Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengungkap Novel Ayat-Ayat Setan karya Salman Rushdie Masih Kontroversial Hingga Kini

Mengungkap Novel Ayat-Ayat Setan karya Salman Rushdie Masih Kontroversial Hingga Kini buku the satanic verses. ©abebooks

Merdeka.com - Salah satu buku paling kontroversial dalam sejarah sastra dunia adalah novel Ayah-Ayat Setan (The Satanic Verses) karya Salman Rushdie. Novel yang diterbitkan tiga dasawarsa lalu itu hampir pasti memicu kemarahan sebagian warga muslim di seluruh dunia.

Hari ini Salman Rushdie ditikam seorang pria di New York ketika dia hendak jadi pembicara di sebuah acara. Rushdie hingga kini masih dalam perawatan di rumah sakit akibat luka parah.

Baca juga: Penjelasan Tujuan Manusia Hidup Dalam Islam Menurut Al Quran

Setahun setelah terbit, pada 1989 Pemimpin Spiritual Tertinggi Iran kala itu Ayatullah Khomeini mengeluarkan fatwa yang menyerukan orang Islam membunuh penulis kelahiran India itu.

Pria 75 tahun yang berasal dari keluarga muslim itu kemudian tinggal di Inggris dan menjadi warga negara di sana. Dia lalu menjadi ateis, meninggalkan iman Islamnya.

Kontroversi

Myriam Renaud, kandidat PhD bidang Etika dan Iman Keagamaan di Universitas Chicago menulis di laman the Independent, novel Ayat-Ayat Setan memang isinya menantang keimanan muslim dengan sejumlah bagian yang tampaknya ditulis untuk mengolok-olok sejumlah tokoh Islam.

Umat Islam meyakini Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril. Wahyu atau firman Allah itulah yang dituangkan dalam bentuk kitab suci Alquran. Nabi kemudian menyampaikan wahyu itu kepada para pengikutnya. Firman Allah itu lalu ditulis dan menjadi ayat serta surat dari Alquran.

Novel Rushdie itu menyerang inti dari keimanan muslim. Salah satu karakter dalam novel itu, Gibreel Farishta, mengalami serangkaian mimpi yang di dalam mimpinya dia menjadi malaikat Jibril. Dalam mimpinya itu, Jibril bertemu dengan karakter utama novel itu seperti kejadian Nabi Muhammad bertemu malaikat Jibril yang diyakini umat Islam.

Rushdie memilih nama karakter yang provokatif bagi Muhammad. Di novel ini sang nabi diberi nama Mahound, nama sebutan lain bagi Muhammad di masa Abad Pertengahan oleh kaum Nasrani.

Mahound diceritakan memasukkan kata-katanya sendiri ke mulut Jibril dan menyampaikan wahyu itu kepada para pengikutnya. Namun dalam buku itu, juru tulis Mahound yang bernama Salman menolak keaslian wahyu yang disampaikan Mahound.

Dalam bukunya itu, Rushdie tampaknya meragukan keaslian Alquran.

Menantang teks agama

Sejak terbitnya Ayat-Ayat Setan, Rushdie berpendapat teks-teks agama harusnya terbuka untuk dikritisi.

"Mengapa kita tidak boleh memperdebatkan Islam? kata Rushdie dalam sebuah wawancara pada 2015.

"Kita bisa menghormati individu, melindungi mereka dari intoleransi, tapi sekaligus meragukan keyakinan mereka, bahkan mengkritisi pandangan mereka."

Pandangan ini, tentu bertentangan dengan mereka yang meyakini Alquran adalah firman Tuhan.

Setelah kematian Khomeini, pemerintah Iran pada 1998 mengumumkan tidak akan mempertahankan fatwa pembunuhan Rushdie atau menyerukan orang lain untuk melakukan itu. Rushdie saat ini tinggal di Amerika Serikat dan kerap muncul di depan publik.

Kini, 30 tahun kemudian, ancaman pembunuhan masih menghantui Rushdie. Meski demo-demo sudah berhenti tapi isi dari novel Ayat-Ayat Setan masih cukup panas untuk diperdebatkan.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Fakta Saddam Hussein yang Jarang Diketahui, Ciptakan Kultus dan Tulis Novel
Fakta Saddam Hussein yang Jarang Diketahui, Ciptakan Kultus dan Tulis Novel

Di balik sosoknya yang kontroversial, ternyata Saddam Hussein juga menyimpan banyak fakta menarik terkait dirinya yang jarang diketahui orang.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kutuk Pembakaran Kitab Suci, Presiden Iran Angkat dan Cium Alquran di Sidang Umum PBB
FOTO: Kutuk Pembakaran Kitab Suci, Presiden Iran Angkat dan Cium Alquran di Sidang Umum PBB

Presiden Iran mengutuk keras tindak pembakaran Alquran di Swedia dan Denmark yang dibiarkan begitu saja dengan mengatasnamakan kebebasan berpendapat.

