Mikhail Gorbachev, Pemimpin Soviet yang Dikenang Sejarah Akhiri Perang Dingin
Merdeka.com - Mikhail Gorbachev merupakan salah satu tokoh politik paling berpengaruh pada abad ke-20. Dia memelopori pembubaran Uni Soviet yang telah eksis hampir 70 tahun dan mendominasi sejumlah kawasan di Asia dan Eropa Timur.
Namun, ketika dia mencanangkan program reformasi pada 1985, dia ingin menghidupkan perekonomian negaranya. Upayanya menjadi katalisator bagi serangkaian peristiwa yang menyebabkan runtuhnya kekuasaan komunis, tidak hanya di dalam Uni Soviet, tapi juga di seluruh bekas negara satelit Soviet.
Dikutip dari BBC, Rabu (31/8), Mikhail Sergeyevich Gorbachev lahir pada 2 Maret 1931 di Stavropol, Rusia selatan. Kedua orang tuanya petani dan bekerja di lahan pertanian bersama. Gorbachev muda ikut mengoperasikan mesin untuk memanen hasil tani.
-
Siapa yang meninggal pada 2 Agustus? Alexander Graham Bell, penemu telepon, meninggal dunia pada 2 Agustus 1922, di rumahnya di Baddeck, Nova Scotia, Kanada.
-
Kapan pria itu meninggal dunia? Sejak kejadian tersebut, ia terus positif mengidap virus corona selama 613 hari hingga kematiannya pada Oktober tahun lalu.
-
Kapan almarhum meninggal? Melansir dari akun Instagram infookutiimur, Rabu (26/6), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Siapa yang meninggal dunia? Berdasarkan keterangan dari Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol. Artanto, AKBP Muhammad Yoga tutup usia pada Minggu malam pukul 20.00 WIB.
-
Siapa yang meninggal? Ketua Umum PP Perbasi, Danny Kosasih, telah meninggal dunia.
Saat lulus dari Universitas Negeri Moskow pada 1955, dia menjadi anggota aktif Partai Komunis. Saat kembali ke Stavropol dengan istrinya, Raisa, dia menduduki posisi strategis di struktur partai regional. Pada 1961, dia menjabat sekretaris regional Liga Komunis Muda dan didelegasikan menjadi anggota Partai Kongres.
Pada 1978, Gorbachev menjadi anggota Sekretariat Komite Pusat bidang Pertanian di Moskow dan dua tahun kemudian dia ditunjuk menjadi anggota penuh Politburo. Selama Yuri Andronov menjabat sebagai sekjen, Gorbachev melakukan lawatan ke sejumlah negara, salah satunya berkunjung ke London pada 1984, yang membuat Perdana Menteri Margaret Thatcher terkesan.
Gorbachev diperkirakan akan menggantikan Andronov setelah pria tersebut meninggal pada 1984. Tapi yang ditunjuk menjadi sekjen adalah Konstantin Chernenko yang sedang sakit. Setahun berlalu, Chernenko meninggal dan digantikan Gorbachev yang merupakan anggota Politburo termuda.
Tugas pertamanya adalah menghidupkan kembali ekonomi Soviet yang hampir mati, yang mendekati titik kehancuran.
Dia merasa perlu ada reformasi akar-dan-cabang dari Partai Komunis itu sendiri jika reformasi ekonominya ingin berhasil. Menurutnya negara membutuhkan "perestroika" atau restrukturisasi dan alatnya untuk menghadapinya adalah "glasnost" -keterbukaan.
Tapi dia tidak berniat menggantikan kontrol negara dengan ekonomi pasar bebas. Senjatanya yang lain untuk menghadapi stagnasi sistem adalah demokrasi. Untuk pertama kalinya digelar pemilihan umum Kongres Wakil Rakyat yang berlangsung bebas.
Akhiri Perang Dingin
Gorbachev ingin mengakhiri Perang Dingin. Dia berhasil bernegosiasi dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Ronald Reagan terkait penghapusan seluruh kelas senjata melalui perjanjian Intermediate Nuclear Forces.
Pecahnya Uni Soviet dimulai di republik-republik Baltik di utara. Latvia, Lituania dan Estonia melepaskan diri dari Moskow, lalu menyebar ke sekutu Pakta Warsawa Rusia.
Puncaknya pada 9 November 1989 ketika warga Jerman Timur, garis paling keras dari negara satelit Soviet, diizinkan untuk menyeberang dengan bebas ke Berlin Barat.
Reaksi Gorbachev bukanlah mengirim tank, reaksi tradisional Soviet terhadap oposisi yang begitu terang-terangan, tetapi mengumumkan reunifikasi Jerman adalah urusan internal Jerman.
Pada 1990, Gorbachev dianugerahi Nobel Perdamaian karena berhasil mengakhiri Perang Dingin.
Pada Agustus 1991, tokoh-tokoh komunis tua di Moskow memimpin kudeta militer dan Gorbachev ditangkap saat sedang berlibur di Laut Hitam.
Semasa hidupnya, Gorbachev merupakan pengkritik keras Presiden Rusia Vladimir Putin. Gorbachev menyebut Putin menjalankan rezim represif. Namun pada 2014, dia memdukung referendum yang membuat Rusia mencapolok Krimea.
Saat ulang tahun Gorbachev ke-91 pada Maret 2021, Putin memujinya sebagai "salah satu negarawan paling hebat di era modern yang memiliki dampak luar biasa dalam sejaran bangsa kita dan dunia".
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gorbachev berperan penting dalam mengakhiri Perang Dingin.
Baca SelengkapnyaHidup Soekarno semakin parah usai dilengserkan dari kursi presiden.
Baca Selengkapnya10 bulan berada di luar angkasa. Nasib kepulangannya terkatung-katung. Hingga sekembalinya di Bumi negaranya sudah hilang.
Baca SelengkapnyaKim Ki Nam merupakan sosok pejabat penting yang setia melayani ketiga generasi pemimpin Korea Utara. Dia adalah garda depan mesin propaganda Korea Utara.
Baca SelengkapnyaDengan kemenangan ini Putin akan menjadi presiden terlama Rusia melampaui diktator Uni Soviet, Joseph Stalin.
Baca SelengkapnyaVideo merekam momen saat presiden Soekarno meninggal dunia dan jenazahnya akan disemayamkan di rumah duka.
Baca SelengkapnyaPerjuangan rakyat Hungaria merebut kemerdekaan dari pemerintah Soviet.
Baca SelengkapnyaSeniman asal Yogyakarta Butet Kartaredjasa membenarkan kabar meninggalnya Djoko Pekik.
Baca SelengkapnyaPembubaran Pakta Warsawa terjadi setelah runtuhnya rezim-rezim komunis di Eropa Timur dan berakhirnya Perang Dingin.
Baca SelengkapnyaVladimir Komarov, kosmonaut Rusia pertama yang meninggal dalam misi luar angkasa, menghadapi nasib tragis saat misi Soyuz 1 gagal.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet), pada sidang akhir masa jabatan MPR periode 2019-2024.
Baca SelengkapnyaSoebandrio akan ditembak mati empat hari setelah Letkol Untung, pimpinan G30S/PKI dieksekusi.
Baca Selengkapnya