'Mereka punya iPhone, yang lain punya Samsung, kita pakai Venus Vestel'
Merdeka.com - Ada pemandangan yang tidak biasa di pusat perbelanjaan Zorlu Center, Istanbul Turki kemarin. Antrean sejumlah turis asal Asia dan Arab terlihat mengular di depan toko penjual barang bermerek seperti Louis Vuitton, Chanel, dan Prada. Mereka menunggu toko-toko itu buka.
"Turki sekarang menjadi tempat paling murah di dunia untuk belanja," ujar seorang calon pembeli berusia 22 tahun.
Akibat jatuhnya mata uang lira sejak pekan lalu, kini hampir semua barang di Turki lebih murah 25 persen ketimbang di Amerika Serikat.
-
Kenapa nilai mata uang Iran jatuh? Jatuhnya nilai mata uang Iran dapat dijelaskan oleh berbagai faktor. Pertama-tama, penghentian Revolusi Islam pada tahun 1979 diikuti oleh penarikan investor asing dari negara tersebut. Program nuklir dan perang Iran-Irak juga berperan besar dalam menyebabkan kesulitan keuangan bersama dengan kerusuhan politik lainnya di Iran.
-
Dimana mata uang terendah berada? Ini daftar 10 negara dengan nilai mata uang terendah di dunia.
-
Siapa yang nilai pasarnya turun? Thom Haye, gelandang berusia 29 tahun dari Almere City, mengalami penurunan nilai pasar yang sangat signifikan.
-
Mata uang apa yang terendah di dunia? Rial Iran menduduki puncak daftar mata uang teremdah di dunia.
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Mata uang apa yang nilainya paling tinggi? Mata uang memiliki peran sentral dalam mencerminkan kondisi ekonomi suatu negara.Namun, kekuatan sebuah mata uang sebenarnya dapat diukur melalui daya belinya terhadap barang, jasa, atau mata uang lainnya.
"Sekarang semua makin murah," kata turis asal Arab Saudi Nasir al Nabir di depan sebuah toko, seperti dilansir laman Channel News Asia, Selasa (14/8). "Ini semacam obral diskon 30 persen."
turis antre di gerai luis vuitton turki ©JEAN-PIERRE MULLER/AFP
Turki kini tengah menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak 2001. Mata uang lira kembali terpuruk ke titik terendah dibanding dolar dua hari lalu.
Jatuhnya nilai mata uang lira yang sudah berlangsung selama beberapa pekan diperparah ketika Presiden AS Donald Trump Jumat lalu mengumumkan lewat Twitter tarif impor baja dan alumunium dari Turki dilipatgandakan.
Dua hari lalu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam keputusan soal tarif impor Trump itu dengan mengatakan tindakan itu seperti 'menembakkan peluru ke kaki teman sendiri'. Dia menuding Trump sebagai orang yang menikam dari belakang.
Erdogan kemarin mengumumkan negaranya akan memboikot produk elektronik buatan Amerika Serikat. Menurut dia, Turki perlu mempertahankan sikap tegasnya terhadap AS, terlebih lagi di tengah kondisi mata uang lira yang terus merosot nilai tukarnya terhadap dolar.
"Ada serangan ekonomi terhadap Turki. Sebelumnya hal semacam itu terjadi secara diam-diam tapi kini terang-terangan. Kita bisa melakukan dua hal, secara ekonomi dan politik. Dari sisi ekonomi, kita akan mengambil tindakan, Kementerian Keuangan kita bekerja siang malam. Selain itu kita akan memboikot barang-barang elektronik dari AS. Mereka boleh punya iPhone, tapi selain itu juga ada masih ada Samsung. Kita punya merek lokal Venus Vestel, kita akan pakai itu," kata dia, seperti dilansir laman Sputnik News, Selasa (14/8).
Tak hanya itu maskapai dan perusahaan telekomunikasi Turki juga menunda beriklan di media AS.
Erdogan selama ini mengklaim ekonomi bertumbuh berkat kebijakannya. Dia juga berkeras menahan suku bunga tetap rendah yang kemudian menyebabkan perekonomian 'terlampau panas' karena kapasitas produksi tidak sanggup memenuhi permintaan. Belum lagi ditambah korupsi di proyek-proyek.
Dikuti pdari laman the Independent, Selasa (14/8), Presiden Turki itu juga mengabaikan dan menjegal para ahli di bidangnya yang memperingatkan kondisi Turki. Dua anggota kabinet yang dipandang mampu mengatasi masalah ekonomi yakni Wakil Perdana Menteri Mehmet Simsek dan mantan Menteri Keuangan Naci Agbal disingkirkan Erdogan.
Bulan lalu sang presiden menunjuk menantunya menjadi menteri keuangan. Lira langsung jatuh ketika Erdogan menunjuk Berat Albayrak yang menikahi putrinya pada 2004. Menteri baru itu menyebut jatuhnya Lira dan lesunya ekonomi didalangi oleh 'pihak luar negeri' yang ingin menggulingkan pemerintahan.
Tahun ini nilai mata uang lira sudah jatuh 40 persen.
"Kami membeli pakaian, riasan. Kami membeli barang-barang bermerek. Harganya sangat murah", ujar Fatima Ali, turis wanita asal Kuwait di depan gerai Luis Vuitton yang datang bersama kedua putrinya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Transportasi merupakan salah satu faktor utama yang memengaruhi biaya produksi di pasar.
Baca SelengkapnyaTren yang sedang berkembang daripada beli iPhone baru mending bekas.
Baca SelengkapnyaDolar AS ini bukanlah mata uang yang terkuat di dunia, melainkan adalah Dinar Kuwait (KWD).
Baca SelengkapnyaSanksi berkepanjangan terhadap Iran, turut berkontribusi hancurnya mata uang Rial Iran.
Baca SelengkapnyaHarga barang-barang elektronik bakal naik jika nilai tukar rupiah terus tertekan pasca serangan Iran ke Israel Sabtu (13/4) lalu.
Baca SelengkapnyaUang adalah alat tukar universal yang sangat berpengaruh. Setiap negara memiliki kekuatan mata uang yang berbeda-beda.
Baca SelengkapnyaTiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaKekacauan dunia terjadi dipicu oleh potensi resesi Amerika Serikat hingga perang yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca SelengkapnyaKonflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel bisa memicu gangguan ekonomi ke semua negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.
Baca Selengkapnya