Mesir bakal adili 20 jurnalis Aljazeera
Merdeka.com - Jaksa Mesir kemarin mengatakan akan mengadili 20 jurnalis bekerja buat stasiun televisi Aljazeera, termasuk empat pekerja asing. Mereka dituduh menyiarkan berita salah.
Aljazeera yang bermarkas di Qatar mengatakan tuduhan itu tidak berdasar dan konyol, seperti dilansir situs asiaone.com, Kamis (30/1).
"Sebanyak 16 warga Mesir dituntut atas keterlibatan dengan organisasi teroris dan mencederai persatuan nasional dan perdamaian sosial," kata pernyataan jaksa.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang menyebarkan klaim ini? Video tersebut diunggah oleh akun Youtube bernama @AKTUAL pada Selasa (25/6) lau, dan telah ditonton hingga lebih dari 1000 kali.
-
Siapa yang membuat berita hoaks? Menurut NewsGuard, situs-situs ini mengklaim diri mereka sebagai sumber berita lokal yang independen, namun tidak mengungkapkan afiliasi partisan atau asing mereka.
-
Siapa yang menyebarkan video hoaks? Video diunggah oleh akun @margiyo giyo
-
Apa yang membuat netizen salah paham? Netizen heboh, awalnya mereka mengira suami Ria Ricis sedang dibaptis.
Dua warga Inggris dan seorang warga Australia serta satu perempuan Belanda dituntut karena dianggap bekerja sama dengan warga Mesir itu dengan cara menyediakan uang, peralatan, dan informasi serta menyiarkan berita salah.
Jaksa mengatakan dari 20 orang itu baru delapan yang sudah ditahan dan sisanya masih dalam pencarian. Aljazeera menyebut hanya lima jurnalisnya ditahan.
Jaksa itu tidak menyebutkan nama mereka yang ditahan. Tiga jurnalis Aljazeera ditangkap di Ibu Kota Kairo, Mesir, di sebuah hotel pada 29 Desember lalu. Mereka adalah Peter Greste, mengaku warga Australia mantan pekerja BBC, Mohamed Adel Fahmy, warga Mesir-Kanada, dan produser asal Mesir Baher Mohamed.
Aljazeera mengatakan seluruh dunia tahu semua tuduhan terhadap para jurnalis itu tidak berdasar.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jurnalis Yordania Dipenjara karena Ungkap Pemerintahnya Membantu Israel Saat Perang di Gaza
Baca SelengkapnyaIsrael Tutup Kantor Berita Aljazeera, Peralatan Siaran Disita dan Situs Diblokir
Baca SelengkapnyaIsrael menembakkan artileri ke rombongan jurnalis yang meliput di Libanon selatan, menewaskan satu orang.
Baca SelengkapnyaAl-Arabiya sejak lama dituding pro-Israel dalam peliputannya.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Ungkap Militer Israel Perbolehkan Tentaranya Bunuh Jurnalis di Gaza
Baca SelengkapnyaRatusan karyawan media menandatangani surat yang berisi kritikan kepada kantor berita BBC yang disebut bias pro-Israel dalam melaporkan perang di Gaza.
Baca SelengkapnyaJurnalis CNN dan BBC mengakui kantor mereka lebih pro-Israel dalam pemberitaan soal Gaza.
Baca SelengkapnyaMomen pemakaman diselimuti isak tangis keluarga dan kerabat saat mengantarkan jenazah Samer Abu Daqqa.
Baca SelengkapnyaMembunuh jurnalis di tengah konflik adalah pelanggaran hukum internasional
Baca SelengkapnyaAnggota pasukan penjajah Israel (IDF) memberikan informasi palsu kepada seorang jurnalis soal pejuang Hamas membunuh anak-anak dan bayi Israel.
Baca SelengkapnyaMedia Saudi Al-Arabiya memuat pemberitaan yang bias pro-Israel dalam perang di Gaza.
Baca SelengkapnyaSejumlah tentara Israle menyerbu kantor biro Aljazeera di Ramallah, Tepi Barat dan memerintahkan untuk tutup dalam waktu 45 hari.
Baca Selengkapnya