Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Minggu Pagi Ketika Trump Menuangkan Minyak ke Kobaran Api Rasial

Minggu Pagi Ketika Trump Menuangkan Minyak ke Kobaran Api Rasial Trump dengan Kelinci Paskah. ©2018 REUTERS/Carlos Barria

Merdeka.com - Bayangkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bangun di Minggu pagi lalu menatap ke seantero negeri yang dipimpinnya, kemudian dia melihat isu rasisme ibarat tumpukan kayu kering dan memutuskan untuk melemparkan korek api.

Melalui akun Twitternya Trump kembali melontarkan pernyataan rasial. Kendati tak disebutkan kepada siapa cuitan itu tertuju, namun dipastikan serangan itu untuk empat anggota kongres perempuan yang merupakan perempuan kulit berwarna dan keturunan imigran.

Dalam cuitannya, Trump meminta Rashida Tlaib, Alexandria Ocasio-Cortez, Ilhan Omar, dan Ayana Perssley untuk kembali ke negara asal nenek moyang mereka. Serangan personal Trump ini kemudian menuai kecaman. Pernyataan Trump seharusnya mengejutkan sejumlah pihak yang telah melihat cara dia memerintah negara multikultural dan multiras selama dua setengah tahun terakhir ini.

Ketika dihadapkan pada isu ras, Trump kerap bermain api, hal yang belum pernah dilakukan presiden sebelumnya. Di zaman modern ini, Trump dinilai satu-satunya pejabat yang secara terang-terangan mengipasi kobaran api rasialisme tanpa henti. Demikian analisis Peter Baker dari The New York Times, dilansir Selasa (16/7).

Serangannya terhadap anggota kongres perempuan dari Demokrat terjadi pada hari yang sama pemerintahannya mengancam penangkapan massal imigran yang tinggal di negara itu secara ilegal. Dan itu terjadi hanya beberapa hari setelah dia menerima beberapa tokoh sayap kanan di Gedung Putih dan bersumpah untuk menemukan cara lain untuk menyensus warga Amerika dengan pendatang secara terpisah meskipun putusan Mahkamah Agung melarang penambahan menambahkan pertanyaan ke sensus yang dilaksanakan setiap satu dekade itu.

"Dalam banyak hal, ini adalah jenis penghasutan rasial yang paling berbahaya," kata Douglas A. Blackmon, penulis "Slavery by Another Name".

Trump pun selalu menyangkal pernyataannya bermaksud rasis. Menurutnya, dia hanya melawan imigrasi ilegal demi mengamankan dan melindungi perbatasan. Dia juga kerap membanggakan pengangguran di antara kaum Hispanik dan Afrika-Amerika telah mencapai rekor terendah. Pekan lalu dia berterima kasih kepada Robert L. Johnson, pendiri Black Entertainment Television, karena memuji pengelolaan ekonominya.

donald trump saat bermain golfREUTERS/David Moir

"Saya orang paling tidak rasis yang pernah Anda temui," kata Trump lebih dari sekali.

Namun dia gagal membuktikan klaimnya. Bahkan karena cuitannya itu, para penasihatnya tak bisa membelanya. Tak ada satupun dari enam juru bicaranya merespons permintaan wawancara terkait hal ini.

Satu-satunya pejabat pemerintah yang dijadwalkan hadir dalam acara talk show hari Minggu, Mark Morgan, penjabat komisi Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan, menjelaskan dia tidak ingin ditanyakan terkait isu rasial itu. "Anda harus bertanya kepada presiden apa yang dia maksud dengan cuitannya itu," katanya dalam acara "Face the Nation" CBS.

Anggota parlemen dari Republik, pada umumnya, juga tak langsung menanggapi pernyataan rasial tersebut. Pada Minggu malam, Trump menanggapi kontroversi itu, mengatakan Demokrat sedang membela rekan-rekan mereka yang kerap berbicara begitu buruk tentang AS.

