkapnya