Menlu: 1 WNI lagi ditahan Turki belum dapat akses kekonsuleran
Merdeka.com - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengaku, ada seorang lagi warga negara Indonesia (WNI) yang masih ditahan oleh pemerintah Turki, selain Handika Lintang Saputra, terkait dengan Gerakan Hizmet.
"Seorang WNI ditahan pada 26 Agustus 2016 oleh pemerintah Turki," lapor Menlu Retno kepada Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (31/8).
Menlu perempuan pertama Indonesia ini mengatakan pihaknya di Kedutaan Besar RI di Ankara, Turki sudah meminta akses kekonsuleran kepada otoritas Turki. Namun sayangnya, akses tersebut masih belum dikabulkan.
-
Siapa WNA yang ditangkap Imigrasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Kenapa WNA tersebut ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Dimana WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Di mana WNI dievakuasi ke? Pagi ini, saya menerima laporan bahwa mereka telah sampai di Suriah, melalui Damaskus dengan selamat.
Secara terpisah, Handika Lintang Saputra yang ditahan pada 3 Juni lalu atas tuduhan terlibat organisasi teror bersenjata terafiliasi dengan gerakan Fethullah Gulen, sudah mendapat akses kekonsuleran. Akses tersebut diberikan 27 Agustus lalu.
"Pada 27 Agustus lalu, saya menelepon Menlu Turki. Akses konsuler untuk mahasiswa kita tersebut (Handika) sudah diberikan. Nantinya, KBRI Ankara akan bertemu dengan mahasiswa tersebut 1 September besok," ungkap Retno.
Mahasiswa Indonesia yang belajar di Turki ada sekitar 738 orang. Meski demikian, ada 282 mahasiswa yang mendapat beasiswa PASIAD dari Yayasan Fethullah Gullen.
Untuk menghindari kasus penahanan karena terkait gerakan Hizmet kembali terulang, Kemlu mengimbau para mahasiswa di Turki untuk keluar dari organisasi yang berkaitan dengan Gullen.
"Sejumlah mahasiswa juga sudah kami tampung di KBRI dan KJRI," tukas Menlu Retno.
Seperti diketahui, ada 4 WNI ditangkap otoritas Turki dengan dugaan terkait jaringan Gullen. Dua di antara mereka, yaitu DP asal Demak dan YU asal Aceh diberitakan sudah bebas dan berada di KBRI Ankara.
Kini Kemenlu terus berusaha untuk dua WNI tersisa untuk bisa segera bebas dan dipulangkan ke Tamah Air.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihaknya melakukan operasi pengawasan di dua lokasi berbeda yakni Seminyak dan Kuta.
Baca SelengkapnyaPara korban sempat disekap dan diancam di sebuah apartemen di Turki
Baca SelengkapnyaDjuhandhani menyatakan segera berkoordinasi dengan Divisi Hubungan Internasional.
Baca SelengkapnyaI Nyoman Gde Antara dan tiga tersangka lain ditempatkan dalam kamar masa perkenalan lingkungan (mapenaling).
Baca SelengkapnyaKapolri perintahkan anggotanya untuk membebaskan ibu yang disekap dan dijadikan budak seks di Dubai.
Baca SelengkapnyaMereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca SelengkapnyaPolri menegaskan dilepaskannya EW ketika di Italia bukan berarti terbebas dari jeratan hukum.
Baca SelengkapnyaTiga tahanan yang kabur dari rutan Polsek Tanah Abang pada Senin (19/2) lalu berhasiL ditangkap
Baca Selengkapnya