Militer Myanmar Minta Uang Tebusan kepada Keluarga yang Mau Ambil Jenazah Demonstran
Merdeka.com - Sejumlah aktivis Myanmar mengatakan junta militer meminta uang tebusan sebesar USD 85 atau Rp 1,2 juta bagi keluarga atau kerabat yang hendak mengambil jenazah demonstran yang tewas oleh aparat keamanan pada Jumat lalu.
Dalam sebuah unggahan di Facebook oleh Serikat Mahasiswa Universitas Bago dikatakan militer kini meminta bayaran sebesar 120.000 kyat atau Rp 1,2 juta bagi keluarga yang ingin mengambil jenazah anggota keluarga atau kerabat mereka yang tewas pada Jumat lalu.
Radio Free Asia cabang Birma membenarkan laporan dari Serikat Mahasiswa Bago tersebut. CNN belum memverifikasi kabar itu secara independen dan sudah meminta komentar kepada pihak militer.
-
Siapa yang diminta membayar pungutan Rp10 juta? Miris, seorang warga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, batal menerima bantuan bedah rumah dari pemda setempat.Bukan tanpa alasan warga bernama Ahmad Turmudzi (49) itu tidak jadi mendapatkan bantuan renovasi. Sebab, agar perbaikan bisa dilaksanakan dirinya diduga harus membayar uang pungutan sebesar Rp10 juta.
-
Kenapa keluarga korban minta pelaku dipenjara? 'Kalau misal ada undang-undangnya saya minta untuk dipenjarakan saja. Biar ada efek jera. Karena itu anak telah melakukan kejadian yang sangat brutal,'
-
Siapa yang meminta uang ke korban begal? Aiptu US dijebloskan ke rutan karena meminta uang kepada korban begal yang viral di media sosial.
-
Kenapa polisi minta uang ke korban? 'Tim Paminal dari Polrestabes Bandung melakukan pemeriksaan kepada Aiptu US. Hasilnya, terbukti yang bersangkutan meminta uang untuk operasional mencari motor korban yang hilang.'
-
Siapa yang meminta tebusan USD 8 juta? 'Mereka minta tebusan USD 8 juta,' ujar dia.
Sedikitnya 82 orang tewas Jumat lalu di Bago, sekitar 90 kilometer sebelah timur laut Yangon, setelah aparat keamanan menyerbu kota itu, kata lembaga Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).
Menurut AAPP sudah lebih dari 700 orang tewas sejak militer mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan terpilih pada 1 Februari lalu. Sejak kudeta itu aparat keamanan dari mulai polisi, tentara, dan pasukan elit, memburu para demonstran dan menangkap sekitar 3000 orang.
AAPP menuturkan, militer Myanmar melepaskan tembakan dengan senapan, roket peluncur (RPG), dan granat ke arah demonstran di Kota Bago Jumat lalu.
Seorang saksi mata yang tinggai di Kota Bago mengatakan kepada CNN, penduduk di kota itu kini sudah banyak yang melarikan diri ke desa-desa terdekat sejak penyerbuan Jumat kemarin. Internet juga diputus sejak hari itu dan aparat menelusuri kawasan rumah penduduk untuk mencari demonstran.
"Saya tinggal di jalan besar. Aparat keamanan datang dan sering berjaga," kata saksi. Sejumlah jenazah dikumpulkan di kamar mayat setelah penembakan Jumat lalu.
Militer Myanmar mengklaim mereka diserang oleh sejumlah demonstran di Bago Jumat lalu, kata harian pemerintah Global New Light of Myanmar.
"Aparat keamanan diserang oleh sekelompok demonstran ketika akan memindahkan blokade yang dibuat demonstran di jalanan Kota Bago kemarin," kata laporan Global New Light of Myanmar. Harin itu menyebut demonstran memakai pistol rakitan, melemparkan bom molotov, panah dan granat untuk menyerang aparat keamanan.
Koran pemerintah itu juga mengatakan seorang demonstran tewas dalam insiden itu.
"Bukti yang disita menunjukkan ada granat dan amunisi yang mereka gunakan," kata laporan itu.
Panglima militer Jenderal Senior Min Aung Hlaing akhir pekan lalu berkeras mengatakan junta "tidak mengambil alih kekuasaan tapi melakukan tindakan untuk memperkuat sistem demokrasi multipartai," kata laporan Global New Light of Myanmar.
Juru bicara militer Mayor Jenderal Zaw Min Tun sebelumnya mengatakan kepada CNN, para jenderal sesungguhnya hanya berusaha "mengawal" negara di saat mereka tengah menyelidiki "pemilu yang dicurangi" dan pertumpahan darah di jalanan adalah akibat demonstran yang rusuh.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aparat keamanan gabungan TNI-Polri amankan proses pembayaran denda adat di Kabupaten Puncak Jaya.
Baca SelengkapnyaPadahal menurut keterangan keluarga jenazah, pihaknya sudah membayar uang untuk biaya ambulans tersebut.
Baca Selengkapnya11 warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myanmar
Baca SelengkapnyaVideo tersebut sengaja dikirim pelaku dengan maksud agar keluarga Imam segera mencari uang Rp50 juta untuk menebus korban.
Baca SelengkapnyaKeluarga Bripda IDF Minta Polisi Pelaku Penembakan Dihukum 'Pati Nyawa' Adat Dayak
Baca SelengkapnyaAnggota Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres Praka RM menjadi tersangka kasus penganiayaan yang menewaskan warga Aceh, Imam Masykur.
Baca SelengkapnyaBudi Gunawan memastikan proses hukum terhadap insiden ini terus berjalan.
Baca SelengkapnyaTiga orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan hingga menyebabkan kematian ini.
Baca SelengkapnyaKorban disebut pedagang obat-obatan ilegal di Ciputat, Tanggerang Selatan.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan perwakilan keluarga usai menemani pemeriksaan Ibunda Imam Masykur, Fauziah di Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaMotif penyerangan yang terjadi pada Jumat malam itu masih simpang siur. Selain satu tewas, sejumlah warga juga luka-luka.
Baca SelengkapnyaUang yang ditawarkan sangat banyak hingga tidak memungkinkan dibawa secara tunai.
Baca Selengkapnya