Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Muslim Rohignya Soal Suu Kyi: Kami Dulu Mendoakannya, Sekarang Dia Membela Pembunuh

Muslim Rohignya Soal Suu Kyi: Kami Dulu Mendoakannya, Sekarang Dia Membela Pembunuh Warga Rohingya di Bangladesh.. ©Adnan Abidi/Reuters

Merdeka.com - Warga Muslim Rohingya menuntut pertanggungjawaban Myanmar di Pengadilan Mahkamah Internasional PBB di Den Haag, Belanda, tempat pemimpin Myanmar dan peraih Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi akan membela negara itu dari tuduhan genosida terhadap Rohingya.

Lebih dari 730 ribu Rohingya melarikan diri dari Myanmar pada 2017 setelah kebrutalan operasi militer yang disebut PBB sebagai upaya genosida dan termasuk pembunuhan dan pemerkosaan massal.

Myanmar dengan tegas membantah tuduhan genosida, mengatakan kampanye militernya di ratusan desa di negara bagian Rakhine di utara adalah respons atas serangan pemberontak Rohingnya.

Mayoritas Muslim Rohingya yang bertempat tinggal di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh selatan bereaksi atas kehadiran Aung San Suu Kyi di Pengadilan Mahkamah Internasional dalam persidangan yang akan berlangsung 10-12 Desember.

Sejumlah warga Rohingnya mengutarakan harapannya terkait persidangan tersebut. Mohammed Zobayer (19), seorang guru di pusat pelatihan di kamp Bangladesh berharap komunitas global bertindak dan meminta pertanggungjawaban Myanmar atas kejahatan mengerikan yang mereka lakukan terhadap warga Rohingya.

"Kami menyaksikan pemerkosaan, penyiksaan dan pembunuhan. Kami melihat banyak orang dibunuh di depan mata kami. Hal yang bisa kami lakukan hanya kabur saat rumah kami dibakar. Inilah saatnya komunitas global bertindak dan menuntut pertanggungjawaban Myanmar atas kejahatan mengerikan yang mereka lakukan. Mereka harus bertanggung jawab atas genosida terhadap Rohingya," jelasnya sebagaimana dilansir Aljazeera, Selasa (10/12).

Dia mengatakan dulu sebelum berkuasa Suu Kyi berbicara terkait pemerkosaan yang dilakukan militer sebagai senjata, namun justru sekarang membela militer.

"Kami tak sabar menunggu sidangnya. Tapi kami tidak yakin bisa mendengarnya karena buruknya jaringan internet di sini," kata dia.

Warga lainnya, Nur Alam (65) menyesalkan sikap Suu Kyi yang dulu menjadi ikon perdamaian tapi sekarang menjadi ikon genosida. Anak laki-laki Nur Alam ditembak mati oleh militer setelah operasi militer Agustus 2017.

"Aung San Suu Kyi pernah menjadi ikon perdamaian dan kami memiliki harapan besar padanya bahwa banyak hal akan berubah setelah dia berkuasa. Kami dulu berdoa untuknya, tapi dia sekarang menjadi ikon genosida. Alih-alih melindungi kami, dia mendukung pembunuh. Sekarang dia akan membela para pembunuh itu. Kami benci dia. Memalukan," sesalnya.

"Dia dan tentara dan para pembunuh anak saya harus dihukum. Saya telah lama menunggu ini. Saya tidak akan memiliki penyesalan dalam hidup jika saya melihat mereka dihukum," harapnya.

Hanya Keadilan yang Bisa Obati Luka Kami

Warga Rohingnya lainnya, Rashid Ahmed (35), mengatakan 12 anggota keluarganya dibunuh tentara Myanmar.

"Hanya keadilan yang bisa mengobati luka kami. Saya tahu saya tidak akan bisa mengembalikan mereka, tapi mereka akan istirahat dalam damai ketika pembunuh mereka dihukum," harapnya.

Momtaz Begum (31), menangis sembari memangku anaknya yang berusia 3 tahun. Dia bercerita suaminya dibunuh tentara.

"Mereka memperkosa saya dan membakar rumah saya, mereka menikam kepala anak perempuan saya yang berusia enam tahun. Saya mendengar bakal ada pengadilan terhadap Aung San Suu Kyi dan tentara. Kami menuntut pengadilan dari Suu Kyi dan militer. Mengapa mereka membunuh orang-orang kami yang tidak bersalah, anak-anak kami? Mengapa mereka menyiksa dan memperkosa perempuan kami? Kami menuntut keadilan," tegasnya.

Jamalida Begum (29) mengaku diperkosa tentara pada 2016 setelah suaminya dibunuh.