Pada saat itu, Tim Murtaugh, juru bicara kampanye untuk Trump, menanggapi permintaan komentar, dengan mengatakan, "Presiden menunjukkan bahwa banyak Demokrat mengatakan hal-hal buruk tentang negara ini, yang pada kenyataannya adalah negara terbesar di dunia." Dia tidak menjelaskan alasan Trump meminta keempat anggota kongres tersebut kembali ke negara asal nenek moyang mereka.

Beberapa presiden AS sebelumnya juga memainkan politik rasial, namun tak diutarakan di hadapan publik.Rekaman rahasia Lyndon Johnson dan Richard Nixon menunjukkan mereka secara rutin membuat pernyataan rasis yang kejam di belakang layar. Termasuk juga tudingan rasis kepada Ronald Reagan, George Bush, dan Bill Clinton dalam beberapa kasus.

Namun demikian, semua memiliki batasan. Para presiden sebelumnya selalu melontarkan pentingnya persatuan bangsa untuk menghindari perpecahan dengan sejumlah kebijakan. Lyndon Johnson mendorong legislasi hak-hak sipil yang paling luas dalam sejarah Amerika. Bush menandatangani undang-undang hak-hak sipil dan mengecam David Duke, pemimpin Ku Klux Klan, ketika dia mencalonkan diri sebagai gubernur Louisiana sebagai seorang Republikan. Putranya, George W. Bush, mengunjungi masjid hanya beberapa hari setelah serangan 11 September 2001, untuk menekankan bahwa Amerika tidak berperang dengan Muslim. Barack Obama mengundang seorang profesor Harvard-Afrika-Amerika dan polisi kulit putih yang salah menangkapnya.

Sejarah betapa rasisnya Trump telah didokumentasikan dengan baik, sejak masih menjadi bos properti. Jack O'Donnell, mantan presiden Trump Plaza Hotel dan Casino di Atlantic City, menulis bahwa Trump secara terbuka meremehkan orang lain berdasarkan ras, mengeluh, misalnya, bahwa ia tidak ingin pria kulit hitam mengelola uangnya.

"Trump tidak hanya rasis, tetapi siapa pun di sekitarnya yang menyangkalnya, berbohong," kata O'Donnell pada Minggu."Donald Trump membuat komentar rasis sepanjang waktu. Begitu Anda mengenalnya, ia berbicara tentang ras dengan sangat terbuka," lanjutnya.

Trump dinilai berhasil melenggang ke Gedung Putih salah satunya karena isu-isu rasial yang kerap dilontarkan, salah satunya isu yang mengatakan Obama sebenarnya lahir di Afrika, bukan Hawaii. Pada 2015 dia juga menyerang pendatang Meksiko dan menyebutnya sebagai "pemerkosa". Hal kontroversial lainnya ialah menyerukan larangan Muslim memasuki AS. Dia juga menuding seorang hakim kelahiran Meksiko tak bisa berbuat adil karena latar belakang etnisnya.

Setelah menjabat sebagai presiden, dia mengeluh selama pertemuan para imigran Haiti “semua menderita AIDS” dan mengatakan bahwa para pendatang Afrika tidak akan pernah “kembali ke gubuk mereka.”

"Dia hanya mengatakan apa yang orang lain yakini tetapi terlalu takut untuk mengatakannya, dia berkeras. Dan setiap kali nyala api meraung dan Trump melambungkannya ke atas dengan sedikit lebih cepat. Apinya mungkin panas, tapi memang itu yang dia suka," tulis Baker.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ini Kata-Kata Teriakan Donald Trump Sesaat Setelah Ditembak di Panggung Kampanye
Ini Kata-Kata Teriakan Donald Trump Sesaat Setelah Ditembak di Panggung Kampanye

Ini Kata-Kata Teriakan Donald Trump Sesaat Setelah Ditembak di Panggung Kampanye

Baca Selengkapnya
Dampak yang Bakal Dirasakan Jika Donald Trump Terpilih Jadi Presiden Amerika Serikat
Dampak yang Bakal Dirasakan Jika Donald Trump Terpilih Jadi Presiden Amerika Serikat

