Menlu Arab Saudi Dicopot, Terkait Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi?
Merdeka.com - Menteri Luar Negeri Arab Saudi (Menlu) Adel al-Jubeir dikabarkan dicopot dari jabatannya pada pekan ini. Proses tersebut dilakukan dalam perombakan kabinet secara langsung oleh pemimpin negara itu, Raja Salman.
Jubeir akan dipindahkan untuk menjabat sebagai menteri negara untuk urusan luar negeri. Jabatan setingkat lebih rendah yang tidak memiliki wewenang sebagai juru bicara negara.
Adapun posisi Menlu Arab Saudi, sebagaimana dikutip dari BBC pada Jumat (28/12), akan digantikan oleh Ibrahim al-Assaf, politikus yang terakhir kali menjabat sebagai menteri keuangan negeri kaya minyak itu.
-
Siapa yang pamit dari jabatannya? Momen perpisahan usai menjabat selama lima tahun dibagikan Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum.Pria yang kerap disapa Kang Uu ini terlihat melakukan kegiatan botram bareng warga di pedesaan Sukabumi, Jawa Barat.
-
Siapa pejabat senior kemlu AS yang mengundurkan diri? Pada tanggal 28 Mei, Stacy Gilbert, yang menjabat sebagai Kepala Biro Kependudukan, Pengungsi, dan Migrasi di Kementerian Luar Negeri AS, menginformasikan kepada para staf mengenai pengunduran dirinya.
-
Kapan pejabat senior kemlu AS menyampaikan pengunduran dirinya? Pada tanggal 28 Mei, Stacy Gilbert, yang menjabat sebagai Kepala Biro Kependudukan, Pengungsi, dan Migrasi di Kementerian Luar Negeri AS, menginformasikan kepada para staf mengenai pengunduran dirinya.
-
Mengapa pejabat senior kemlu AS mengundurkan diri? Seorang pejabat senior di Kementerian Luar Negeri AS mengundurkan diri sebagai tanggapan atas dukungan terus-menerus Washington terhadap perang genosida Israel di Gaza.
-
Bagaimana cara pejabat senior kemlu AS menyampaikan pengunduran dirinya? Ia mengatakan yakin laporan di atas 'salah dalam menyimpulkan bahwa Israel tidak menghalangi bantuan kemanusiaan ke Gaza,' menurut para pejabat yang membaca suratnya.'
-
Apa yang menjadi alasan pengunduran diri pejabat senior kemlu AS? Dia secara khusus mengutip laporan yang dirilis oleh Washington pada awal bulan ini yang membebaskan Tel Aviv dari tanggung jawab atas pelanggaran perangnya.
Menurut Marwan Kabalan, Kepala Analisis Kebijakan di Pusat Arab untuk Penelitian dan Studi Kebijakan, langkah itu tidak mengejutkan karena al-Jubeir dipandang sebagai "sisa dari era (almarhum) Raja Abdullah", merujuk pada mantan raja Saudi sebelumnya yang meninggal pada 2015.
"Kami sudah memperkirakan al-Jubeir akan segera dikeluarkan, bahkan sebelum kasus kematian Khashoggi," kata Kabalan kepada situs berita Al Jazeera.
Sementara itu, otoritas di Riyadh mengakui pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi disebabkan oleh operasi, yang mereka gambarkan dilakukan oleh "elemen jahat".
"Dicopotnya al-Jubeir, saya pikir, berada dalam waktu tepat ketika Putra Mahkota Mohammed bin Salman ingin mencari kambing hitam secara diam-diam," ujar Kabalan.
"Karena konsulat jenderal Saudi di Istanbul sangat terlibat dalam pembunuhan Khashoggi, sudah pasti al-Jubeir masuk dalam operasi penyelidikan. Kemungkinan dia dicopot untuk mengecoh," lanjutnya beropini.
Senada dengan pendapat di atas, Rami Khouri, seorang profesor jurnalisme di American University of Beirut dan rekan senior di Harvard Kennedy School, mengatakan perombakan itu tampaknya hanyalah perubahan citra.
Khouri menambahkan bahwa "pengambilan keputusan" saat ini di Arab Saudi "seperti Uni Soviet pada 1960-an".
"Anda benar-benar tidak tahu apa yang terjadi sampai beberapa minggu atau bulan sebelum keputusan diambil," katanya.
Mengacu pada pencopotan al-Jubeir dari jabatannya, Khouri mencatat bahwa langkah itu tampaknya bukan "penurunan pangkat yang sebenarnya", karena mantan kepala diplomat itu tidak dipecat, tetapi "berbagi tanggung jawab".
"Mereka membutuhkan orang yang lebih diharapkan di puncak dan mereka membawa al-Assaf yang melayani selama beberapa dekade di Arab Saudi," ujar Khouri.
Sebagai informasi, al-Assaf adalah salah seorang di antara belasan anggota keluarga kerajaan, pejabat pemerintah dan pengusaha terkenal yang ditahan selama "pembersihan anti-korupsi" pada November 2017.
Sementara itu, perubahan kabinet penting lainnya termasuk penunjukan Pangeran Abdullah bin Bandar bin Abdulaziz sebagai kepala Garda Nasional, menggantikan Pangeran Miteb bin Abdullah.
Jenderal Khalid bin Qirar al-Harbi juga ditunjuk sebagai kepala keamanan umum, sementara Musaed al-Aiban diangkat sebagai penasihat keamanan nasional.
Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo
Sumber: Liputan6.com
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anwar Usman juga disanksi tidak bisa mengikuti dalam sidang perkara hasil Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaJimly menjelaskan, jika keputusannya adalah diberhentikan tidak dengan hormat, maka ada peluang Anwar mengajukan banding
Baca SelengkapnyaMahfud MD menyerahkan surat pengunduran diri dari Menko Polhukam pada Kamis (1/2) kemarin.
Baca SelengkapnyaKPK menyelidiki dugaan korupsi di Kementerian Pertanian saat Syahrul Yasin Limpo menjabat.
Baca SelengkapnyaSahbirin Noor mengundurkan diri dari Gubernur Kalsel pada Rabu (13/11).
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan reshuffle atau perombakan kabinet Indonesia Maju, Senin 19 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar posisi Wamenag akan mengalami pergantian.
Baca SelengkapnyaPelantikan menteri dan kepala badan akan dilangsungkan di Istana Negara pagi ini pukul 09.30 Wib.
Baca SelengkapnyaMahfud MD menyiapkan surat pengunduran diri sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menanggapi dugaan pemerasan yang dilakukan pimpinan KPK kepada Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaKursi pimpinan KPK saat ini kosong, usai Jokowi memberhentikan Firli Bahuri dari jabatan ketua dan anggota KPK.
Baca SelengkapnyaLangkah cepat dilakukan usai Firli Bahuri ditetapkan menjadi tersangka atas kasus pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Baca Selengkapnya