Misteri Kerangka Manusia "Raksasa" China, Terkubur di Reruntuhan Berusia 5000 Tahun
Merdeka.com - Temuan kerangka manusia "raksasa" di China berusia 5000 tahun sangat mencengangkan. Ukurannya jauh melebihi ukuran normal manusia.
Tinggi rata-rata manusia China modern sekitar 172 cm. Sedangkan kerangka manusia yang ditemukan di Provinsi Shandong itu tingginya 1,9 meter dan beberapa kerangka lainnya memiliki tinggi 1,8 meter.
"Ini hanya berdasarkan struktur tulang. Jika dia orang yang masih hidup, tingginya bisa melebihi 1,9 meter," jelas Kepala Fakultas Sejarah dan Kebudayaan Universitas Shandong, Fang Hui, seperti dilaporkan Xinhua.
-
Siapa yang menemukan kerangka manusia raksasa? Apa yang disebut 'Raksasa Julcuy' ditemukan pada awal 2019 oleh ahli geologi Theofilos Toulkeridis dan arkeolog Florencio Delgado di dekat desa Julcuy di Provinsi ManabÃ, Ekuador.
-
Di mana kerangka manusia raksasa ditemukan? Apa yang disebut 'Raksasa Julcuy' ditemukan pada awal 2019 oleh ahli geologi Theofilos Toulkeridis dan arkeolog Florencio Delgado di dekat desa Julcuy di Provinsi ManabÃ, Ekuador.
-
Apa yang unik dari kerangka manusia purba raksasa? Tidak hanya besar, tetapi beberapa kerangka ini, yang diyakini sebagai mumi, juga memiliki rambut merah yang khas.
-
Bagaimana kerangka raksasa ditemukan? Temuan ini adalah hasil dari kegiatan penggalian di Bukit Blossom yang merupakan sebuah situs pada zaman Holosen Akhir (4350-2980 SM) berlokasi di Lembah San Joaquin bagian utara California, Amerika Serikat.
-
Siapa yang menemukan kerangka raksasa itu? Pada 1911, para penambang yang mencari guano kelelawar, bahan penting untuk pupuk, menemukan barang-barang aneh di sebuah gua dekat Lovelock, Nevada.
-
Siapa yang menemukan kerangka manusia purba? Pada 1911, penambang yang mencari bahan baku pupuk menginjak benda aneh di sebuah gua yang dekat dengan Lovelock, Nevada.
Kerangka beberapa pria yang lebih tinggi ditemukan di makam yang lebih besar, diduga karena pria tersebut mampu membeli makanan yang lebih baik. Kemungkinan dimakamkan di tempat berbeda karena statusnya lebih tinggi.
Arkeolog juga menemukan adanya keretakan di tulang kepala dan kaki dari beberapa jasad yang ditemukan. Selain kerangka manusia "raksasa" ini, para arkeolog juga menemukan tembikar dan giok di enam makam, dikutip dari laman IFL Science, Kamis (23/3).
Lokasi penemuan kerangkan ini berada di desa Jiaojia. Sejak 2016, ditemukan reruntuhan 104 rumah, 205 makam, dan 20 lubang untuk kurban atau persembahan.
Filsuf ternama China, Confusius (551-479 SM) berasal dari Provinsi Shandong, dan dilaporkan tingginya 1,9 meter. Orang-orang Shandong juga bangga dengan tinggi badan mereka.
Tulang-tulang manusia "raksasa" itu disebut berasal dari peradaban Neolitik akhir, 4500 sampai 5000 tahun lalu. Mereka hidup di bagian hilir Sungai Kuning.
Belum jelas mengapa orang-orang ini sangat tinggi. Sumber makanan yang kaya dan beragam kemungkinan berperan penting.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada abad ke-21 ini, teori konspirasi tentang "ras raksasa yang telah lama hilang" masih tetap berkembang.
Baca SelengkapnyaMumi ini menghidupkan kembali cerita-cerita kuno tentang masa lalu yang terlupakan.
Baca Selengkapnya'Raksasa' Pertama di Dunia Ternyata Firaun Mesir, Sosoknya Tinggi Menjulang
Baca SelengkapnyaRatusan artefak menarik ditemukan di dalam makam raja ini.
Baca SelengkapnyaPenemuan jejak kaki raksasa ini menghebohkan warga desa Pingyan, provinsi Guizhou, China.
Baca SelengkapnyaPekerja Tambang Temukan Kerangka Manusia Purba Raksasa, Tingginya Sampai 3 Meter dan Berambut Merah
Baca SelengkapnyaKerangka ini ditemukan di Gua Lovelock, Nevada, Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaDi makam ini juga ditemukan ratusan artefak mulai dari batu giok sampai tulang hewan.
Baca SelengkapnyaKeberadaan raksasa di masa lalu merupakan subjek yang menarik dan kontroversial.
Baca SelengkapnyaMakhluk ini mirip naga yang digambarkan dalam film-film kolosal China.
Baca SelengkapnyaArkeolog menemukan kerangka ini di Hualongdong, China.
Baca SelengkapnyaKerangka tanpa kepala ini adalah korban pembantaian kejam di Zaman Neolitikum.
Baca Selengkapnya