Misteri Siklus Dua Bulanan Kasus Naik Turun Covid-19
Merdeka.com - Covid-19 sekali lagi mengalami kemunduran.
Alasannya masih agak tidak jelas, dan tidak ada jaminan penurunan beban kasus akan terus berlanjut. Tetapi perubahan haluannya sekarang cukup besar— dan telah berlangsung cukup lama — sehingga layak mendapatkan perhatian.
Angka kasus harian baru di Amerika Serikat turun 35 persen sejak 1 September. Di seluruh dunia, kasus juga mengalami penurunan lebih dari 30 persen sejak akhir Agustus.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan jumlah kasus HIV di Jawa Tengah menurun? Dia menyebut temuan pada 2023 ini menurun dibanding 2022 kemarin. Sebab pada tahun sebelumnya tercatat ada 3.120 kasus.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Di mana kasus cacar air meningkat signifikan? Di Indonesia, khususnya di Tangerang Selatan, jumlah kasus cacar air (Varicella) mengalami lonjakan yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir, mencapai total 75 kasus.
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
“Ini sebagus yang dunia lihat selama berbulan-bulan,” tulis Dr Eric Topol dari Scripps Research pekan lalu, seperti dikutip dari The New York Times, Selasa (5/10).
Berita yang paling menggembirakan adalah berbagai bentuk kasus Covid paling parah juga menurun. Jumlah orang Amerika yang dirawat inap karena Covid-19 turun sekitar 25 persen sejak 1 September. Kasus kematian harian juga turun 10 persen sejak 20 September. Ini pertama kalinya penurunan berkelanjutan kasus kematian sejak awal musim panas.
Penurunan-penurunan konsisten dengan pola yang akan dikenali oleh pembaca: misteri siklus dua bulanan kasus naik turun Covid-19.
Sejak virus corona mulai menyebar pada akhir 2019, kasus-kasus kerap melonjak selama dua bulan – terkadang karena varian baru virus seperti Delta – dan kemudian menurun sekitar dua bulan.Para peneliti kesehatan masyarakat tidak paham mengapa hal ini terjadi. Banyak penjelasan populer seperti musiman atau pasang surut pemakaian masker dan jaga jarak sosial - jelas tidak cukup, jika tidak salah. Siklus dua bulanan terjadi selama musim berbeda dalam setahun dan terjadi bahkan ketika perilaku manusia tidak benar-benar berubah.
Penjelasan yang paling masuk akal melibatkan beberapa kombinasi biologi virus dan jejaring sosial. Mungkin setiap varian virus sangat mungkin menginfeksi beberapa orang tetapi tidak yang lain — dan begitu banyak dari yang paling rentan telah terpapar, virusnya surut. Dan mungkin sebuah varian membutuhkan sekitar dua bulan untuk menyebar di tengah masyarakat.
Perilaku manusia sangat berperan penting, dengan orang kerap menjadi lebih hati-hati ketika beban kasus mulai naik. Tapi jaga jarak sosial tidak sepenting diskusi publik soal virus yang sering dibayangkan.
“Kami telah menganggap terlalu banyak otoritas manusia atas virus ini,” kata Michael Osterholm, seorang ahli penyakit menular di Universitas Minnesota.
Penurunan terbaru, contohnya, terjadi bahkan ketika jutaan anak-anak Amerika kembali masuk sekolah.
Pandemi terburuk menanti
Apapun alasannya, siklus dua bulanan tetap terjadi. Berdasarkan data global: Kasus-kasus di seluruh dunia naik dari akhir Februari sampai akhir April, kemudian turun sampai akhir Juni, naik lagi sampai akhir Agustus dan turun sejak saat itu.
Pola tersebut juga terlihat jelas di sejumlah negara termasuk India, Indonesia, Thailand, Inggris, Prancis, dan Spanyol. Di setiap negara tersebut, varian Delta menyebabkan lonjakan kasus yang berlangsung dari 1,5 bulan sampai 2,5 bulan.
Di AS, gelombang Delta dimulai di beberapa negara bagian Selatan pada Juni dan mulai surut di negara bagian tersebut pada bulan Agustus. Di sebagian besar wilayah AS, dimulai pada Juli, dan kasus-kasus mulai menurun dalam beberapa pekan terakhir.
Di Inggris, misalnya, beban kasus mengalami maju mundur selama dua bulan terakhir, daripada turun secara konsisten. Di AS, cuaca dingin dan meningkatnya aktivitas dalam ruangan – atau beberapa faktor yang tidak diketahui – bisa berpotensi memicu lonjakan kasus pada musim gugur ini. Perjalanan pandemi masih sangat tidak pasti.
Tetapi ketidakpastian ini juga berarti bahwa waktu dekat juga dapat terbukti lebih menggembirakan daripada yang kita harapkan. Dan ada beberapa alasan yang sah atas optimisme ini.
Jumlah orang Amerika berusia 12 tahun ke atas yang telah menerima setidaknya satu suntikan vaksin mencapai 76 persen. Ada juga kemungkinan persetujuan pemberian vaksin Pfizer untuk anak-anak usia 5 hingga 11 tahun, dan ini akan meningkatkan tingkat vaksinasi musim gugur ini. Hal yang juga sama pentingnya, setengah orang Amerika kemungkinan telah terpapar Covid, sehingga memberi mereka kekebalan alami.
Akhirnya, kekebalan akan semakin luas sehingga gelombang Covid lain yang sebesar dan merusak seperti gelombang Delta tidak akan mungkin terjadi.
“Kecuali sesuatu yang tidak terduga,” kata mantan komisaris Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), Dr. Scott Gottleib, yang juga penulis “Uncontrolled Spread,” sebuah buku baru tentang Covid.
“Saya berpendapat ini adalah gelombang besar terakhir dari infeksi.”
Covid tidak hanya menjadi salah satu pandemi terburuk di zaman modern. Tapi juga menjadi pandemi mengerikan.
Covid juga tidak akan hilang dalam waktu dekat. Banyak ilmuwan percaya Covid akan terus beredar selama bertahun-tahun. Tetapi vaksin dapat mengubah Covid menjadi penyakit yang dapat ditangani, tidak jauh berbeda dengan flu atau pilek biasa.
Apa pun yang terjadi beberapa bulan ke depan, pandemi terburuk hampir pasti ada di belakang kita.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Jakarta mengungkapkan, kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) meningkat pada tahun 2023 dibandingkan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaPrevalensi kasus hepatitis B dan C di Indonesia menunjukkan penurunan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca Selengkapnya