Mesin rusak, Airbus A-380 Singapore Airlines putar balik
Merdeka.com - Sebuah pesawat Airbus A-380 milik maskapai Singapore Airlines harus kembali ke bandara Changi, Singapura, lantaran mengalami masalah mesin setelah tiga jam terbang. Pesawat dengan kode penerbangan SQ26 lepas landas dari Singapura pukul 00:05 hari ini menuju Kota Frankfurt, Jerman, seperti dilaporkan kantor berita Reuters, Selasa (27/3).
Pesawat itu akhirnya mendarat dengan selamat dan seluruh penumpang dipindahkan ke pesawat lain. Menurut juru bicara dari Singapore Airline, saat itu seorang kru pesawat melaporkan ada gangguan pada salah satu dari empat mesin Rolls-Royce Trent 900 dan hal itu akan segera diselidiki oleh ahli dari Inggris.
"Kami sadar dengan situasi ini dan segera bekerja sama dengan maskapai pemilik untuk menyelidiki," kata juru bicara dari Rolls-Royce.
-
Kenapa pesawat Singapore Airlines SQ 321 mengalami turbulensi dahsyat? Mengutip The Guardian & Reuters, Rabu (22/5), turbulensi umumnya disebabkan oleh pertemuan udara dengan temperatur, tekanan, atau kecepatan yang berbeda, di mana pola angin yang berbeda bertabrakan.
-
Apa penyebab turbulensi pada pesawat Singapore Airlines SQ 321? Beberapa kondisi cuaca dan geografis, seperti badai petir, barisan pegunungan, dan awan tertentu, bisa menandakan adanya turbulensi.
-
Bagaimana turbulensi mempengaruhi pesawat Singapore Airlines SQ 321? Angin yang berguncang semacam ini dapat membuat pesawat keluar jalurnya, kehilangan ketinggian, atau meluncur dengan keras.
-
Kapan turbulensi terjadi pada pesawat Singapore Airlines SQ 321? Pesawat Singapore Airlines nomor penerbangan SQ 321 rute London-Singapura dihantam turbulensi dahsyat dan satu penumpang meninggal dunia pada pada Selasa (21/5).
-
Apa penyebab kecelakaan pesawat Jeju Air? Menurut penjelasan otoritas setempat, kecelakaan ini disebabkan serangan burung, atau dikenal dengan istilah bird strike.
-
Apa itu turbulensi pesawat? Mengutip dari laman Science Focus, Selasa (3/12), turbulensi terjadi ketika ada perubahan mendadak dalam aliran udara, yang menyebabkan pesawat bergoyang dan bergetar.
Singapore Airlines merupakan salah satu pengguna terbesar Airbus A-380, dengan 16 unit pesawat beroperasi. Tahun ini mereka akan menambah armada sebanyak tiga unit.
Kerusakan pesawat penumpang terbesar di dunia itu tidak hanya terjadi kali ini. Di awal bulan ini Airbus mengatakan perlu lebih dari setahun untuk memecahkan masalah retakan pada sayap A-380 setelah badan keselamatan penerbangan Eropa meminta penyelidikan menyeluruh terhadap pesawat superjumbo itu. Teknisi mengatakan mereka menemukan retakan hampir di seluruh sayap pesawat yang diperiksa.
Pada 2010, salah satu mesin Airbus A-380 milik maskapai Australia, Qantas Airways, meledak di atas langit Indonesia sehingga memaksa pesawat itu untuk segera mendarat di Singapura. Alhasil, Qantas terpaksa untuk mengistirahatkan armada Airbus A-380nya selama sebulan untuk pemeriksaan. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Turbulensi dahsyat itu menciptakan guncangan luar biasa di dalam kabin pesawat Singapore Airlines SQ321. Satu penumpang dilaporkan tewas.
Baca SelengkapnyaBiaya yang ditimbulkan akibat bird strike sangat bervariasi, namun dampaknya bagi maskapai penerbangan sangat besar.
Baca SelengkapnyaPesawat tengah dalam perjalanan menuju Haneda, Jepang.
Baca SelengkapnyaPenyebab kejadian tergelincirnya pesawat tersebut masih dalam penyelidikan.
Baca SelengkapnyaJemaah haji kloter 5 Embarkasi Makassar harus kembali ke asrama setelah pesawat Garuda Indonesia GIA 1105 yang mereka tumpangi mengalami kerusakan.
Baca SelengkapnyaSejumlah penumpang lainnya dilaporkan terluka dalam insiden tersebut.
Baca SelengkapnyaCuaca Buruk, Lion Air Batal Mendarat di Aceh dan Kembali ke Bandara Kualanamu
Baca SelengkapnyaBerikut adalah deretan pesawat yang pernah mengalami turbulensi hebat.
Baca SelengkapnyaWarga dan petugas yang berjaga langsung melakukan evakuasi saat kecelakaan pesawat.
Baca SelengkapnyaPihak Garuda Indonesia menjelaskan terjadi kendala teknis pada mesin pesawat.
Baca SelengkapnyaPesawat Super Air Jet mengalami kerusakan atau muncul dari salah satu panel di ruang kokpit.
Baca SelengkapnyaInsiden pesawat Boeing 737-800 milik maskapai Jeju Air itu menjadi kecelakaan udara paling mematikan di Korea Selatan. Sebanyak 179 orang dilaporkan tewas.
Baca Selengkapnya