Baca Selengkapnya
Ayatullah Ali Khamenei Sebut Penangkapan Saja Tidak Cukup, Netanyahu Harus Dihukum Mati
Ayatullah Ali Khamenei Sebut Penangkapan Saja Tidak Cukup, Netanyahu Harus Dihukum Mati

Hal ini disampaikan pemimpin tertinggi Iran setelah Mahkamah Kriminal Internasional mengeluarkan surat penangkapan untuk Netanyahu.

Baca Selengkapnya
Dulu Sahabat Sejati, Begini Sejarah Perseteruan Iran dan Israel
Dulu Sahabat Sejati, Begini Sejarah Perseteruan Iran dan Israel

Ketegangan hubungan Iran dan Israel semakin panas. Setelah terjadi aksi serangan rudal yang dilakukan Iran ke jantung pertahanan Israel.

Baca Selengkapnya
20 November 1979: Pengepungan Masjidil Haram oleh Kelompok Juhayman al-Otaybi, Ini Kisahnya
20 November 1979: Pengepungan Masjidil Haram oleh Kelompok Juhayman al-Otaybi, Ini Kisahnya

Peristiwa ini memiliki implikasi signifikan dalam sejarah Arab Saudi.

Baca Selengkapnya
Peristiwa 30 September: Surat Kabar Jyllands-Posten Muat Karikatur Nabi Muhammad, Tuai Kecaman Internasional
Peristiwa 30 September: Surat Kabar Jyllands-Posten Muat Karikatur Nabi Muhammad, Tuai Kecaman Internasional

Reaksi keras datang dari umat muslim di seluruh dunia akibat penerbitan gambar karikatur Nabi Muhammad saat itu.

Baca Selengkapnya
Sosok Pejuang Palestina Paling Diburu Israel, Sampai Dibom Pakai F-16 & Apache
Sosok Pejuang Palestina Paling Diburu Israel, Sampai Dibom Pakai F-16 & Apache

Sosok pria berkursi roda itu dianggap sebagai pemimpin perjuangan Palestina.

Baca Selengkapnya
FOTO: Pria Pembakar Alquran di Swedia Kembali Berulah, Kini Injak-Injak Kitab Suci di Depan Kedubes Irak
FOTO: Pria Pembakar Alquran di Swedia Kembali Berulah, Kini Injak-Injak Kitab Suci di Depan Kedubes Irak

Swedia memberikan izin kepada Salwan Momika untuk menistakan Alquran dengan alasan aksi tersebut dilindungi oleh undang-undang kebebasan berpendapat.

Baca Selengkapnya
Saudi Hukum Mati Kritikus Pemerintah Karena Cuitan di Media Sosial dengan Akun Hanya 9 Follower
Saudi Hukum Mati Kritikus Pemerintah Karena Cuitan di Media Sosial dengan Akun Hanya 9 Follower

Arab Saudi menghukum mati seorang kritikus pemerintah yang mengungkap dugaan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia melalui media sosial.

Baca Selengkapnya
Cerita Buya Hamka di Penjara pada Masa Sukarno
Cerita Buya Hamka di Penjara pada Masa Sukarno

Buya Hamka merupakan seorang ulama, aktivis politik, dan sastrawan.

Baca Selengkapnya
Mantan Presiden ini Punya Pangkat Militer Tertinggi di Dunia, Sempat Sebut Kemenangan Palestina Sebelum Dihukum Gantung
Mantan Presiden ini Punya Pangkat Militer Tertinggi di Dunia, Sempat Sebut Kemenangan Palestina Sebelum Dihukum Gantung

Sosok mantan Presiden Irak yang dihukum gantung dan sempat singgung soal Palestina sebelum meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Warga Muslim Bagi-Bagi Alquran Bahasa Belanda Setelah Insiden Bakar Kitab Suci
Warga Muslim Bagi-Bagi Alquran Bahasa Belanda Setelah Insiden Bakar Kitab Suci

Bulan lalu, aktivis sayap kanan Belanda melakukan pembakaran Alquran.

Baca Selengkapnya