Sebagian orang AS yang takut jika Trump kembali menjabat sebagai presiden.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Donald Trump Ditembak Saat Kampanye, Wajah dan Telinganya Berdarah
Detik-Detik Donald Trump Ditembak Saat Kampanye, Wajah dan Telinganya Berdarah

Donald Trump Ditembak Saat Kampanye, Wajah dan Telinganya Berdarah

Baca Selengkapnya
Potret Trump Pidato Dikelilingi Kaca Anti Peluru, Umbar Ketakutan Sebut Kamala Harris Picu Perang Dunia Ketiga
Potret Trump Pidato Dikelilingi Kaca Anti Peluru, Umbar Ketakutan Sebut Kamala Harris Picu Perang Dunia Ketiga

Pidato Trump saat kampanye di North Carolina dikelilingi kaca anti peluru sebagai perlindungan ganda pasca peristiwa penembakan beberapa waktu lalu.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Detik-Detik Mengerikan Donald Trump Ditembak saat Kampanye, Ada Darah di Telinga-Pipi
VIDEO: Detik-Detik Mengerikan Donald Trump Ditembak saat Kampanye, Ada Darah di Telinga-Pipi

Ketika Trump berada di depan para pendukungnya, tiba-tiba suara letusan senjata api terdengar

Baca Selengkapnya
Debat Capres Amerika, Trump Sebut Biden 'Orang Palestina' Halangi Israel Selesaikan Perang di Gaza
Debat Capres Amerika, Trump Sebut Biden 'Orang Palestina' Halangi Israel Selesaikan Perang di Gaza

Kedua capres justru melenceng dan saling menyerang rivalnya dengan pernyataan yang berkelok-kelok.

Baca Selengkapnya
Ini Ciri-Ciri Pelaku Teror Pembakaran Misterius di Depok
Ini Ciri-Ciri Pelaku Teror Pembakaran Misterius di Depok

Pada Jumat (8/12) dinihari sekitar pukul 03.30 WIB, seorang pria tak dikenal membakar empat titik di Kp Tipar.

Baca Selengkapnya
FOTO: Berdarah Akibat Ditembak, Donald Trump Tetap Berdiri Sampaikan Pidato Politik di Kampanye Pilpres AS
FOTO: Berdarah Akibat Ditembak, Donald Trump Tetap Berdiri Sampaikan Pidato Politik di Kampanye Pilpres AS

Dengan darah berceceran di wajah dan telinganya, Donald Trump tetap berdiri dan mengangkat kepalan tangan. Inilah kata-kata yang diteriakkan Trump.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Sedih Penembakan Donald Trump
VIDEO: Jokowi Sedih Penembakan Donald Trump "Segala Bentuk Kekerasan Tak Dibenarkan!"

Jokowi menegaskan segala bentuk kekerasan tidak dapat dibenarkan

Baca Selengkapnya
Kenapa Donald Trump Tetap Keras Kepala Soal Mobil Listrik Meski Bersahabat dengan Elon Musk?
Kenapa Donald Trump Tetap Keras Kepala Soal Mobil Listrik Meski Bersahabat dengan Elon Musk?

Meski Bersahabat dengan Elon Musk, Tapi Donald Trump Konsisten Tentang Mobil Listrik

Baca Selengkapnya
Produsen Mobil Siapkan Diri Kemungkinan Penerapan Tarif Baru oleh Presiden AS Terpilih Donald Trump
Produsen Mobil Siapkan Diri Kemungkinan Penerapan Tarif Baru oleh Presiden AS Terpilih Donald Trump

Para produsen mobil sedang mempersiapkan diri untuk kemungkinan penerapan tarif baru oleh Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.

Baca Selengkapnya
FOTO: Momen Donald Trump Ditembak Sniper Berjarak Ratusan Meter Saat Kampanye di Pennsylvania
FOTO: Momen Donald Trump Ditembak Sniper Berjarak Ratusan Meter Saat Kampanye di Pennsylvania

Aksi penembakan ini menyebabkan Donald Trump tampak berlumuran darah di wajah dan telinganya. Pelaku diduga kuat penembak jitu atau sniper.

Baca Selengkapnya