Mirip Susi, para menteri beberapa negara ini tak lulus SMA
Merdeka.com - Susi Pudjiastuti, 49 tahun, adalah sosok menteri paling mencolok dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Bicaranya lantang, blak-blakan, merokok, tapi juga egaliter pada semua orang yang ditemuinya. Di luar semua itu, Susi membanggakan fakta bahwa dia bahkan tidak lulus Sekolah Menengah Atas.
Susi pernah belajar di SMA 1 Yogyakarta, tapi memutuskan keluar di kelas 2. Satu dari delapan menteri perempuan kabinet Jokowi ini mengaku tidak bahagia menempuh pendidikan formal. Dia lantas banting setir jadi pengusaha, dan karirnya moncer sebagai pengepul ikan. Kini Susi memiliki bisnis ekspor produk kelautan dan mengendalikan perusahaan pesawat perintis PT Susi Air.
Dia optimis, bisa menjalankan tugas baru sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. "Saya enggak berpendidikan, sedangkan kebanyakan kabinet dari profesor. Orang boleh berpikir, tapi kalau boleh saya juga mengklaim seorang profesional," kata Susi selepas diumumkan menjadi menteri di Jakarta, tadi malam, Minggu (27/10).
-
Siapa yang bertemu dengan Susi Pudjiastuti? Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah melakukan pertemuan dengan Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Siapa saja yang diusulkan sebagai menteri? Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengakui memang sudah ada beberapa partai politik (parpol) yang mengusulkan nama untuk diajukan sebagai menteri kepada presiden terpilih, Prabowo Subianto.
-
Mengapa Susi Pudjiastuti tidak menjadikan Pulau Susi sebagai pulau pribadi? Susi merasa itu bukan pulau pribadinya. Untuk itu, dia tidak mengkomersilkam pulau tersebut.
-
Mengapa pertemuan Susi dan Prabowo jadi sorotan? Meski capres telah diumumkan, hingga kini bakal cawapres belum terlihat hilalnya. Justru Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah bertemu dengan dua tokoh besar Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Kenapa Sudjono dijuluki "Menteri Dukun"? Anggapan masyarakat itu tak lepas dari berbagai peristiwa mistis antara dia dengan Presiden Soeharto.
-
Apa yang terjadi di debat Pilgub Sulut? Debat ketiga Pilgub Sulawesi Utara (Sulut) diwarnai kejadian menarik. Hal ini karena pasangan nomor dua, Elly Engelbert Lasut dan Hanny Jost Pajouw (E2L-HJP) justru mengajak warga dan pendukungnya untuk memilih pasangan nomor urut 3, Steven Kandouw dan Alfred Denny Tuejeh (SK-ADT).
Opini publik terbelah di jejaring sosial. Pendidikan seorang menteri dianggap perlu hingga setingkat sarjana. Sebagian lagi mendukung Susi dan kejujurannya. Justru banyak yang menyebut ijazah bukan jaminan kinerja seorang pejabat publik.
Debat yang sama ternyata muncul di beberapa negara lain. Menteri-menteri yang ketahuan tak lulus SMA diragukan, sebagaimana terjadi di Indonesia. Misalnya saja kritik kelas menengah India terhadap Bharatiya Janata Party (BJP), penguasa parlemen, yang mengangkat 8 menteri dengan latar pendidikan tak sampai sarjana.
"Kalau pendidikan seorang menteri tidak tinggi, kekurangannya adalah dia terlalu menggampangkan persoalan," tulis Aakar Patel, kolomnis situs live mint, dalam esai 28 September 2014 lalu.
Siapa saja menteri yang latar pendidikannya tidak jauh berbeda dibanding Susi? Berikut rangkumannya oleh merdeka.com:
Bheki Cele - Mentan Afrika Selatan
Bheki Cele adalah salah satu tokoh Partai Kongres Nasional Afrika (ANC), yang menyokong Nelson Mandela menjadi pemimpin Afrika Selatan pasca era apartheid. Bheki kabarnya cuma mengenyam pendidikan baca tulis.Posisinya di ANC sangat kuat, dengan kemampuan lobi politik mahir. Karena dulu merupakan anggota sayap militer ANC, dia masuk ke kepolisian. Cele pun akhirnya menjabat Kepala Kepolisian Nasional. Rupanya dia terjerat korupsi pengadaan asrama polisi senilai 1,7 miliar Rand. Cele dicopot pada 2012 oleh Presiden Jacob Zuma.Walaupun berkalang masalah, Zuma malah kembali memakai Cele di pemerintahan. Sejak 25 Mei 2014, pria tak lancar membaca ini menjadi Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Afrika Selatan. Warga Afrika Selatan di forum Internet, misalnya citizen.co.za, sering mengkritik Cele sebagai salah satu pejabat tinggi paling tidak kompeten.
