Menlu AS tuding Rusia ingin rusak demokrasi barat
Merdeka.com - Menteri Luar negeri Amerika Serikat AS Mike Pompeo dua hari lalu mengatakan, Rusia tengah mencoba untuk melemahkan demokrasi global di masa mendatang.
"Saya memiliki keyakinan besar bahwa Rusia akan mencoba dan merusak demokrasi barat pada 2017, 2018, 2019 dan untuk waktu yang sangat lama," kata Pompeo dalam wawancara dengan stasiun televisi Fox News.
"Ini adalah tanggung jawab kami sebagai bagian dari pemerintah Amerika Serikat, untuk mencegah mereka (Rusia) dari campur tangan di negara kami, tidak hanya di dalam pemilu, tetapi juga lebih luas," lanjut Pompeo berkomentar, sebagaimana dikutip dari CNN pada Jumat (20/7).
-
Bagaimana hubungan AS dan Rusia saat ini? 'Hampir tidak mungkin hubungan ini memburuk lebih jauh. Saat ini, hubungan kita berada pada titik terendah dalam sejarah.'
-
Bagaimana AI bisa merusak demokrasi? Kita akan melihat pemusatan kekuasaan seperti kekuatan ekonomi, yang dapat merusak pasar; kekuatan politik, yang dapat merusak demokrasi; dan kekuatan militer, yang mengganggu stabilitas geopolitik dunia kita,' lanjutnya.
-
Siapa yang akan menemani Menlu ke Rusia? Keberangkatan Menlu Sugiono ke Rusia akan didampingi oleh Direktur Jenderal Multilateral, Tri Haryat.
-
Apa yang dikatakan Putin tentang Trump? 'Saat dia bersiap memasuki, atau ketika sudah berada di dalam Ruang Oval, kami menyadari bahwa terkadang pernyataan yang disampaikan memiliki nada yang berbeda. Oleh karena itu, kami melakukan analisis secara mendalam, mengamati, dan akan menarik kesimpulan berdasarkan kata-kata serta tindakan tertentu,' ungkap Peskov.
-
Kapan Menlu Sugiono akan berangkat ke Rusia? 'Pak Menlu akan berangkat ke Kazan,' ungkap Havas di Gedung Pancasila, Jakarta. Ia juga menegaskan bahwa Sugiono akan berangkat ke Kazan pada Selasa dini hari, dan ini merupakan agenda internasional pertamanya.
-
Siapa yang didukung Putin? Putin mengatakan dia lebih suka Joe Biden ketimbang Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat November mendatang.
Pompeo melontarkan pendapat tersebut, beberapa hari setelah Presiden Donald Trump bertemu dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin di Helsinki pada awal pekan ini.
Presiden Trump disebut memicu kemarahan di Washington, ketika menyatakan tidak sependapat dengan penilaian komunitas intelijen AS, bahwa Rusia ikut campur dalam pemilihan presiden 2016.
Seakan tidak peduli dengan kontroversi yang dibuatnya, Presiden Trump baru saja mengundang Vladimir Putin untuk berkunjung ke Amerika Serikat pada musim gugur mendatang.
Kabar tersebut disampaikan langsung oleh juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, kepada media Kamis lalu.
Menanggapi kabar tersebut, Menlu Pompeo berpendapat: "Presiden telah memberdayakan masing-masing dari kami, untuk memastikan bahwa hal itu (campur tangan Rusia di pemilu) tidak terjadi lagi dalam pemilihan 2018 atau 2020, di sini, di Amerika Serikat."
Pompeo mengatakan yang menjadi masalah adalah tidak jauh berbeda dengan isu di era Soviet, yakni beberapa orang berusaha menjadikan ketegangan pada hubungan Amerika Serikat dan Rusia sebagai isu partisan.
"Bukan hanya pemilu 2016. Entah bagaimana Amerika tampaknya melupakan sejarah upaya Rusia untuk merusak demokrasi barat selama beberapa dekade terakhir," kata Pompeo.
Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelumnya FBI menuding ancaman bom di TPS saat pemilu presiden berasal dari Rusia.
Baca SelengkapnyaPresiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menyebarkan rudal jarak jauh di Jerman.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat (AS) menuding satelit yang baru diluncurkan Rusia berbahaya. Begini alasannya.
Baca SelengkapnyaPresiden Rusia Vladimir Putin mengatakan perang dan kekerasan yang terjadi antara Israel dan Palestina salah Amerika.
Baca SelengkapnyaPutin dan Xi Jinping kompak mengutuk rival mereka Amerika Serikat sebagai penabur kekacauan di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat (AS) cemas melihat rencana Rusia mau meletakan senjata nuklir di luar angkasa.
Baca SelengkapnyaMenurut Misbakhun, Indonesia sudah lama menjadi negara tempat beroperasinya LSM asing yang membawa agenda politik.
Baca Selengkapnya"Sejauh ini tidak ada ancaman yang dianggap kredibel," kata FBI, Rabu (6/11).
Baca SelengkapnyaRusia menyatakan bahwa doktrin nuklir terbarunya harus dipahami sebagai peringatan bagi negara-negara Barat.
Baca SelengkapnyaBerikut fakta mengenai jelang tahun pemilu yang disukai hacker.
Baca SelengkapnyaNATO meminta agar pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia dihentikan, setelah terungkap bahwa 10.000 tentara Korut terlibat dalam konflik di Ukraina.
Baca SelengkapnyaPentagon semakin khawatir tentang dominasi SpaceX dalam kontrak pemerintah AS, terutama setelah laporan komunikasi Elon Musk dengan Vladimir Putin mencuat.
Baca Selengkapnya