"Militer datang ke desa saya dan membunuh suami dan membakar rumah saya. Tiga tentara menyeret saya ke semak-semak dan mengacungkan senjata dan memperkosa saya sampai saya pingsan," kisahnya.

Jamalida melarikan diri ke Bangladesh setelah tentara memburunya karena bersedia diwawancarai wartawan asing setelah pemerkosaan dan penyiksaan yang dia alami.

"Yang saya inginkan hanya keadilan. Saya ingin hukuman bagi mereka yang memperkosa kami, membunuh orang-orang, membakar rumah kami, membakar anak-anak kami," pungkasnya.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Apa Itu Rohingya dan Penyebab Konfliknya, Perlu Diketahui
Apa Itu Rohingya dan Penyebab Konfliknya, Perlu Diketahui

Konflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.

Baca Selengkapnya
UNHCR Blak-blakan Buka Suara soal Penyelundupan Rohingya di Aceh
UNHCR Blak-blakan Buka Suara soal Penyelundupan Rohingya di Aceh

Satu orang sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus penyelundupan Rohingya ke Aceh.

Baca Selengkapnya
Etnis Rohingya Mengeluh Dikasih Makan Sedikit, Yenny Wahid: Enggak Bersyukur
Etnis Rohingya Mengeluh Dikasih Makan Sedikit, Yenny Wahid: Enggak Bersyukur

Pemerintah Indonesia adalah negosiasi dengan pemerintah Myanmar soal pengungsi Rohingya.

Baca Selengkapnya
Polemik Etnis Rohingya di Aceh, JK: Tanggung Jawab UNHCR
Polemik Etnis Rohingya di Aceh, JK: Tanggung Jawab UNHCR

JK mencontohkan konflik yang terjadi di Ambon dan Papua yang membuat warga mengungsi.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Didesak Tegas soal Etnis Rohingnya: Jangan Sampai Jadi Masalah
Pemerintah Didesak Tegas soal Etnis Rohingnya: Jangan Sampai Jadi Masalah

Jika pemerintah terlambat mengambil kebijakan bisa jadi pekerjaan rumah yang sulit untuk diselesaikan di kemudian hari.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Rohingya dan Penolakan Warga Aceh
Pengungsi Rohingya dan Penolakan Warga Aceh

Pengungsi Rohingya kini mendapat penolakan dari warga Aceh. Pemerintah diminta bertindak tegas.

Baca Selengkapnya
Etnis Rohingya 'Serbu' Indonesia, Menlu ke UNHCR: Dugaan Kuat Ada Penyelundupan & Perdagangan Manusia
Etnis Rohingya 'Serbu' Indonesia, Menlu ke UNHCR: Dugaan Kuat Ada Penyelundupan & Perdagangan Manusia

UNHCR mengatakan, lebih dari 1.200 orang Rohingya telah mendarat di Indonesia sejak November 2023.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Mahfud MD Tangani Pengungsi Rohingya
Jokowi Minta Mahfud MD Tangani Pengungsi Rohingya

Hingga akhir November 2023, tercatat 1.084 warga Rohingya yang mendarat di Aceh menggunakan 6 kapal kayu.

Baca Selengkapnya
Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Polisi Tetapkan Dua Tersangka Baru
Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Polisi Tetapkan Dua Tersangka Baru

Polisi menetapkan dua tersangka baru dalam kasus dugaan penyelundupan manusia etnis Rohingya ke Aceh. Dua tersangka itu berinisial MAH (22) dan HB (53).

Baca Selengkapnya
Pernyataan Lengkap Wapres Ma'ruf Amin Buka Opsi Tampung Pengungsi Rohingya di Pulau Galang
Pernyataan Lengkap Wapres Ma'ruf Amin Buka Opsi Tampung Pengungsi Rohingya di Pulau Galang

Wapres Ma'ruf Amin membuka opsi untuk menampung para pengungsi Rohingya di Pulau Galang.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Rohingya Terus Bertambah, Mahfud MD: Orang Aceh, Sumut, Riau Sudah Keberatan
Pengungsi Rohingya Terus Bertambah, Mahfud MD: Orang Aceh, Sumut, Riau Sudah Keberatan

Mahfud MD sedang mencari jalan keluar mengenai pengungsi Rohingya yang terus bertambah datang ke Indonesia

Baca Selengkapnya
Drama Manusia Terlantar: Rahasia Mengerikan Imigran Rohingya Menembus Aceh
Drama Manusia Terlantar: Rahasia Mengerikan Imigran Rohingya Menembus Aceh

Ketiga WNA tersebut hadir dalam persidangan tanpa didampingi penasihat hukum, kecuali didampingi ahli alih bahasa atau penerjemah.

Baca Selengkapnya