Smirti Irani - Menaker India
Menteri termuda dalam Kabinet PM Narendra Modi ini rutin dikritik sejak dilantik September lalu. Dia cuma lulus SMP. Sejak berusia 12 tahun, Smirti terpaksa putus sekolah. Dia lantas bekerja serabutan untuk menyambung hidup. Pernah dia menjadi pelayan McDonald. Peruntungan datang ketika Smirti menjajal modelling. Dia terpilih sebagai finalis Miss India pada 1998.Pada 2001 dia menikah muda dengan pria bernama Zubin Irani. Karirnya di industri hiburan berkembang, sehingga datang tawaran sebagai penyanyi dan penari. Sempat pula politikus BJP ini terlibat dalam produksi film Bollywood. Terjun ke politik mulai 2003, karena popularitasnya sebagai foto model tinggi di kalangan warga etnis Punjabi. Wanita 38 tahun itu berhasil menjadi anggota parlemen mewakili Negara Bagian Gujarat pada 2011. Loyal pada Modi sejak 10 tahun lalu, kini dia menjabat sebagai menteri sumber daya manusia, atau setara menteri tenaga kerja di Indonesia.
Uma Bharati - Menteri Irigasi India
Politikus India kelahiran 1959 ini sudah makan asam garam di parlemen. Gara-gara itu, beberapa warga lupa dia cuma menempuh pendidikan formal hingga kelas lima Sekolah Dasar.Bharati adalah dedengkot Bharatiya Janata Party, yang kini menguasai parlemen India. Aliran politiknya nasionalis hindu. Karir politik wanita ini dimulai pada 1989, ketika dia berhasil menjadi legislator mewakili Negara Bagian Lok Shaba.Dia sukses bertahan, walaupun BJP dulu hanya partai minoritas. Bahkan, Bharati sebelum menjadi menteri urusan irigasi dalam kabinet Modi tahun ini, sebelumnya pernah menjadi menteri pariwisata dan maupun menteri kepemudaaan.Ketika Bharati atau Smirti diserang terkait latar pendidikan mereka yang minim, BJP tidak tinggal diam. Di situs-situs jejaring sosial Negeri Sungai Gangga, partai itu membuat meme, bertuliskan "Bill Gates juga tak punya gelar sarjana tapi sukses besar."
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menaker Ida mengatakan, ada beberapa penyebab masih banyak pengangguran di Indonesia.
Baca SelengkapnyaHanya saja, ketika Anies tidak menjawab ditanya apakah kedekatannya dengan Susi membuka peluang menjadi pendampingnya di Pilpres 2024. Anies hanya tertawa.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, salah satu sumber kelambanan menangani masalah adalah penataan sistem pendidikan.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan jangan berhenti berusaha meski berkali-kali mendapat penolakan.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri ternyata teman sejak SMA.
Baca SelengkapnyaData hampir 10 juta Gen Z jadi pengangguran merupakan temuan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023.
Baca SelengkapnyaAhmad Ali bertanya kepada Hafid soal kondisi pendidikan dengan tingkat putus sekolah yang masih tinggi di Sulteng.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, JK mengkritik keras soal pendidikan di era saat ini bahkan dia mengkirik Mendikbudristek, Nadiem Makarim.
Baca SelengkapnyaJK bahkan membandingkan kepemimpinan Nadiem dengan dengan para tokoh-tokoh pendidikan terdahulu.
Baca SelengkapnyaDebat berjalan panas sejak awal terjadinya tanya jawab. Salah satunya saat panelis bertanya tentang Angka Partisipasi Murni (APM) di Sumut yang rendah.
Baca SelengkapnyaMenurut Andra, keberadaan sekolah gratis bisa mengurangi angka kemiskinan di Banten.
Baca SelengkapnyaGus Yasin merasa Hendi selalu tendensius terhadap dirinya.
Baca Selengkapnya